Zhenhao Zou, Mahasiswa PhD yang Lecehkan 10 Wanita Inggris, Dihukum Seumur Hidup
- Tiktok @allymo07
Viva, Banyumas - Kasus mengejutkan menimpa Zhenhao Zou, seorang mahasiswa PhD asal Tiongkok yang kuliah di Inggris. Ia dihukum seumur hidup setelah pengadilan menyatakan Zou bersalah karena telah melecehkan 10 wanita Inggris selama periode 2019 hingga 2023.
Tindakannya dianggap sebagai salah satu kejahatan seksual paling serius yang pernah dihadapi otoritas hukum di London. Selama penyelidikan, terungkap bahwa Zhenhao Zou, meskipun berstatus sebagai mahasiswa PhD, menjalankan aksi predatornya dengan cara yang sistematis dan licik.
Ia menggunakan obat-obatan dan alkohol untuk membuat korban tak berdaya, lalu melecehkan 10 wanita Inggris dalam kondisi tidak sadar. Karena perbuatannya, ia dijatuhi hukuman seumur hidup oleh pengadilan Inggris.
Vonis seumur hidup yang dijatuhkan kepada Zhenhao Zou menegaskan bahwa gelar akademik seperti mahasiswa PhD tidak menjamin perilaku bermoral.
Aksi melecehkan 10 wanita Inggris yang dilakukan Zou menjadi peringatan keras tentang pentingnya deteksi dini terhadap pelaku kekerasan seksual, tak peduli latar belakangnya.
Dilansir dari laman Dailymail, Dalam persidangan yang digelar di Inner London Crown Court, terungkap bahwa Zou kerap menggunakan taktik manipulatif seperti meracuni korban dengan alkohol dan obat-obatan sebelum melakukan tindakan asusila.
Para korban dilecehkan dalam kondisi tidak sadar, dan sebagian besar insiden direkam secara diam-diam oleh pelaku.
Zhenhao Zou, yang diketahui tinggal di apartemen mewah kawasan Elephant and Castle, menjalani kehidupan ganda.
Di satu sisi, ia dikenal sebagai mahasiswa PhD cerdas dan ramah, namun di balik itu, ia merupakan predator yang menjalankan aksi sistematis terhadap perempuan muda.
Hakim Rosina Cottage menyebut tindakan Zou sebagai “kampanye pelecehan” yang dilakukan demi kepuasan dan kekuasaan.
Selain korban di Inggris, penyelidikan juga mengungkap bahwa Zou pernah melakukan tindakan serupa terhadap tujuh wanita lain di Tiongkok.
Polisi bahkan menemukan "kotak trofi" berisi barang pribadi korban sebagai bentuk memorabilia atas kejahatannya. Total, ada 24 perempuan lain yang mengaku pernah menjadi target Zou, memperkuat dugaan bahwa jumlah korban sesungguhnya lebih besar.
Atas vonis hukuman seumur hidup ini, pihak kepolisian berharap para korban mendapatkan keadilan dan masyarakat lebih waspada terhadap pelaku kekerasan seksual yang menyamar dalam wujud orang biasa, bahkan berpendidikan tinggi seperti mahasiswa PhD.
Komandan Kevin Southworth menegaskan pentingnya dukungan terhadap korban dan menyerukan agar siapa pun yang merasa pernah menjadi target Zhenhao Zou tidak ragu melapor.
“Kami siap menerima setiap laporan dengan penuh empati dan perlindungan,” ujarnya.
asus Zhenhao Zou menjadi peringatan keras bahwa predator bisa hadir dalam berbagai bentuk, termasuk mereka yang tampil sempurna secara akademik.
Upaya untuk melindungi korban kekerasan seksual harus terus diperkuat, baik di dunia pendidikan maupun masyarakat luas
Viva, Banyumas - Kasus mengejutkan menimpa Zhenhao Zou, seorang mahasiswa PhD asal Tiongkok yang kuliah di Inggris. Ia dihukum seumur hidup setelah pengadilan menyatakan Zou bersalah karena telah melecehkan 10 wanita Inggris selama periode 2019 hingga 2023.
Tindakannya dianggap sebagai salah satu kejahatan seksual paling serius yang pernah dihadapi otoritas hukum di London. Selama penyelidikan, terungkap bahwa Zhenhao Zou, meskipun berstatus sebagai mahasiswa PhD, menjalankan aksi predatornya dengan cara yang sistematis dan licik.
Ia menggunakan obat-obatan dan alkohol untuk membuat korban tak berdaya, lalu melecehkan 10 wanita Inggris dalam kondisi tidak sadar. Karena perbuatannya, ia dijatuhi hukuman seumur hidup oleh pengadilan Inggris.
Vonis seumur hidup yang dijatuhkan kepada Zhenhao Zou menegaskan bahwa gelar akademik seperti mahasiswa PhD tidak menjamin perilaku bermoral.
Aksi melecehkan 10 wanita Inggris yang dilakukan Zou menjadi peringatan keras tentang pentingnya deteksi dini terhadap pelaku kekerasan seksual, tak peduli latar belakangnya.
Dilansir dari laman Dailymail, Dalam persidangan yang digelar di Inner London Crown Court, terungkap bahwa Zou kerap menggunakan taktik manipulatif seperti meracuni korban dengan alkohol dan obat-obatan sebelum melakukan tindakan asusila.
Para korban dilecehkan dalam kondisi tidak sadar, dan sebagian besar insiden direkam secara diam-diam oleh pelaku.
Zhenhao Zou, yang diketahui tinggal di apartemen mewah kawasan Elephant and Castle, menjalani kehidupan ganda.
Di satu sisi, ia dikenal sebagai mahasiswa PhD cerdas dan ramah, namun di balik itu, ia merupakan predator yang menjalankan aksi sistematis terhadap perempuan muda.
Hakim Rosina Cottage menyebut tindakan Zou sebagai “kampanye pelecehan” yang dilakukan demi kepuasan dan kekuasaan.
Selain korban di Inggris, penyelidikan juga mengungkap bahwa Zou pernah melakukan tindakan serupa terhadap tujuh wanita lain di Tiongkok.
Polisi bahkan menemukan "kotak trofi" berisi barang pribadi korban sebagai bentuk memorabilia atas kejahatannya. Total, ada 24 perempuan lain yang mengaku pernah menjadi target Zou, memperkuat dugaan bahwa jumlah korban sesungguhnya lebih besar.
Atas vonis hukuman seumur hidup ini, pihak kepolisian berharap para korban mendapatkan keadilan dan masyarakat lebih waspada terhadap pelaku kekerasan seksual yang menyamar dalam wujud orang biasa, bahkan berpendidikan tinggi seperti mahasiswa PhD.
Komandan Kevin Southworth menegaskan pentingnya dukungan terhadap korban dan menyerukan agar siapa pun yang merasa pernah menjadi target Zhenhao Zou tidak ragu melapor.
“Kami siap menerima setiap laporan dengan penuh empati dan perlindungan,” ujarnya.
asus Zhenhao Zou menjadi peringatan keras bahwa predator bisa hadir dalam berbagai bentuk, termasuk mereka yang tampil sempurna secara akademik.
Upaya untuk melindungi korban kekerasan seksual harus terus diperkuat, baik di dunia pendidikan maupun masyarakat luas