Panduan Memilih Sepatu Running yang Tepat: Faktor Penting dari Permukaan hingga Cushioning
- Pixabay
4. Drop Sepatu (Heel-to-Toe Drop)
Drop adalah selisih tinggi antara tumit dan ujung kaki. Drop tinggi (sekitar 8–12 mm) cocok untuk pelari yang menginjakkan kaki dengan tumit terlebih dahulu (heel striker), karena memberikan bantalan lebih di bagian belakang. Drop rendah (0–6 mm) mendorong pola lari yang lebih natural, tetapi bisa menyebabkan ketegangan otot betis jika tidak terbiasa. Pilih drop yang sesuai dengan gaya lari dan kenyamanan Anda, dan hindari berpindah drop secara drastis tanpa adaptasi.
5. Berat dan Fleksibilitas Sepatu
Sepatu lari yang ringan dan fleksibel cocok untuk latihan kecepatan atau kompetisi. Namun, untuk jarak jauh atau latihan harian, sepatu yang sedikit lebih berat tapi lebih kokoh dapat memberikan dukungan yang lebih stabil dan tahan lama. Perhatikan juga fleksibilitas sepatu—terutama pada bagian forefoot—karena hal ini mempengaruhi efisiensi langkah dan kenyamanan.
6. Ketahanan dan Harga
Setiap sepatu memiliki masa pakai ideal yang umumnya berkisar antara 500 hingga 800 kilometer, tergantung jenis bahan dan gaya berlari penggunanya. Sebaiknya Anda mencatat jarak tempuh sepatu dan segera menggantinya saat terasa kehilangan bantalan atau muncul keausan ekstrem pada sol. Meskipun sepatu dengan teknologi terbaru bisa sangat mahal, banyak merek juga menawarkan pilihan yang terjangkau namun tetap berkualitas. Bandingkan fitur dengan harga, dan pilih yang paling sesuai dengan kebutuhan dan frekuensi latihan Anda.
Dengan mempertimbangkan keenam aspek tersebut, Anda bisa menemukan sepatu running yang benar-benar menunjang aktivitas lari Anda—baik dari segi kenyamanan, performa, maupun keamanan. Jangan lupa, sepatu yang bagus adalah yang cocok dengan kaki dan kebutuhan Anda, bukan hanya yang sedang tren.