SPPG Cangkring Resmi Diluncurkan, Wonosobo Jadi Percontohan Layanan Makanan Bergizi Gratis untuk Siswa

Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Wadaslintang, Wonosobo.
Sumber :

Viva Banyumas – Yayasan Gerak Merdeka Mandiri resmi meluncurkan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Dusun Cangkring, Kelurahan Wadaslintang, Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo, pada awal Juni 2025.

Peluncuran ini merupakan bentuk dukungan terhadap program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi salah satu agenda prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Program ini menyasar peningkatan gizi anak-anak sekolah dari tingkat dasar hingga menengah atas, terutama di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). 

SPPG Cangkring ditargetkan mampu menyediakan 2.000 hingga 4.000 porsi makanan bergizi gratis setiap hari kepada siswa di wilayah sekitar yang selama ini mengalami keterbatasan akses terhadap pangan sehat.

Acara peresmian turut dihadiri oleh Direktur Wilayah II Badan Gizi Nasional Kolonel Albertus Dony Dewantoro dan Sekretaris Daerah Kabupaten Wonosobo One Andang Wardoyo. 

Dalam sambutannya, One Andang menyebut kehadiran SPPG sangat penting untuk mendorong kehadiran siswa di sekolah. 

“Kami menyambut baik hadirnya SPPG ini karena selain menanggulangi gizi buruk, program ini juga bisa menjadi stimulan bagi kehadiran siswa di sekolah. Anak-anak yang tadinya enggan datang karena tidak sarapan, kini bisa belajar dengan perut kenyang.”

Selain fokus pada gizi, program ini juga dirancang untuk memberdayakan ekonomi lokal.

Ketua Yayasan Gerak Merdeka Mandiri, Hendrawan, mengatakan bahan pangan akan dipasok dari petani dan UMKM lokal.

“Kita ingin menciptakan ekosistem pangan sehat yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Bahan bakunya dari petani lokal, pengolahannya oleh UMKM lokal, dan konsumennya anak-anak di desa. Ini bukan sekadar bagi makanan, tapi membangun masa depan," katanya.

Menurut data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2023, angka stunting di Kabupaten Wonosobo mencapai 21,6 persen, masih di atas ambang batas yang ditetapkan WHO. 

Kehadiran SPPG seperti di Cangkring ini diharapkan menjadi model bagi pengembangan layanan serupa, terutama di wilayah 3T di seluruh

Indonesia.