Update Terbaru! Daftar Produk Pro Israel yang Wajib Kamu Boikot 2025
- Pexel @Caio
Viva, Banyumas - Memanasnya konflik antara Iran dan Israel di pertengahan tahun 2025 kembali membangkitkan gelombang besar aksi boikot terhadap berbagai produk yang memiliki keterkaitan dengan Israel.
Ketegangan yang meningkat ini turut membakar semangat solidaritas global, terutama dari kalangan pro-Palestina. Salah satu peristiwa yang menjadi pemantik utama adalah serangan balasan Iran yang menyasar Bandara Internasional Ben Gurion di Israel dan aksi saling balasan serangan terjadi selama perang yang berlangsung 12 hari tersebut.
Serangan tersebut mengakibatkan kekacauan besar di wilayah Israel dan membuat situasi semakin genting di kawasan Timur Tengah. Di sisi lain, masyarakat dunia belum melupakan peristiwa memilukan ketika warga Palestina yang hendak menyelamatkan diri dari serangan di Gaza ditolak masuk oleh pemerintah Mesir.
Kontras dengan kondisi saat perang melawan Israel, di mana warga Israel justru bisa mengungsi ke perbatasan Taba, hal ini menuai kritik tajam dan memperkuat semangat boikot terhadap pihak-pihak yang dianggap mendukung Israel.
Sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina dan sebagai upaya melemahkan kekuatan ekonomi Israel, Gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) terus mendorong masyarakat internasional untuk tidak membeli atau menggunakan produk-produk yang dianggap pro Israel.
BDS adalah gerakan global yang menyerukan aksi nyata terhadap entitas bisnis yang terafiliasi langsung atau tidak langsung dengan dukungan pada Israel.
Berdasarkan data terbaru yang diunggah akun Instagram @gerakanbds, berikut adalah daftar produk dan merek pro Israel yang menjadi target boikot tahun 2025:
Teknologi & Komunikasi: HP (Hewlett-Packard), Intel, Dell, Cisco
Makanan Cepat Saji & Minuman: McDonald’s, Burger King, Pizza Hut, Coca-Cola, Sprite, Fanta, Minute Maid, Nutriboost
Pakaian & Aksesori: Reebok Mainan & Hiburan: XBOX, Disney
Keuangan & Asuransi: AXA
Produk-produk ini tersebar luas di pasar global, termasuk di Indonesia. Dengan semakin maraknya kesadaran masyarakat, boikot bukan hanya sebatas ajakan moral, tetapi juga menjadi langkah strategis untuk menekan agresi Israel terhadap Palestina melalui jalur ekonomi.
Masyarakat diimbau untuk mulai memilih alternatif lokal atau internasional yang tidak terkait dengan Israel.
Dukungan nyata terhadap perjuangan Palestina tidak hanya dilakukan lewat aksi turun ke jalan, tetapi juga dengan menghentikan konsumsi produk-produk yang mendukung penindasan.
Aksi boikot ini juga mendapat dukungan luas dari aktivis kemanusiaan, mahasiswa, komunitas muslim, hingga tokoh-tokoh masyarakat dunia yang peduli terhadap keadilan di Timur Tengah
Viva, Banyumas - Memanasnya konflik antara Iran dan Israel di pertengahan tahun 2025 kembali membangkitkan gelombang besar aksi boikot terhadap berbagai produk yang memiliki keterkaitan dengan Israel.
Ketegangan yang meningkat ini turut membakar semangat solidaritas global, terutama dari kalangan pro-Palestina. Salah satu peristiwa yang menjadi pemantik utama adalah serangan balasan Iran yang menyasar Bandara Internasional Ben Gurion di Israel dan aksi saling balasan serangan terjadi selama perang yang berlangsung 12 hari tersebut.
Serangan tersebut mengakibatkan kekacauan besar di wilayah Israel dan membuat situasi semakin genting di kawasan Timur Tengah. Di sisi lain, masyarakat dunia belum melupakan peristiwa memilukan ketika warga Palestina yang hendak menyelamatkan diri dari serangan di Gaza ditolak masuk oleh pemerintah Mesir.
Kontras dengan kondisi saat perang melawan Israel, di mana warga Israel justru bisa mengungsi ke perbatasan Taba, hal ini menuai kritik tajam dan memperkuat semangat boikot terhadap pihak-pihak yang dianggap mendukung Israel.
Sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina dan sebagai upaya melemahkan kekuatan ekonomi Israel, Gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) terus mendorong masyarakat internasional untuk tidak membeli atau menggunakan produk-produk yang dianggap pro Israel.
BDS adalah gerakan global yang menyerukan aksi nyata terhadap entitas bisnis yang terafiliasi langsung atau tidak langsung dengan dukungan pada Israel.
Berdasarkan data terbaru yang diunggah akun Instagram @gerakanbds, berikut adalah daftar produk dan merek pro Israel yang menjadi target boikot tahun 2025:
Teknologi & Komunikasi: HP (Hewlett-Packard), Intel, Dell, Cisco
Makanan Cepat Saji & Minuman: McDonald’s, Burger King, Pizza Hut, Coca-Cola, Sprite, Fanta, Minute Maid, Nutriboost
Pakaian & Aksesori: Reebok Mainan & Hiburan: XBOX, Disney
Keuangan & Asuransi: AXA
Produk-produk ini tersebar luas di pasar global, termasuk di Indonesia. Dengan semakin maraknya kesadaran masyarakat, boikot bukan hanya sebatas ajakan moral, tetapi juga menjadi langkah strategis untuk menekan agresi Israel terhadap Palestina melalui jalur ekonomi.
Masyarakat diimbau untuk mulai memilih alternatif lokal atau internasional yang tidak terkait dengan Israel.
Dukungan nyata terhadap perjuangan Palestina tidak hanya dilakukan lewat aksi turun ke jalan, tetapi juga dengan menghentikan konsumsi produk-produk yang mendukung penindasan.
Aksi boikot ini juga mendapat dukungan luas dari aktivis kemanusiaan, mahasiswa, komunitas muslim, hingga tokoh-tokoh masyarakat dunia yang peduli terhadap keadilan di Timur Tengah