Mengungkap Jet Tempur J15DT: Senjata Rahasia China di Kapal Induk Fujian
- pexel @inge Wallumrod
Viva, Banyumas - Persaingan kekuatan laut antara Amerika Serikat dan Tiongkok semakin memanas, terutama di medan tempur udara yang diluncurkan dari kapal induk. Dalam perkembangan terbaru, dunia militer kembali dikejutkan oleh kemunculan foto yang diunggah the War Zone, jelas jet J-15DT, varian perang elektronik terbaru dari keluarga Shenyang J-15 milik Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLAN).
Kehadiran J-15DT menandai langkah serius Tiongkok dalam membangun kekuatan tempur udara berbasis CATOBAR (catapult-assisted takeoff but arrested recovery). Teknologi ini sebelumnya identik hanya dengan kapal induk Amerika Serikat.
Namun, kini Tiongkok mampu menghadirkan inovasi serupa melalui kapal induk terbarunya, Fujian, yang dilengkapi sistem peluncur elektromagnetik modern atau EMALS.
Detail Teknologi J-15DT
Foto yang diunggah The War Zone yang beredar menunjukkan J-15DT dilengkapi tiga pod peperangan elektronik: dua di bawah saluran mesin dan satu di ujung sayap. Pod ini dirancang untuk mengganggu radar, komunikasi, serta sistem pertahanan udara lawan.
Dengan konfigurasi tersebut, J-15DT diproyeksikan menjadi pengubah peta kekuatan tempur udara di Asia Pasifik. Dibandingkan varian sebelumnya yang hanya beroperasi di kapal induk Liaoning dan Shandong dengan sistem STOBAR, J-15DT membawa lompatan besar.
Melalui sistem CATOBAR di Fujian, jet ini dapat terbang dengan bobot lepas landas lebih tinggi, membawa lebih banyak bahan bakar, rudal, maupun pod elektronik tambahan tanpa mengorbankan jarak jangkau.
Mirip Growler, Tapi Lebih Fleksibel Peran J-15DT banyak disamakan dengan EA-18G Growler milik Angkatan Laut AS.
Namun, laporan pertahanan menyebutkan J-15DT tidak hanya berfungsi sebagai pengacau radar musuh, tetapi juga memiliki kemampuan ofensif, termasuk meluncurkan rudal anti-radiasi untuk menghancurkan radar lawan.
Hal ini menjadikan J-15DT berpotensi sebagai pesawat perang elektronik dengan peran ganda. Meski begitu, terdapat tanda tanya besar mengenai kekuatan pod peperangan elektronik milik J-15DT.
Sistem ini masih mengandalkan suplai listrik internal pesawat, tidak menggunakan turbin udara independen seperti sistem Barat. Kondisi tersebut bisa saja membatasi daya tempur bila seluruh pod diaktifkan secara bersamaan.
Sebagai bagian dari ekosistem kapal induk Fujian, J-15DT akan berdampingan dengan jet siluman J-35, pesawat peringatan dini KJ-600, hingga drone tempur UCAV.
Dengan komposisi ini, Tiongkok ingin menunjukkan kesiapan menghadapi dominasi udara Amerika Serikat di kawasan Indo-Pasifik. J-15DT bukan sekadar varian baru, melainkan senjata rahasia yang memperkuat strategi tempur Tiongkok di laut.
Kehadirannya menjadi sinyal jelas bahwa perlombaan teknologi militer antara China dan AS terus memasuki babak baru yang lebih menegangkan