4 Bulan Tak Cair, Nasabah Bahan Lintas Nusantara Stres, Ada yang Meninggal dan Mobil Disita
- pexel @Anna Shvets
Viva, Banyumas - Skandal investasi di Koperasi Bahana Lintas Nusantara (BLN) terus menimbulkan korban. Sudah empat bulan lamanya ribuan nasabah tidak menerima bagi hasil yang dijanjikan. Akibatnya, banyak nasabah mengalami stres berat, bahkan ada yang meninggal dunia hingga mengalami penyitaan aset dan kendaraan oleh leasing.
Salah satu kasus paling memilukan datang dari Grogol, Sukoharjo. Seorang pensiunan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang menjadi nasabah BLN dikabarkan meninggal dunia pada Selasa, 24 Juni 2025.
Ia diduga wafat karena tekanan psikologis dan syok setelah dana investasinya tak kunjung cair, sementara kewajiban membayar cicilan bank terus menumpuk. Aris Carmadi, Juru Bicara Koperasi BLN, dikutip dari akun Instagram @boyolalikita mengatakan Banyak pensiunan masuk BLN dengan harapan bisa menikmati masa pensiun.
Tapi nyatanya, justru makin tertekan karena tak dapat bagi hasil. Tak hanya kematian, beberapa nasabah juga dilaporkan jatuh sakit karena beban mental yang berat. Sebagian besar mengandalkan hasil bulanan dari koperasi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari serta membayar cicilan bank.
Kondisi ini mendorong para anggota koperasi untuk menggalang donasi internal sebagai bentuk solidaritas. Aris menambahkan, bantuan berupa donasi kini sudah disalurkan ke beberapa korban.
Salah satunya adalah pedagang cilok asal Bojonegoro yang kehilangan modal usahanya. Aris mengatakan Dia hanya minta Rp100.000 untuk modal, tapi korban beri Rp300.000.
Padahal dia sudah investasi Rp30 juta. Situasi semakin rumit ketika sejumlah aset nasabah mulai disita oleh pihak ketiga. Aris mencatat setidaknya dua aset di Surabaya dan Malang sudah ditempeli stiker penyitaan bank, serta empat mobil yang ditarik oleh leasing karena tunggakan cicilan.
Para korban berasal dari berbagai daerah seperti Salatiga, Solo, Purworejo, hingga Surabaya. Sementara itu, Polres Boyolali telah menerima 10 laporan terkait dugaan penipuan koperasi BLN dan memeriksa sekitar 20 saksi.
Total kerugian nasabah diperkirakan mencapai Rp2 miliar. Proses penyelidikan masih berlanjut dan kini dalam koordinasi dengan Polda Jateng serta instansi seperti OJK dan Dinas Koperasi.
Hingga saat ini, belum ada kepastian kapan dana akan dibayarkan. Pihak koperasi berdalih bahwa kendala bersumber dari kerja sama proyek yang terhambat dan masih menjanjikan pengembalian di masa mendatang.
Namun, banyak nasabah kini kehilangan kepercayaan dan memilih menempuh jalur hukum demi keadila
Viva, Banyumas - Skandal investasi di Koperasi Bahana Lintas Nusantara (BLN) terus menimbulkan korban. Sudah empat bulan lamanya ribuan nasabah tidak menerima bagi hasil yang dijanjikan. Akibatnya, banyak nasabah mengalami stres berat, bahkan ada yang meninggal dunia hingga mengalami penyitaan aset dan kendaraan oleh leasing.
Salah satu kasus paling memilukan datang dari Grogol, Sukoharjo. Seorang pensiunan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang menjadi nasabah BLN dikabarkan meninggal dunia pada Selasa, 24 Juni 2025.
Ia diduga wafat karena tekanan psikologis dan syok setelah dana investasinya tak kunjung cair, sementara kewajiban membayar cicilan bank terus menumpuk. Aris Carmadi, Juru Bicara Koperasi BLN, dikutip dari akun Instagram @boyolalikita mengatakan Banyak pensiunan masuk BLN dengan harapan bisa menikmati masa pensiun.
Tapi nyatanya, justru makin tertekan karena tak dapat bagi hasil. Tak hanya kematian, beberapa nasabah juga dilaporkan jatuh sakit karena beban mental yang berat. Sebagian besar mengandalkan hasil bulanan dari koperasi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari serta membayar cicilan bank.
Kondisi ini mendorong para anggota koperasi untuk menggalang donasi internal sebagai bentuk solidaritas. Aris menambahkan, bantuan berupa donasi kini sudah disalurkan ke beberapa korban.
Salah satunya adalah pedagang cilok asal Bojonegoro yang kehilangan modal usahanya. Aris mengatakan Dia hanya minta Rp100.000 untuk modal, tapi korban beri Rp300.000.
Padahal dia sudah investasi Rp30 juta. Situasi semakin rumit ketika sejumlah aset nasabah mulai disita oleh pihak ketiga. Aris mencatat setidaknya dua aset di Surabaya dan Malang sudah ditempeli stiker penyitaan bank, serta empat mobil yang ditarik oleh leasing karena tunggakan cicilan.
Para korban berasal dari berbagai daerah seperti Salatiga, Solo, Purworejo, hingga Surabaya. Sementara itu, Polres Boyolali telah menerima 10 laporan terkait dugaan penipuan koperasi BLN dan memeriksa sekitar 20 saksi.
Total kerugian nasabah diperkirakan mencapai Rp2 miliar. Proses penyelidikan masih berlanjut dan kini dalam koordinasi dengan Polda Jateng serta instansi seperti OJK dan Dinas Koperasi.
Hingga saat ini, belum ada kepastian kapan dana akan dibayarkan. Pihak koperasi berdalih bahwa kendala bersumber dari kerja sama proyek yang terhambat dan masih menjanjikan pengembalian di masa mendatang.
Namun, banyak nasabah kini kehilangan kepercayaan dan memilih menempuh jalur hukum demi keadila