Taktik Rahasia Arab Saudi di Balik Laga Timnas Indonesia vs Arab Saudi, Ada Strategi Diam-diam yang Mengejutkan
- saff.com
VIVA, Banyumas – Timnas Indonesia vs Arab Saudi di babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 diprediksi akan menjadi salah satu laga paling panas di Grup B.
Bukan hanya karena duel dua tim dengan motivasi tinggi, tetapi juga karena muncul dugaan adanya taktik licik yang disiapkan Arab Saudi untuk menjegal langkah Skuad Garuda.
Arab Saudi datang ke ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia dengan ambisi besar. Sebagai langganan turnamen empat tahunan itu, mereka tak ingin tergelincir sedikit pun.
Tim asuhan Hervé Renard bahkan sudah menyiapkan amunisi baru dengan merekrut Nicolas Jover, pelatih spesialis bola mati milik Arsenal.
Langkah ini bukan tanpa alasan. Menurut laporan, Federasi Sepak Bola Arab Saudi (SAFF) melakukan analisis khusus terhadap permainan Timnas Indonesia yang dinilai cukup efektif memanfaatkan skema bola mati.
Kehadiran Jover jelas menjadi sinyal kuat bahwa Arab Saudi benar-benar mengantisipasi kekuatan Garuda bahkan di detail kecil.
Dengan begitu, lini belakang Indonesia wajib mewaspadai strategi bola mati Arab Saudi, baik dari tendangan bebas, sepak pojok, maupun lemparan jauh.
Pelatih Patrick Kluivert harus menyiapkan formasi bertahan yang solid, termasuk kombinasi antara zonal marking dan man-marking.
Timnas Indonesia dijadwalkan menghadapi Arab Saudi pada Kamis, 9 Oktober 2025 pukul 00.15 WIB di Stadion King Abdullah, Jeddah. Empat hari berselang, Indonesia kembali turun menghadapi Irak pada Minggu, 12 Oktober 2025 pukul 02.30 WIB.
Pengamat sepak bola nasional Akmal Marhali menyebut jadwal ini tidak adil bagi Indonesia.
“Indonesia main dulu melawan Arab Saudi di tanggal 8, tanggal 11 melawan Irak. Arab Saudi-nya istirahat. Arab Saudi tunggu capek Irak, baru main melawan Irak,” ujar Akmal dilansir dari tvOneNews, Selasa (30/9/2025).
Kondisi ini tentu bisa membuat stamina skuad Garuda terkuras lebih dulu, sementara Arab Saudi justru diuntungkan dengan waktu istirahat lebih panjang.
Tak hanya jadwal, penunjukan wasit juga menjadi polemik. AFC menunjuk Ahmed Al-Ali, wasit asal Kuwait, untuk memimpin salah satu laga krusial ini. Akmal menilai keputusan ini berpotensi menimbulkan keberpihakan.
“Wasitnya juga dari Kuwait, ini harus diprotes sama PSSI. Bagaimanapun walaupun dia beda negara dengan Arab Saudi, kulturnya sama-sama Arab,” tegas Akmal.
Ia menambahkan bahwa faktor bahasa bisa menjadi keuntungan tersendiri.
“Dia bisa ngomong bahasa Arab, orang Indonesia nggak bisa pakai bahasa Arab. Bisa aja komunikasi tertentu dengan bahasa Arab, yang mereka saling paham dan kita nggak,” pungkasnya.
Selain faktor teknis dan non-teknis, Akmal juga menyoroti adanya kekuatan finansial yang bisa berperan besar dalam kualifikasi.
“Saya ingin mengatakan, kekuatan uang ini sangat besar juga untuk mempengaruhi orang lolos Piala Dunia,” ujarnya.
Pernyataan ini mempertegas bahwa perjuangan Timnas Indonesia bukan hanya soal kualitas permainan di lapangan, tetapi juga harus siap menghadapi tekanan eksternal yang bisa merugikan.