Jateng Gunakan Data Desa Ungkap Pengangguran, Begini Strateginya!

Gubernur Jateng SaranGunakan Dana Desa kurangi Pengangguran
Sumber :
  • Pemprov Jateng

Viva, Banyumas - Pemerintah Jateng kini mengoptimalkan penggunaan dana desa untuk menekan angka pengangguran yang masih cukup tinggi. Dengan memanfaatkan data pengangguran berbasis desa, pemerintah daerah bisa mengidentifikasi secara detail warga yang belum memiliki pekerjaan sehingga intervensi program bisa lebih tepat sasaran.

Strateginya adalah melibatkan berbagai pihak, mulai dari dinas terkait hingga kementerian, untuk menyusun program pemberdayaan yang sesuai kebutuhan desa. Selain itu, Jateng juga fokus pada pengembangan sumber daya manusia melalui pelatihan vokasi dan pengoptimalan Balai Latihan Kerja agar tenaga kerja lebih siap menghadapi dunia industri.

Langkah lain dalam strategi Jateng adalah membuka peluang kerja di luar negeri dengan program magang ke negara-negara seperti Jepang dan Korea Selatan. Pemanfaatan dana desa dan pelatihan terpadu ini diharapkan dapat mengurangi pengangguran secara signifikan dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

“Dengan menggunakan basis data desa, kita bisa tahu detail penganggur, baik nama maupun alamatnya. Itu akan memudahkan kita dalam melakukan intervensi program secara tepat sasaran,” ujar Luthfi seusai rapat koordinasi ketenagakerjaan di Kantor Gubernur dikutip dari laman Pemprov Jateng.

Data ini kemudian dijadikan dasar untuk memasukkan berbagai program dari dinas-dinas terkait, serta kementerian, agar intervensi yang dilakukan tepat guna.

Selain itu, pemerintah provinsi juga akan mengerahkan seluruh pemangku kepentingan dalam implementasi program.

Mulai dari sektor kepemudaan, ekonomi kreatif desa, petani, hingga penciptaan produk unggulan lokal akan disinergikan untuk membuka lapangan kerja.

Skema peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dari hulu ke hilir juga ditekankan melalui pengembangan sekolah vokasi dan pengoptimalan Balai Latihan Kerja (BLK).

Gubernur Luthfi juga mendorong perluasan program magang luar negeri, seperti ke Jepang, Korea Selatan, dan beberapa negara Eropa.

Tujuannya adalah membuka peluang kerja global bagi anak muda Jawa Tengah, terutama mereka yang memiliki keterampilan dan kemauan untuk berkembang.

Guna mendukung itu, akan dilakukan integrasi pelatihan bahasa asing dan budaya kerja ke dalam sistem pendidikan, bekerja sama dengan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) serta organisasi pengirim (sending organization).

Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi Jateng, Ahmad Aziz, menambahkan bahwa sebenarnya peluang kerja dari investasi padat karya sudah banyak tersedia.

Namun, masih ada tantangan terkait jarak tempat kerja, upah, dan kesiapan soft skill tenaga kerja.

Oleh karena itu, semua pihak perlu duduk bersama untuk menyusun solusi komprehensif dan berkelanjutan

Viva, Banyumas - Pemerintah Jateng kini mengoptimalkan penggunaan dana desa untuk menekan angka pengangguran yang masih cukup tinggi. Dengan memanfaatkan data pengangguran berbasis desa, pemerintah daerah bisa mengidentifikasi secara detail warga yang belum memiliki pekerjaan sehingga intervensi program bisa lebih tepat sasaran.

Strateginya adalah melibatkan berbagai pihak, mulai dari dinas terkait hingga kementerian, untuk menyusun program pemberdayaan yang sesuai kebutuhan desa. Selain itu, Jateng juga fokus pada pengembangan sumber daya manusia melalui pelatihan vokasi dan pengoptimalan Balai Latihan Kerja agar tenaga kerja lebih siap menghadapi dunia industri.

Langkah lain dalam strategi Jateng adalah membuka peluang kerja di luar negeri dengan program magang ke negara-negara seperti Jepang dan Korea Selatan. Pemanfaatan dana desa dan pelatihan terpadu ini diharapkan dapat mengurangi pengangguran secara signifikan dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

“Dengan menggunakan basis data desa, kita bisa tahu detail penganggur, baik nama maupun alamatnya. Itu akan memudahkan kita dalam melakukan intervensi program secara tepat sasaran,” ujar Luthfi seusai rapat koordinasi ketenagakerjaan di Kantor Gubernur dikutip dari laman Pemprov Jateng.

Data ini kemudian dijadikan dasar untuk memasukkan berbagai program dari dinas-dinas terkait, serta kementerian, agar intervensi yang dilakukan tepat guna.

Selain itu, pemerintah provinsi juga akan mengerahkan seluruh pemangku kepentingan dalam implementasi program.

Mulai dari sektor kepemudaan, ekonomi kreatif desa, petani, hingga penciptaan produk unggulan lokal akan disinergikan untuk membuka lapangan kerja.

Skema peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dari hulu ke hilir juga ditekankan melalui pengembangan sekolah vokasi dan pengoptimalan Balai Latihan Kerja (BLK).

Gubernur Luthfi juga mendorong perluasan program magang luar negeri, seperti ke Jepang, Korea Selatan, dan beberapa negara Eropa.

Tujuannya adalah membuka peluang kerja global bagi anak muda Jawa Tengah, terutama mereka yang memiliki keterampilan dan kemauan untuk berkembang.

Guna mendukung itu, akan dilakukan integrasi pelatihan bahasa asing dan budaya kerja ke dalam sistem pendidikan, bekerja sama dengan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) serta organisasi pengirim (sending organization).

Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi Jateng, Ahmad Aziz, menambahkan bahwa sebenarnya peluang kerja dari investasi padat karya sudah banyak tersedia.

Namun, masih ada tantangan terkait jarak tempat kerja, upah, dan kesiapan soft skill tenaga kerja.

Oleh karena itu, semua pihak perlu duduk bersama untuk menyusun solusi komprehensif dan berkelanjutan