Purbalingga Punya Gawe! Jamu Lokal Disiapkan Jadi Komoditas Dunia

Sinergitas Pentahelix dorong jamu lokal Purbalingga mendunia
Sumber :
  • Pemkab Purbalingga

Viva, Banyumas - Kabupaten Purbalingga kembali menarik perhatian publik nasional melalui pelaksanaan kegiatan Sinergitas Pentahelix 2025. Acara ini menjadi wadah strategis untuk mendorong potensi jamu lokal agar semakin diakui secara luas menjadi komoditas dunia.

Digelar di Gedung Andrawina, Kompleks Hotel Owabong, pada Rabu (25/6/2025), kegiatan tersebut mengusung semangat kolaboratif berbagai elemen untuk memperkuat posisi jamu lokal Purbalingga sebagai produk unggulan Indonesia.

Sinergi antar unsur pentahelix menjadi kunci utama dalam membangun ekosistem jamu yang tangguh. Melalui momen ini, Purbalingga menegaskan perannya dalam pelestarian budaya sekaligus pengembangan ekonomi.

Jamu tidak lagi hanya dipandang sebagai warisan leluhur, tetapi juga sebagai kekuatan ekonomi yang dapat bersaing di tingkat nasional maupun global.

Kegiatan ini diprakarsai oleh Loka POM Banyumas bersama Perkumpulan Pelaku Jamu Alami Indonesia (PPJAI). Dengan mengusung tema “Meracik Masa Depan Ekonomi Indonesia dengan Jamu sebagai Warisan dan Peluang Ekonomi”, acara ini mempertemukan unsur pentahelix: akademisi, komunitas, pelaku usaha, media, dan pemerintah.

Tujuan utamanya adalah membangun ekosistem jamu nasional yang kuat, berkelanjutan, dan mampu bersaing di pasar global. Ketua Panitia Azif Yunan menegaskan, jamu bukan sekadar tradisi, melainkan aset strategis bangsa yang telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya tak benda.

Lewat forum ini, pelaku usaha mendapat kemudahan mengurus perizinan produk secara langsung bersama BPOM, sebagai bentuk percepatan legalitas jamu dan produk turunannya.

Dilansir dari Pemkab Purbalingga, Menurut Ketua Umum PPJAI, Mukit Hendrayatno, industri jamu kini menyerap lebih dari 15.000 tenaga kerja, termasuk dari sektor pertanian dan distribusi. Ia juga menyoroti penggunaan 90% bahan baku lokal dalam proses produksi, sebuah pencapaian di tengah tantangan ekonomi global dan isu ketergantungan impor.

Kepala Loka POM Banyumas, Gidion, menyatakan komitmen untuk mendampingi UMKM jamu agar mampu menghadirkan produk yang aman, bermutu, dan berdaya saing.

Ia mendorong sinergi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat untuk memperkuat edukasi serta standar mutu jamu lokal. Sementara itu, Wakil Bupati Purbalingga, Dimas Prasetyahani, menyatakan dukungan penuh pemerintah daerah dalam mempercepat perizinan dan pembinaan UMKM.

Ia optimistis, dengan kolaborasi kuat seperti ini, jamu dari Purbalingga bisa menembus pasar internasional. Dengan semangat kolaborasi dan pelestarian budaya, jamu dari Purbalingga siap menjadi komoditas dunia, membawa nama Indonesia harum di kancah global

Viva, Banyumas - Kabupaten Purbalingga kembali menarik perhatian publik nasional melalui pelaksanaan kegiatan Sinergitas Pentahelix 2025. Acara ini menjadi wadah strategis untuk mendorong potensi jamu lokal agar semakin diakui secara luas menjadi komoditas dunia.

Digelar di Gedung Andrawina, Kompleks Hotel Owabong, pada Rabu (25/6/2025), kegiatan tersebut mengusung semangat kolaboratif berbagai elemen untuk memperkuat posisi jamu lokal Purbalingga sebagai produk unggulan Indonesia.

Sinergi antar unsur pentahelix menjadi kunci utama dalam membangun ekosistem jamu yang tangguh. Melalui momen ini, Purbalingga menegaskan perannya dalam pelestarian budaya sekaligus pengembangan ekonomi.

Jamu tidak lagi hanya dipandang sebagai warisan leluhur, tetapi juga sebagai kekuatan ekonomi yang dapat bersaing di tingkat nasional maupun global.

Kegiatan ini diprakarsai oleh Loka POM Banyumas bersama Perkumpulan Pelaku Jamu Alami Indonesia (PPJAI). Dengan mengusung tema “Meracik Masa Depan Ekonomi Indonesia dengan Jamu sebagai Warisan dan Peluang Ekonomi”, acara ini mempertemukan unsur pentahelix: akademisi, komunitas, pelaku usaha, media, dan pemerintah.

Tujuan utamanya adalah membangun ekosistem jamu nasional yang kuat, berkelanjutan, dan mampu bersaing di pasar global. Ketua Panitia Azif Yunan menegaskan, jamu bukan sekadar tradisi, melainkan aset strategis bangsa yang telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya tak benda.

Lewat forum ini, pelaku usaha mendapat kemudahan mengurus perizinan produk secara langsung bersama BPOM, sebagai bentuk percepatan legalitas jamu dan produk turunannya.

Dilansir dari Pemkab Purbalingga, Menurut Ketua Umum PPJAI, Mukit Hendrayatno, industri jamu kini menyerap lebih dari 15.000 tenaga kerja, termasuk dari sektor pertanian dan distribusi. Ia juga menyoroti penggunaan 90% bahan baku lokal dalam proses produksi, sebuah pencapaian di tengah tantangan ekonomi global dan isu ketergantungan impor.

Kepala Loka POM Banyumas, Gidion, menyatakan komitmen untuk mendampingi UMKM jamu agar mampu menghadirkan produk yang aman, bermutu, dan berdaya saing.

Ia mendorong sinergi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat untuk memperkuat edukasi serta standar mutu jamu lokal. Sementara itu, Wakil Bupati Purbalingga, Dimas Prasetyahani, menyatakan dukungan penuh pemerintah daerah dalam mempercepat perizinan dan pembinaan UMKM.

Ia optimistis, dengan kolaborasi kuat seperti ini, jamu dari Purbalingga bisa menembus pasar internasional. Dengan semangat kolaborasi dan pelestarian budaya, jamu dari Purbalingga siap menjadi komoditas dunia, membawa nama Indonesia harum di kancah global