Puskesmas Sangkrah Solo Panen Bintang 1 di Google Review, Netizen Keluhkan Pelayanan Judes
- instagram @puskesmas_sangkrah
Puskesmas Sangkrah di Solo panen bintang 1 di Google Review. Netizen keluhkan pelayanan tidak ramah, sementara kepala puskesmas klaim sudah sesuai SOP
Viva, Banyumas - Puskesmas Sangkrah di Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, tengah menjadi sorotan publik. Layanan kesehatan milik pemerintah ini panen ulasan negatif di Google Review, bahkan hanya mendapatkan bintang 1 dari sebagian besar warganet.
Keluhan warga umumnya mengarah pada pelayanan pegawai yang dianggap tidak ramah dan cenderung judes. Seorang netizen menuliskan pengalamannya ketika bertanya kepada petugas, namun dibalas dengan nada tinggi dan ekspresi tidak menyenangkan.
“Ibu-ibu petugas yang di samping loket galak dan judes banget. Ditanya malas menjawab. Tidak mau melayani sama sekali. Bertanya sopan dibalas singkat dengan nada tinggi,” tulis salah satu warga di Google Review.
Keluhan senada juga datang dari warga lain yang mengaku prihatin jika sikap tersebut dialami pasien lansia.
“Bayangkan kalau orang tua yang tidak paham teknologi dan sedang sakit, tapi malah dibentak-bentak. Harusnya lebih sabar melayani,” keluhnya.
Menariknya, ketika dikonfirmasi media, Kepala Puskesmas Sangkrah drg. Nurul Hidayat tidak langsung meminta maaf, melainkan membela anak buahnya. Ia menegaskan bahwa pelayanan di Puskesmas Sangkrah sudah berjalan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP).
Dikutip dari akun Instagram @info_surakarta, Nurul mengatakan Pada prinsipnya petugas di puskesmas sudah menjalankan pelayanan sesuai dengan SOP yang ditetapkan. Jika ada keluhan, akan dievaluasi apakah SOP-nya sudah mengatur atau belum. Pernyataan ini justru menuai perdebatan.
Banyak pihak menilai, pelayanan publik tidak cukup hanya mengacu pada SOP, tetapi juga harus memperhatikan aspek humanis, khususnya dalam menghadapi pasien yang membutuhkan perhatian lebih.
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Solo Respati Ardi turun tangan. Ia berjanji akan menindaklanjuti keluhan masyarakat dengan serius. Jika terbukti benar ada pegawai yang melayani dengan tidak ramah, maka sanksi tegas akan diberikan.
Respati menegaskan tidak akan membiarkan pelayanan publik menimbulkan rasa tidak nyaman bagi warga. Kalau terbukti benar, sanksi bisa berupa teguran hingga pemotongan Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP).
Kasus Puskesmas Sangkrah ini menunjukkan pentingnya evaluasi berkelanjutan terhadap pelayanan publik, bukan hanya pada aspek administratif, tetapi juga kualitas interaksi pegawai dengan masyarakat