Hujan Deras Picu Longsor di Temanggung, Talud 15 Meter Ambruk Seketika Rugi Rp 169 Juta
- BPBD Kab Temanggung
Longsor akibat hujan deras terjadi di Desa Kembangsari, Temanggung. Talud 15 meter ambrol, akses jalan terganggu, dan kerugian ditaksir Rp169 juta, tanpa korban jiwa
Viva, Banyumas - Hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung, pada Rabu (17/9/2025) sore memicu terjadinya bencana tanah longsor. Kejadian tersebut berlangsung di Dusun Sendari, RT 05 RW 01, Desa Kembangsari, sekitar pukul 17.00 WIB.
Berdasarkan laporan awal, hujan dengan intensitas tinggi mengakibatkan aliran air tanpa arah yang deras sehingga menyebabkan erosi tanah di bahu jalan. Kondisi ini membuat struktur talud sepanjang 15 meter dengan ketinggian 2 meter menjadi labil hingga akhirnya longsor.
Koordinat lokasi longsor tercatat pada titik -7.244041, 110.203902. Meski tidak ada korban jiwa maupun luka-luka, longsor ini menimbulkan dampak yang cukup serius bagi warga. Akses jalan di sekitar lokasi menjadi terganggu, sementara kerugian materiil diperkirakan mencapai Rp169.782.300 berdasarkan pendataan sementara.
Begitu menerima laporan, tim gabungan dari BPBD Temanggung dan Pemerintah Desa Kembangsari langsung turun ke lokasi pada pukul 17.20 hingga 18.00 WIB. Tim segera melakukan pendataan dampak bencana, memetakan titik rawan, serta memasang barricade line agar warga tidak melintas di area longsor.
“Langkah awal sudah kami lakukan untuk memastikan keselamatan warga. Saat ini kami fokus pada penanganan darurat serta koordinasi lanjutan dengan pihak terkait,” ujar salah satu petugas BPBD dikutip dari laman BPBD Temanggung.
Selain itu, pihak BPBD juga mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan, terutama saat curah hujan tinggi. Warga diminta menghindari titik longsor hingga ada penanganan permanen untuk mencegah risiko yang lebih besar.
Fenomena ini kembali menegaskan pentingnya sistem drainase yang baik di kawasan perbukitan. Ketidakmampuan menampung derasnya aliran air hujan sering menjadi pemicu longsor.
Dalam jangka panjang, pemerintah daerah diharapkan dapat memperkuat talud serta melakukan normalisasi saluran air di wilayah rawan bencana. Para warga sekitar pun turut dilibatkan dalam gotong royong membersihkan sisa material longsor.
Meski akses jalan masih terbatas, semangat kebersamaan warga menjadi modal penting dalam menghadapi bencana alam ini. Musim hujan yang masih berlangsung menjadi pengingat bahwa kewaspadaan perlu ditingkatkan.
Longsor di Dusun Sendari tidak hanya menimbulkan kerugian material, tetapi juga menjadi peringatan agar seluruh pihak bersinergi dalam upaya mitigasi bencana