Suami Petry Sihombing Ditangkap, Polisi Sebut Tangisan Itu Sandiwara

Suami Petry Sihombing diamankan polisi terkait pembunuhan
Sumber :
  • Tiktok @ikarosica

Viva, Banyumas - Tragedi mengejutkan terjadi saat Suami Petry Sihombing diamankan polisi setelah video tangisan viral yang ternyata pura-pura untuk menutupi kasus pembunuhan yang dialami istrinya. Video itu sempat membuat banyak orang iba, namun kini fakta mengungkap sisi gelap kejadian tersebut.

Video tangisan viral yang memperlihatkan Suami Petry Sihombing tampak sangat bersedih ternyata hanyalah rekayasa belaka. Polisi berhasil menangkapnya setelah melakukan penyelidikan intensif atas kematian Petry yang penuh tanda tanya. Ternyata tangisan tersebut digunakan untuk menyembunyikan fakta pembunuhan yang sebenarnya.

Kini Suami Petry Sihombing sudah diamankan polisi dan tengah menjalani proses hukum. Video tangisan viral yang semula mengundang simpati berubah menjadi bukti rekayasa untuk menutupi kasus pembunuhan.

Kasus ini menjadi perhatian serius aparat penegak hukum untuk mengungkap kebenaran. Petry Sihombing ditemukan meninggal dunia dalam kondisi mengenaskan, dengan tangan terikat di kamar rumah mereka, Kecamatan Walantaka, Kota Serang, Banten.

Video yang memperlihatkan Wadison sangat sedih di depan jasad istrinya sempat membuat publik bersimpati, hingga akhirnya terungkap bahwa air mata suami itu adalah pura-pura.

Dikutip dari laman Viva, Kapolresta Serang, AKBP Yudha, mengonfirmasi bahwa Wadison sudah diamankan pada malam sebelumnya terkait kematian Petry.

Meski begitu, Yudha belum memberikan keterangan rinci tentang proses penangkapan maupun motif di balik tindakan Wadison.

Kakak Wadison, Toni Lembas Pasaribu, membenarkan bahwa keluarga telah menyerahkan Wadison ke pihak kepolisian untuk proses hukum lebih lanjut. Penangkapan ini menambah panjang daftar kasus kekerasan dalam rumah tangga yang berujung tragis di Indonesia.

Kematian Petry yang berawal dari penemuan jenazahnya dengan kondisi tangan terikat menimbulkan banyak pertanyaan. Dugaan awal, penyebab kematian dan motifnya masih dalam penyelidikan intensif oleh kepolisian setempat.

Kasus ini menimbulkan keprihatinan mendalam, terutama karena suami yang seharusnya menjadi pelindung justru terlibat dalam peristiwa yang merenggut nyawa istri sendiri.

Rekayasa tangisan Wadison juga menambah luka psikologis bagi keluarga dan masyarakat yang sempat percaya.

Pihak kepolisian terus menggali fakta dan mengumpulkan bukti untuk mengungkap tuntas kasus ini.

Sementara itu, masyarakat diminta untuk tidak mudah terprovokasi oleh video viral tanpa klarifikasi resmi.

Kasus ini menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan terhadap tanda-tanda kekerasan dalam rumah tangga dan perlunya dukungan sosial serta hukum untuk korban

Viva, Banyumas - Tragedi mengejutkan terjadi saat Suami Petry Sihombing diamankan polisi setelah video tangisan viral yang ternyata pura-pura untuk menutupi kasus pembunuhan yang dialami istrinya. Video itu sempat membuat banyak orang iba, namun kini fakta mengungkap sisi gelap kejadian tersebut.

Video tangisan viral yang memperlihatkan Suami Petry Sihombing tampak sangat bersedih ternyata hanyalah rekayasa belaka. Polisi berhasil menangkapnya setelah melakukan penyelidikan intensif atas kematian Petry yang penuh tanda tanya. Ternyata tangisan tersebut digunakan untuk menyembunyikan fakta pembunuhan yang sebenarnya.

Kini Suami Petry Sihombing sudah diamankan polisi dan tengah menjalani proses hukum. Video tangisan viral yang semula mengundang simpati berubah menjadi bukti rekayasa untuk menutupi kasus pembunuhan.

Kasus ini menjadi perhatian serius aparat penegak hukum untuk mengungkap kebenaran. Petry Sihombing ditemukan meninggal dunia dalam kondisi mengenaskan, dengan tangan terikat di kamar rumah mereka, Kecamatan Walantaka, Kota Serang, Banten.

Video yang memperlihatkan Wadison sangat sedih di depan jasad istrinya sempat membuat publik bersimpati, hingga akhirnya terungkap bahwa air mata suami itu adalah pura-pura.

Dikutip dari laman Viva, Kapolresta Serang, AKBP Yudha, mengonfirmasi bahwa Wadison sudah diamankan pada malam sebelumnya terkait kematian Petry.

Meski begitu, Yudha belum memberikan keterangan rinci tentang proses penangkapan maupun motif di balik tindakan Wadison.

Kakak Wadison, Toni Lembas Pasaribu, membenarkan bahwa keluarga telah menyerahkan Wadison ke pihak kepolisian untuk proses hukum lebih lanjut. Penangkapan ini menambah panjang daftar kasus kekerasan dalam rumah tangga yang berujung tragis di Indonesia.

Kematian Petry yang berawal dari penemuan jenazahnya dengan kondisi tangan terikat menimbulkan banyak pertanyaan. Dugaan awal, penyebab kematian dan motifnya masih dalam penyelidikan intensif oleh kepolisian setempat.

Kasus ini menimbulkan keprihatinan mendalam, terutama karena suami yang seharusnya menjadi pelindung justru terlibat dalam peristiwa yang merenggut nyawa istri sendiri.

Rekayasa tangisan Wadison juga menambah luka psikologis bagi keluarga dan masyarakat yang sempat percaya.

Pihak kepolisian terus menggali fakta dan mengumpulkan bukti untuk mengungkap tuntas kasus ini.

Sementara itu, masyarakat diminta untuk tidak mudah terprovokasi oleh video viral tanpa klarifikasi resmi.

Kasus ini menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan terhadap tanda-tanda kekerasan dalam rumah tangga dan perlunya dukungan sosial serta hukum untuk korban