Waspada! Cuaca di Indonesia Terjadi Fenomena 'Kemarau Basah', Puncaknya Hingga Agustus

Ilustrasi - Cuaca di Indonesia
Sumber :
  • Tangkapan layar/pexels: Jack Redgate

Banyumas – Informasi terbaru terkait cuaca di Indonesia.

Dilansir dari akun Instagram @purwokertokeren sumber dari bmkg.go.id menjelaskan cuaca di Indonesia yang tak biasa.

Seharusnya saat ini sudah memasuki musim kemarau, tapi kenapa masih hujan terus?

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG menghimbau waspada cuaca ekstrem.

Mengenai kondisi cuaca yang tidak biasa di Indonesia, khususnya fenomena 'kemarau basah'.

Adapun kemarau basah berasal dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

BMKG memprediksi bahwa musim kemarau 2025 akan dimulai secara bertahap antara akhir April hingga Juni di sebagian besar wilayah Indonesia.

Dengan puncaknya terjadi pada Juni hingga Agustus. 

Namun, sekitar 26 persen wilayah diperkirakan mengalami musim kemarau dengan sifat 'atas normal' yang berarti curah hujan lebih tinggi dari biasanya. 

Kondisi ini menyebabkan fenomena kemarau basah di mana hujan masih terjadi meskipun seharusnya sudah memasuki musim kemarau.

Fenomena tersebut dipengaruhi oleh suhu muka laut di sekitar Indonesia yang lebih hangat dari normal, meskipun tidak ada anomali iklim global seperti El Niño atau La Niña.

BMKG juga mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem selama masa peralihan musim ini, seperti hujan lebat, petir, dan angin kencang

Banyumas – Informasi terbaru terkait cuaca di Indonesia.

Dilansir dari akun Instagram @purwokertokeren sumber dari bmkg.go.id menjelaskan cuaca di Indonesia yang tak biasa.

Seharusnya saat ini sudah memasuki musim kemarau, tapi kenapa masih hujan terus?

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG menghimbau waspada cuaca ekstrem.

Mengenai kondisi cuaca yang tidak biasa di Indonesia, khususnya fenomena 'kemarau basah'.

Adapun kemarau basah berasal dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

BMKG memprediksi bahwa musim kemarau 2025 akan dimulai secara bertahap antara akhir April hingga Juni di sebagian besar wilayah Indonesia.

Dengan puncaknya terjadi pada Juni hingga Agustus. 

Namun, sekitar 26 persen wilayah diperkirakan mengalami musim kemarau dengan sifat 'atas normal' yang berarti curah hujan lebih tinggi dari biasanya. 

Kondisi ini menyebabkan fenomena kemarau basah di mana hujan masih terjadi meskipun seharusnya sudah memasuki musim kemarau.

Fenomena tersebut dipengaruhi oleh suhu muka laut di sekitar Indonesia yang lebih hangat dari normal, meskipun tidak ada anomali iklim global seperti El Niño atau La Niña.

BMKG juga mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem selama masa peralihan musim ini, seperti hujan lebat, petir, dan angin kencang