Rochi Putiray Tantang Bung Towel Soal Kritik Pedas ke Shin Tae Yong Namun Melempem Saat Vanenburg Gagal
- instagram @bungtowel8
Rochi Putiray menantang Bung Towel soal kritik terhadap Shin Tae-yong. Ia menilai pelatih Korea itu telah membangun karakter Timnas Indonesia meski belum meraih trofi besar
Viva, Banyumas - Perdebatan mengenai masa depan pelatih Timnas Indonesia kembali mencuat setelah kegagalan skuad U-23 lolos ke Piala Asia U-23 2026 di Arab Saudi. Nama Shin Tae-yong (STY) kembali ramai dibicarakan, terutama usai komentar pedas dari pengamat sepak bola Bung Towel yang menyoroti performa Garuda Muda.
Legenda sepak bola Indonesia, Rochi Putiray, tak tinggal diam. Mantan penyerang Timnas era 1990-an itu secara terbuka membela Shin Tae-yong dan menantang Bung Towel untuk berdiskusi langsung terkait kritik yang dianggapnya tidak proporsional.
“Kalau ketemu saya ingin tanya sederhana: pernah main bola? Pernah dilatih?” ujar Rochi dalam sebuah tayangan di kanal YouTube Vindes.
Ia menilai kritik terhadap STY sering kali muncul tanpa memahami proses membentuk tim yang solid. Rochi menjelaskan, hanya ada dua pelatih Timnas yang menurutnya benar-benar memberi dampak positif: Luis Milla dan Shin Tae-yong.
“Shin itu membentuk mental dan karakter pemain. Progresnya nyata, meskipun belum ada trofi besar,” ucapnya. Menurut Rochi, keputusan PSSI memutus kontrak STY menjadi tanda tanya besar.
Ia menilai publik kerap melupakan pencapaian penting yang diraih pelatih asal Korea Selatan tersebut, termasuk membawa Indonesia ke semifinal Piala Asia U-23 2025 dan meningkatkan peringkat FIFA.
“Trofi memang penting, tapi kalau hanya sekali juara lalu tiga tahun hilang, buat apa? Lebih baik progres terus dibangun, pondasi diperkuat,” tambah pria yang pernah mencetak dua gol ke gawang AC Milan itu.
Rochi juga menyoroti tudingan soal dinamika ruang ganti yang sempat dikaitkan dengan pemecatan STY. Menurutnya, perubahan pola pikir pemain ke arah yang lebih modern tidaklah mudah dan memerlukan waktu panjang.
“Melatih bukan hanya soal strategi, tapi bagaimana membentuk karakter pemain. Itu pekerjaan yang tidak bisa selesai dalam semalam,” tegasnya.
Komentar Rochi mendapat dukungan dari sejumlah warganet yang menilai STY layak diapresiasi karena membawa angin segar bagi sepak bola nasional. Namun, ada juga yang berpendapat kritik tetap diperlukan agar Timnas terus berkembang.
Terlepas dari pro dan kontra, pernyataan Rochi Putiray membuka ruang diskusi mengenai pentingnya membangun fondasi jangka panjang dalam pengelolaan Timnas Indonesia, bukan sekadar mengejar gelar instan