Kapal Induk Nuklir USS Nimitz Milik AS Melintasi Perairan Aceh dengan Transponder Mati, Apa Artinya?

Ilustrasi USS Nimitz melintasi perairan Aceh
Sumber :
  • pexel @Rafael Rodrigues

Viva, Banyumas - Kapal induk nuklir AS, USS Nimitz, baru-baru ini melintasi perairan Aceh pada pertengahan Juni 2025. Momen ini menjadi sorotan karena kapal raksasa tersebut memilih mematikan transpondernya selama pelayaran, sehingga tidak terlihat dalam sistem pelacakan perkapalan publik.

Donald Trump Perintahkan Larangan Masuk ke AS untuk 12 Negara, Siapa Saja yang Jadi Korban?

Tindakan ini menimbulkan pertanyaan, apa artinya bagi keamanan dan operasi kapal. Transponder mati yang dilakukan USS Nimitz saat melintasi perairan Aceh adalah langkah strategis untuk menjaga kerahasiaan rute dan kesiapan operasional kapal.

Dalam konteks situasi global yang sedang tegang, terutama di kawasan Timur Tengah, hal ini menjadi penting agar informasi posisi kapal tidak mudah diketahui pihak lain. Namun, meski transponder dimatikan, kapal ini tetap menjalankan haknya sesuai hukum internasional.

AS Turun Tangan! Rudal Iran Dihujani, Israel Dibantu Diam Diam?

Jadi, apa artinya tindakan USS Nimitz mematikan transponder saat melewati perairan Aceh? Ini adalah upaya menjaga rahasia dan keamanan operasional kapal induk nuklir AS di tengah dinamika geopolitik yang sensitif.

Sementara itu, pihak terkait seperti TNI AL terus memantau pergerakan kapal untuk memastikan wilayah perairan Indonesia tetap aman dan kedaulatan negara terjaga.

Iran Bongkar Dokumen Nuklir Israel, Sebut AS dan Eropa Terlibat!

Dilansir dari Reuters, Meski transponder dimatikan, USS Nimitz tetap tercatat sebagai “innocent passage” berdasarkan konvensi PBB tentang hukum laut (UN CON LOS). Hal ini berarti kapal tersebut berlayar secara legal melewati wilayah perairan Indonesia tanpa melanggar kedaulatan negara.

Namun, TNI Angkatan Laut (TNI AL) tetap memantau pergerakan kapal raksasa ini secara intensif menggunakan radar dan sistem maritime awareness. Pengawasan ketat dilakukan untuk memastikan keamanan wilayah perairan dan menjaga kedaulatan negara.

Kapal induk USS Nimitz dalam pelayaran kali ini menuju Teluk Persia untuk bergabung dengan armada Angkatan Laut AS, termasuk kapal induk USS Carl Vinson. Kehadiran armada ini bertujuan untuk memperkuat posisi militer Amerika Serikat dalam situasi ketegangan tinggi antara Iran dan Israel.

Beberapa analis internasional menyebut pelayaran ini sebagai sinyal tegas dari AS agar tidak ada salah perhitungan yang dapat memperluas konflik di kawasan menjadi perang global.

Sementara itu, pemerintah Indonesia menegaskan bahwa pelayaran USS Nimitz tetap mengacu pada hukum internasional dan hak transit yang diberikan kepada kapal asing.

Indonesia juga menegaskan komitmennya untuk menjaga keamanan dan kedaulatan maritim melalui pengawasan ketat terhadap aktivitas kapal asing di wilayahnya.

Pelayaran kapal induk raksasa ini di kawasan Selat Malaka, salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia, menjadi sorotan penting di tengah dinamika geopolitik internasional. Pengawasan yang dilakukan oleh TNI AL menjadi bukti kesiapan dan keseriusan Indonesia menjaga wilayah kedaulatan dan keamanan lautnya