Tidak Ada Lagi Tanda Kehidupan, Evakuasi Korban Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Dilanjutkan dengan Alat Berat

Evakuasi korban Ponpes Sidoarjo pakai alat berat
Sumber :
  • Tiktok @kantosar_surabaya

BNPB lanjutkan evakuasi korban runtuhnya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo dengan alat berat setelah tidak ditemukan tanda kehidupan, demi percepatan pencarian korban

Viva, Banyumas - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memutuskan melanjutkan operasi pencarian dan pertolongan (SAR) korban runtuhnya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, ke tahap evakuasi korban meninggal dunia.

Keputusan ini diambil setelah tim SAR gabungan tidak lagi menemukan tanda-tanda kehidupan di bawah reruntuhan bangunan empat lantai tersebut. Kepala BNPB, Suharyanto, mengatakan langkah ini dilakukan setelah melalui pertimbangan matang dan komunikasi dengan keluarga korban.

“Sudah tidak ada tanda-tanda kehidupan. Tim SAR gabungan memutuskan untuk masuk ke tahap selanjutnya, yaitu mengevakuasi korban yang meninggal menggunakan alat berat,” ujarnya, Kamis (2/10/2025) dikutip dari tvonenews.

Ia menambahkan, pihak keluarga korban sudah menyetujui kelanjutan operasi dengan metode alat berat dan telah menandatangani berita acara resmi.

“Keluarga korban sudah sepakat dan meminta kami melanjutkan operasi SAR menggunakan alat berat. Mereka memahami risiko yang ada,” jelasnya.

Sebelumnya, proses evakuasi korban dilakukan sepenuhnya secara manual untuk menjaga keselamatan korban yang masih mungkin selamat serta tim penyelamat. Namun, karena kondisi bangunan yang tidak stabil, metode manual kini dinilai tidak efektif untuk melanjutkan pencarian. Data BNPB mencatat hingga Kamis sore, total 108 korban berhasil dievakuasi.

Dari jumlah tersebut, 30 orang masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit, 73 orang telah diperbolehkan pulang, sementara lima orang meninggal dunia. Meski demikian, masih ada 58 orang yang dilaporkan dalam pencarian.

Pada Rabu (1/10) malam, tim SAR berhasil mengevakuasi tujuh korban baru, lima di antaranya dalam kondisi selamat dan dua meninggal dunia. Proses tersebut dilakukan dengan penuh kehati-hatian, meskipun medan sulit dan bangunan rawan runtuh.

Suharyanto menegaskan bahwa penggunaan alat berat tetap dilakukan secara hati-hati agar tidak menimbulkan risiko tambahan.

“Tim mengedepankan kehati-hatian mengingat kondisi bangunan yang tidak stabil. Keselamatan penyelamat tetap menjadi prioritas,” katanya.

Tragedi runtuhnya Ponpes Al Khoziny menjadi duka mendalam bagi masyarakat Jawa Timur. Pemerintah daerah bersama BNPB memastikan seluruh korban akan dievakuasi secepat mungkin.

Selain itu, evaluasi menyeluruh terhadap kondisi bangunan pendidikan juga akan dilakukan agar insiden serupa tidak terulang.

Dengan keterlibatan penuh dari tim SAR gabungan, relawan, serta dukungan keluarga korban, proses evakuasi diharapkan dapat segera menuntaskan pencarian dan memberikan kepastian bagi para keluarga yang menunggu

BNPB lanjutkan evakuasi korban runtuhnya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo dengan alat berat setelah tidak ditemukan tanda kehidupan, demi percepatan pencarian korban

Viva, Banyumas - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memutuskan melanjutkan operasi pencarian dan pertolongan (SAR) korban runtuhnya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, ke tahap evakuasi korban meninggal dunia.

Keputusan ini diambil setelah tim SAR gabungan tidak lagi menemukan tanda-tanda kehidupan di bawah reruntuhan bangunan empat lantai tersebut. Kepala BNPB, Suharyanto, mengatakan langkah ini dilakukan setelah melalui pertimbangan matang dan komunikasi dengan keluarga korban.

“Sudah tidak ada tanda-tanda kehidupan. Tim SAR gabungan memutuskan untuk masuk ke tahap selanjutnya, yaitu mengevakuasi korban yang meninggal menggunakan alat berat,” ujarnya, Kamis (2/10/2025) dikutip dari tvonenews.

Ia menambahkan, pihak keluarga korban sudah menyetujui kelanjutan operasi dengan metode alat berat dan telah menandatangani berita acara resmi.

“Keluarga korban sudah sepakat dan meminta kami melanjutkan operasi SAR menggunakan alat berat. Mereka memahami risiko yang ada,” jelasnya.

Sebelumnya, proses evakuasi korban dilakukan sepenuhnya secara manual untuk menjaga keselamatan korban yang masih mungkin selamat serta tim penyelamat. Namun, karena kondisi bangunan yang tidak stabil, metode manual kini dinilai tidak efektif untuk melanjutkan pencarian. Data BNPB mencatat hingga Kamis sore, total 108 korban berhasil dievakuasi.

Dari jumlah tersebut, 30 orang masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit, 73 orang telah diperbolehkan pulang, sementara lima orang meninggal dunia. Meski demikian, masih ada 58 orang yang dilaporkan dalam pencarian.

Pada Rabu (1/10) malam, tim SAR berhasil mengevakuasi tujuh korban baru, lima di antaranya dalam kondisi selamat dan dua meninggal dunia. Proses tersebut dilakukan dengan penuh kehati-hatian, meskipun medan sulit dan bangunan rawan runtuh.

Suharyanto menegaskan bahwa penggunaan alat berat tetap dilakukan secara hati-hati agar tidak menimbulkan risiko tambahan.

“Tim mengedepankan kehati-hatian mengingat kondisi bangunan yang tidak stabil. Keselamatan penyelamat tetap menjadi prioritas,” katanya.

Tragedi runtuhnya Ponpes Al Khoziny menjadi duka mendalam bagi masyarakat Jawa Timur. Pemerintah daerah bersama BNPB memastikan seluruh korban akan dievakuasi secepat mungkin.

Selain itu, evaluasi menyeluruh terhadap kondisi bangunan pendidikan juga akan dilakukan agar insiden serupa tidak terulang.

Dengan keterlibatan penuh dari tim SAR gabungan, relawan, serta dukungan keluarga korban, proses evakuasi diharapkan dapat segera menuntaskan pencarian dan memberikan kepastian bagi para keluarga yang menunggu