Eks Teroris Bom Bali 1 Umar Patek Kini Suguhkan Kopi Khas Bondowoso, Ini Ceritanya
- instagram @umar.potret
Viva, Banyumas - Eks teroris Umar Patek, yang pernah terlibat dalam tragedi Bom Bali 1, kini menjalani kehidupan baru sebagai pebisnis. Ia membuka usaha kopi bernama Ramu Kopi yang suguhkan kopi khas Bondowoso dengan cita rasa unik. Cerita perubahannya ini menjadi sorotan banyak orang.
Mantan pelaku Bom Bali 1 ini menggunakan peluang dari masa lalunya untuk bangkit dan memperbaiki diri. Dengan usaha kopi yang suguhkan kopi terbaik dari daerah Bondowoso, Umar ingin menyebarkan pesan damai melalui minuman yang kini menjadi passion barunya. Cerita tentang transformasi hidupnya banyak menginspirasi.
Melalui Ramu Kopi, eks teroris ini membuktikan bahwa masa lalu tidak menutup jalan untuk perubahan. Usaha yang suguhkan kopi Bondowoso ini diwarnai oleh dukungan dari berbagai pihak. Cerita Umar Patek kini menjadi simbol harapan dan rekonsiliasi dari tragedi Bom Bali 1. Pada Selasa (3/6/2025), Umar memperkenalkan Ramu Kopi kepada publik.
Nama “Ramu” sendiri merupakan kebalikan dari namanya, melambangkan perubahan dan harapan baru dalam hidupnya.
Dikutip dari tvonenews, Umar mengatakan dirinya dulu dikenal karena hal yang menyakitkan dunia, kini ia meramu rasa menyeduh damai.
Rasa pahit itu dulu menghancurkan, sekarang pahit ini menyembuhkan lewat kopi. Usaha kopi ini berfokus pada cita rasa khas Bondowoso, yang dikenal dengan kualitas biji kopi arabika ljen dan robusta yang unggul.
Umar menawarkan berbagai jenis kopi, termasuk signature blend dan kopi rempah yang khas. Ide membuka usaha kopi muncul setelah Umar ditolak untuk mendapatkan bantuan uang oleh drg.David Andreasmito, pemilik Hedon Estate, yang justru menawarkan kesempatan kerja sebagai bentuk dukungan.
David yang juga seorang pakar kopi membantu Umar dalam meracik kopi khas Bondowoso, hingga akhirnya kopi tersebut mendapat tempat di kafe milik David. Peluncuran Ramu Kopi ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komisaris Jenderal Pol Marthinus Hukom, yang pernah menjadi lawan Umar di masa lalu.
Tak hanya itu, penyintas Bom Bali 1, Chusnul Chotimah, juga hadir memberikan dukungan pada langkah Umar.
Kehadiran mereka menjadi simbol bahwa meski masa lalu penuh luka, ada harapan untuk perubahan dan rekonsiliasi.
Ramu Kopi bukan sekadar bisnis, melainkan simbol perjalanan Umar Patek dari bayang-bayang teror menuju harapan baru yang meramu kedamaian dalam setiap cangkir kopi.
Ini kisah yang membuktikan bahwa masa lalu tidak harus menentukan masa depan, dan kopi menjadi medium bagi penyembuhan dan perdamaian
Viva, Banyumas - Eks teroris Umar Patek, yang pernah terlibat dalam tragedi Bom Bali 1, kini menjalani kehidupan baru sebagai pebisnis. Ia membuka usaha kopi bernama Ramu Kopi yang suguhkan kopi khas Bondowoso dengan cita rasa unik. Cerita perubahannya ini menjadi sorotan banyak orang.
Mantan pelaku Bom Bali 1 ini menggunakan peluang dari masa lalunya untuk bangkit dan memperbaiki diri. Dengan usaha kopi yang suguhkan kopi terbaik dari daerah Bondowoso, Umar ingin menyebarkan pesan damai melalui minuman yang kini menjadi passion barunya. Cerita tentang transformasi hidupnya banyak menginspirasi.
Melalui Ramu Kopi, eks teroris ini membuktikan bahwa masa lalu tidak menutup jalan untuk perubahan. Usaha yang suguhkan kopi Bondowoso ini diwarnai oleh dukungan dari berbagai pihak. Cerita Umar Patek kini menjadi simbol harapan dan rekonsiliasi dari tragedi Bom Bali 1. Pada Selasa (3/6/2025), Umar memperkenalkan Ramu Kopi kepada publik.
Nama “Ramu” sendiri merupakan kebalikan dari namanya, melambangkan perubahan dan harapan baru dalam hidupnya.
Dikutip dari tvonenews, Umar mengatakan dirinya dulu dikenal karena hal yang menyakitkan dunia, kini ia meramu rasa menyeduh damai.
Rasa pahit itu dulu menghancurkan, sekarang pahit ini menyembuhkan lewat kopi. Usaha kopi ini berfokus pada cita rasa khas Bondowoso, yang dikenal dengan kualitas biji kopi arabika ljen dan robusta yang unggul.
Umar menawarkan berbagai jenis kopi, termasuk signature blend dan kopi rempah yang khas. Ide membuka usaha kopi muncul setelah Umar ditolak untuk mendapatkan bantuan uang oleh drg.David Andreasmito, pemilik Hedon Estate, yang justru menawarkan kesempatan kerja sebagai bentuk dukungan.
David yang juga seorang pakar kopi membantu Umar dalam meracik kopi khas Bondowoso, hingga akhirnya kopi tersebut mendapat tempat di kafe milik David. Peluncuran Ramu Kopi ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komisaris Jenderal Pol Marthinus Hukom, yang pernah menjadi lawan Umar di masa lalu.
Tak hanya itu, penyintas Bom Bali 1, Chusnul Chotimah, juga hadir memberikan dukungan pada langkah Umar.
Kehadiran mereka menjadi simbol bahwa meski masa lalu penuh luka, ada harapan untuk perubahan dan rekonsiliasi.
Ramu Kopi bukan sekadar bisnis, melainkan simbol perjalanan Umar Patek dari bayang-bayang teror menuju harapan baru yang meramu kedamaian dalam setiap cangkir kopi.
Ini kisah yang membuktikan bahwa masa lalu tidak harus menentukan masa depan, dan kopi menjadi medium bagi penyembuhan dan perdamaian