Sekda Jateng Panen Udang Vaname Raup Rp 12 Miliar, Ternyata Cuma Butuh 3 Bulan!

Sekda Jateng panen udang vaname di kawasan industri Semarang
Sumber :
  • Laman Pemprov Jateng

Viva, Banyumas - Sekda Jateng Sumarno memimpin kegiatan panen udang vaname di Balai Budidaya Ikan Air Payau (BIAP) Tugu yang berada di Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW), Semarang. Dalam kunjungan tersebut, ia menegaskan bahwa budidaya udang vaname tetap bisa berjalan optimal meski berada di kawasan industri. Hanya butuh 3 bulan, udang siap panen dengan hasil berkualitas. Potensi ini, kata dia, bisa raup hingga 12 miliar jika dikelola secara berkelanjutan di berbagai wilayah.

Saat kegiatan panen udang vaname, Sekda Jateng menjelaskan bahwa keberhasilan tambak di KIW menjadi bukti penting bagi masyarakat untuk melihat peluang usaha. Menurutnya, dalam satu musim budidaya yang butuh 3 bulan, hasilnya bisa mencapai 2–3 ton, dan jika dikalikan dalam satu tahun dan dikembangkan di banyak titik, potensi pemasukan bisa raup 12 miliar. Ia mendorong agar petambak lokal memanfaatkan peluang ini.

Lebih lanjut, Sekda Jateng mengingatkan bahwa kegiatan panen udang vaname bukan hanya sekadar menghasilkan produk, tapi juga menjadi media pembelajaran. Balai seperti BIAP Tugu diharapkan dapat menjadi contoh nyata bahwa dalam waktu singkat, hanya butuh 3 bulan, masyarakat bisa ikut raup hingga 12 miliar jika budidaya dilakukan dengan teknik dan manajemen yang tepat.

Panen tersebut menjadi bukti nyata bahwa udang vaname dapat dibudidayakan dengan cepat dan efisien.

Dalam waktu tiga bulan, udang sudah siap panen dengan ukuran sekitar 55 ekor per kilogram.

Sekda Sumarno menyatakan bahwa selain sebagai pemanfaatan aset pemerintah, kegiatan ini juga bertujuan sebagai contoh nyata bagi masyarakat bahwa budidaya udang vaname sangat menjanjikan.

"Kegiatan ini bukan sekadar panen, tapi memberi inspirasi pada masyarakat tentang potensi usaha budidaya udang," ujarnya dikutip dari laman Pemprov Jateng pada 3 Juni 2025.

Menurut Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah, Endi Faiz Effendi, tambak di KIW terdiri dari 5–6 petak dengan hasil panen mencapai 1–1,5 ton per musim.

Dengan padat tebar sekitar 100 ribu ekor dan tingkat kelangsungan hidup 80 persen, hasilnya cukup menguntungkan.

Dalam satu tahun, BIAP Tugu mampu panen hingga tiga kali dan berkontribusi terhadap pendapatan asli daerah (PAD) hingga Rp2,5 miliar.

Selain di KIW, tambak juga dikelola di Maribaya, Tegal, dengan hasil yang sebanding. Lebih dari sekadar produksi, BIAP Tugu juga menjadi pusat edukasi dan percontohan bagi masyarakat maupun pembudidaya.

Pemerintah provinsi berharap keberadaan balai ini bisa dimanfaatkan lebih luas untuk memberdayakan nelayan dan petambak lokal.

“Tidak hanya mengejar PAD, tapi bagaimana ini bisa jadi contoh usaha yang nyata di masyarakat,” tambah Sumarno.

Ia juga mendorong balai milik pemprov lainnya, seperti di bidang peternakan dan pertanian, ikut ambil peran aktif seperti halnya BIAP dalam mendorong kemandirian ekonomi masyarakat

Viva, Banyumas - Sekda Jateng Sumarno memimpin kegiatan panen udang vaname di Balai Budidaya Ikan Air Payau (BIAP) Tugu yang berada di Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW), Semarang. Dalam kunjungan tersebut, ia menegaskan bahwa budidaya udang vaname tetap bisa berjalan optimal meski berada di kawasan industri. Hanya butuh 3 bulan, udang siap panen dengan hasil berkualitas. Potensi ini, kata dia, bisa raup hingga 12 miliar jika dikelola secara berkelanjutan di berbagai wilayah.

Saat kegiatan panen udang vaname, Sekda Jateng menjelaskan bahwa keberhasilan tambak di KIW menjadi bukti penting bagi masyarakat untuk melihat peluang usaha. Menurutnya, dalam satu musim budidaya yang butuh 3 bulan, hasilnya bisa mencapai 2–3 ton, dan jika dikalikan dalam satu tahun dan dikembangkan di banyak titik, potensi pemasukan bisa raup 12 miliar. Ia mendorong agar petambak lokal memanfaatkan peluang ini.

Lebih lanjut, Sekda Jateng mengingatkan bahwa kegiatan panen udang vaname bukan hanya sekadar menghasilkan produk, tapi juga menjadi media pembelajaran. Balai seperti BIAP Tugu diharapkan dapat menjadi contoh nyata bahwa dalam waktu singkat, hanya butuh 3 bulan, masyarakat bisa ikut raup hingga 12 miliar jika budidaya dilakukan dengan teknik dan manajemen yang tepat.

Panen tersebut menjadi bukti nyata bahwa udang vaname dapat dibudidayakan dengan cepat dan efisien.

Dalam waktu tiga bulan, udang sudah siap panen dengan ukuran sekitar 55 ekor per kilogram.

Sekda Sumarno menyatakan bahwa selain sebagai pemanfaatan aset pemerintah, kegiatan ini juga bertujuan sebagai contoh nyata bagi masyarakat bahwa budidaya udang vaname sangat menjanjikan.

"Kegiatan ini bukan sekadar panen, tapi memberi inspirasi pada masyarakat tentang potensi usaha budidaya udang," ujarnya dikutip dari laman Pemprov Jateng pada 3 Juni 2025.

Menurut Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah, Endi Faiz Effendi, tambak di KIW terdiri dari 5–6 petak dengan hasil panen mencapai 1–1,5 ton per musim.

Dengan padat tebar sekitar 100 ribu ekor dan tingkat kelangsungan hidup 80 persen, hasilnya cukup menguntungkan.

Dalam satu tahun, BIAP Tugu mampu panen hingga tiga kali dan berkontribusi terhadap pendapatan asli daerah (PAD) hingga Rp2,5 miliar.

Selain di KIW, tambak juga dikelola di Maribaya, Tegal, dengan hasil yang sebanding. Lebih dari sekadar produksi, BIAP Tugu juga menjadi pusat edukasi dan percontohan bagi masyarakat maupun pembudidaya.

Pemerintah provinsi berharap keberadaan balai ini bisa dimanfaatkan lebih luas untuk memberdayakan nelayan dan petambak lokal.

“Tidak hanya mengejar PAD, tapi bagaimana ini bisa jadi contoh usaha yang nyata di masyarakat,” tambah Sumarno.

Ia juga mendorong balai milik pemprov lainnya, seperti di bidang peternakan dan pertanian, ikut ambil peran aktif seperti halnya BIAP dalam mendorong kemandirian ekonomi masyarakat