China Ekspor Batubara Kokas ke Sulawesi, Ada Apa di Baliknya?
- instagram @pixabay
Fenomena ini tak lepas dari kondisi pasar global yang sedang dinamis. Harga batubara acuan dunia turun menjadi sekitar USD 100,97 per ton pada awal Juni 2025, dari USD 121 pada awal Mei, karena kelebihan pasokan.
Namun, analis energi mengingatkan bahwa eskalasi konflik antara Iran dan Israel bisa mengubah tren ini secara drastis.
Jika harga minyak melonjak akibat ketegangan geopolitik, maka batubara bisa kembali menjadi substitusi energi, memicu kenaikan permintaan dan harga. Bagi Indonesia, sebagai eksportir utama batubara global, masuknya batubara kokas China justru menjadi sinyal yang perlu dicermati.
Meskipun berpotensi memperkuat suplai lokal dan mendukung industri dalam negeri, hal ini juga bisa mempengaruhi strategi jangka panjang pemerintah dalam pengelolaan energi dan transisi menuju sumber energi bersih.
Di sisi lain, lonjakan permintaan dari sektor baja di Sulawesi menunjukkan pertumbuhan industri hilir yang positif, asalkan diimbangi dengan regulasi dan tata niaga yang ketat.
Langkah China ini membuktikan bahwa dinamika energi global sangat fleksibel, dan Indonesia harus siap menghadapinya dengan kebijakan yang adaptif dan berpihak pada kepentingan nasional.