Ko Jaga Alam, Alam Jaga Ko: Malagufuk, Warisan Hutan Terakhir Papua di Ujung Tanduk Gempuran Kelapa Sawit
- pexel @Laura Monticelli
Namun bayang-bayang ancaman terus menghantui. Ramainya konflik tanah adat dan sawit di wilayah Sorong menyentak kesadaran Opi.
Ia tahu, jika industri sawit terus merangsek, bisa jadi Malagufuk adalah korban berikutnya. “Saya takut kalau kelapa sawit masuk.
Jangan sampai anak cucu kami nanti hanya melihat ‘cenderasawit’, bukan cenderawasih,” kata Opi dikutip dari akun Instagram @awreceh.id pada 8 Juni 2025.
Bagi masyarakat Moi, hutan bukan sekadar ruang hijau, melainkan tam sini, yang berarti “mama” dalam bahasa setempat.
Mama yang melahirkan, memberi makan, dan menyembuhkan. Jika mama dirusak, maka hilanglah keseimbangan hidup.
Karena itu, Opi dan warga Malagufuk bertekad mati-matian menjaga Hutan Klasow, bahkan tak segan menyebut bahwa perambahan liar sama saja memicu genderang perang.
Falsafah hidup orang Moi sederhana tapi kuat: “Ko jaga alam, alam jaga ko.” Prinsip ini ditanamkan secara turun-temurun.