Momen Langka di Lapas Cilacap! Warga Binaan Menikah dalam Suasana Khidmat, Buktikan Cinta Tak Terbatas Jeruji
- Dok. Lapas Cilacap
VIVA, Banyumas – Suasana penuh haru dan kebahagiaan mewarnai Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Cilacap pada Jumat (25/4/2025).
Di hari itu, sebuah momen istimewa terjadi, seorang warga binaan, R, resmi mengikat janji suci pernikahan di dalam lingkungan Lapas.
Meski berada di balik jeruji, semangat cinta dan komitmen tetap membara, memperlihatkan bahwa kebahagiaan tetap bisa diraih di tengah keterbatasan.
Prosesi pernikahan ini berlangsung sederhana namun penuh kekhidmatan, dengan pengawasan ketat dari petugas Lapas Cilacap.
Acara tersebut juga disaksikan oleh keluarga kedua mempelai serta perwakilan dari Kantor Urusan Agama (KUA) Kabupaten Cilacap, menjadikan momen ini sah secara hukum dan agama.
R, yang tengah menjalani masa pidananya, tidak kuasa menahan air mata. Dalam keterbatasannya, ia merasa sangat terharu dapat melangsungkan pernikahan dengan wanita pujaannya.
“Saya tidak menyangka sekaligus sangat terharu setelah akhirnya kami melaksanakan akad nikah di dalam Lembaga Pemasyarakatan Cilacap,” ucap R dikutip dari KBRN pada Minggu (27/4/2025).
Dalam pesannya kepada sang istri, R berjanji untuk tetap memegang teguh ikrar suci mereka.
Ia berpesan agar istrinya selalu ikhlas dan sabar dalam menanti masa kebebasannya, untuk kemudian bersama membangun keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah.
"Bagi saya, tiap penantian dan kesabaran selama menjalani pernikahan akan tetap dihitung sebagai ibadah di mata Allah SWT," tambahnya.
Kepala Lapas Cilacap, Efendi Johan, melalui Kepala Seksi Binadik dan Giatja, Wahyuddin Rani, menegaskan bahwa prosesi ini telah dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku.
“Kami mendukung hak-hak warga binaan selama tidak bertentangan dengan hukum dan ketertiban. Pernikahan ini adalah hak sipil yang patut dihormati,” ujar Wahyuddin.
Lokasi sakral dipilih di Masjid At-Taubah Lapas Kelas IIB Cilacap. Meski tanpa hiasan mewah, suasana tetap terasa agung dan penuh berkah.
Mempelai wanita, dengan penuh ketulusan, berdandan sejak pagi dan datang menghampiri mempelai pria di dalam jeruji.
Kebahagiaan jelas terpancar dari wajah keduanya, membuktikan bahwa cinta sejati mampu menembus segala batasan.
Setelah ijab kabul berlangsung, Lapas memberikan waktu terbatas bagi pasangan ini untuk berkumpul bersama keluarga.
Walaupun sederhana, momen tersebut penuh makna dan menjadi pelepas rindu sekaligus sumber kekuatan emosional bagi kedua mempelai.
“Semoga ini menjadi awal yang baik bagi keduanya. Kami berharap pernikahan ini menjadi motivasi positif bagi warga binaan lainnya untuk tetap menjaga sikap dan perilaku selama menjalani masa pidana,” kata Wahyuddin
VIVA, Banyumas – Suasana penuh haru dan kebahagiaan mewarnai Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Cilacap pada Jumat (25/4/2025).
Di hari itu, sebuah momen istimewa terjadi, seorang warga binaan, R, resmi mengikat janji suci pernikahan di dalam lingkungan Lapas.
Meski berada di balik jeruji, semangat cinta dan komitmen tetap membara, memperlihatkan bahwa kebahagiaan tetap bisa diraih di tengah keterbatasan.
Prosesi pernikahan ini berlangsung sederhana namun penuh kekhidmatan, dengan pengawasan ketat dari petugas Lapas Cilacap.
Acara tersebut juga disaksikan oleh keluarga kedua mempelai serta perwakilan dari Kantor Urusan Agama (KUA) Kabupaten Cilacap, menjadikan momen ini sah secara hukum dan agama.
R, yang tengah menjalani masa pidananya, tidak kuasa menahan air mata. Dalam keterbatasannya, ia merasa sangat terharu dapat melangsungkan pernikahan dengan wanita pujaannya.
“Saya tidak menyangka sekaligus sangat terharu setelah akhirnya kami melaksanakan akad nikah di dalam Lembaga Pemasyarakatan Cilacap,” ucap R dikutip dari KBRN pada Minggu (27/4/2025).
Dalam pesannya kepada sang istri, R berjanji untuk tetap memegang teguh ikrar suci mereka.
Ia berpesan agar istrinya selalu ikhlas dan sabar dalam menanti masa kebebasannya, untuk kemudian bersama membangun keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah.
"Bagi saya, tiap penantian dan kesabaran selama menjalani pernikahan akan tetap dihitung sebagai ibadah di mata Allah SWT," tambahnya.
Kepala Lapas Cilacap, Efendi Johan, melalui Kepala Seksi Binadik dan Giatja, Wahyuddin Rani, menegaskan bahwa prosesi ini telah dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku.
“Kami mendukung hak-hak warga binaan selama tidak bertentangan dengan hukum dan ketertiban. Pernikahan ini adalah hak sipil yang patut dihormati,” ujar Wahyuddin.
Lokasi sakral dipilih di Masjid At-Taubah Lapas Kelas IIB Cilacap. Meski tanpa hiasan mewah, suasana tetap terasa agung dan penuh berkah.
Mempelai wanita, dengan penuh ketulusan, berdandan sejak pagi dan datang menghampiri mempelai pria di dalam jeruji.
Kebahagiaan jelas terpancar dari wajah keduanya, membuktikan bahwa cinta sejati mampu menembus segala batasan.
Setelah ijab kabul berlangsung, Lapas memberikan waktu terbatas bagi pasangan ini untuk berkumpul bersama keluarga.
Walaupun sederhana, momen tersebut penuh makna dan menjadi pelepas rindu sekaligus sumber kekuatan emosional bagi kedua mempelai.
“Semoga ini menjadi awal yang baik bagi keduanya. Kami berharap pernikahan ini menjadi motivasi positif bagi warga binaan lainnya untuk tetap menjaga sikap dan perilaku selama menjalani masa pidana,” kata Wahyuddin