Sakral dan Penuh Makna di Candi Arjuna: 8 Anak Berambut Gimbal Diruwat di DCF 2025
Viva Banyumas – Dieng Culture Festival (DCF) 2025 kembali menghadirkan salah satu prosesi budaya yang paling dinanti, yakni Jamasan dan Pemotongan Rambut Gimbal.
Tradisi sakral yang menjadi ikon budaya Dataran Tinggi Dieng ini telah memasuki pelaksanaan ke-15, dan kembali digelar di pelataran Candi Arjuna pada Minggu, 24 Agustus 2024, seusai Kirab Budaya.
Sebanyak delapan anak berambut gimbal dari berbagai wilayah, mulai dari Banjarnegara hingga luar kota, mengikuti prosesi ruwatan ini.
Menurut Kepala Disparbud Banjarnegara, Tursiman, anak-anak yang ikut serta dalam ruwatan ini merupakan anak-anak bajang yang rambut gimbalnya tumbuh secara alami dan diyakini tidak akan hilang jika tidak melalui ritual pemotongan yang sakra, yang sebelumnya telah melewati proses pendaftaran dan seleksi yang ketat.
“Sebelumnya puluhan yang mendaftar, dari dalam dan luar kota. Namun setelah kami akurasi, hanya delapan anak yang kami pilih, dan semuanya masih usia SD ke bawah,” jelas Tursiman.
Tursiman mengatakan bahwa rangkaian acara diawali dengan prosesi Jamasan, yakni penyucian tubuh anak-anak bajang menggunakan air suci.
"Ritual ini bertujuan untuk membersihkan diri dari sesuker atau energi buruk yang dipercaya menempel pada anak bajang. Setelah disucikan, satu per satu anak dicukur rambut gimbalnya oleh ayah kandung masing-masing, dipandu oleh pemangku adat," terangnya.
Prosesi ini berlangsung khidmat, disaksikan oleh masyarakat serta wisatawan yang memadati kawasan Candi Arjuna.
Prosesi terakhir adalah Lelarungan, yakni melarung rambut gimbal ke Telaga Balekambang, sebagai simbol pelepasan energi negatif dan permohonan keselamatan bagi anak yang telah diruwat.
“Mudah-mudahan anak-anak yang telah melalui ritual ini rambut gimbalnya tidak tumbuh lagi. Selain itu, ini adalah warisan budaya turun-temurun yang harus kita jaga,” tambah Tursiman.
Dalam tradisi ini, setiap anak bajang yang akan dicukur memiliki satu atau beberapa permintaan khusus.
Permintaan tersebut dipercaya sebagai syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh orang tua agar prosesi berjalan lancar dan tidak menimbulkan hal buruk di kemudian hari.
Berikut daftar 8 anak gimbal dan permintaan unik mereka:
1. M. Ghibran Althaf Dhaifullah: Satu buah Tab.
2. Shajfa Syagila Sakennarava: HP, sepatu roda, dan ingkung ayam.
3. Adinda Wijayanti Putri: Ingin dicukur oleh Wak Lyeng Kudangan.
4. Aisyah Rahmadani: Baju kembar dan sepeda lipat berwarna biru.
5. Adinda Nesya Salsabila: Nanggap lengger dan HP baru.
6. Faedza Ahmad Al Afghani: Mobil remot.
7. Aisyah Alifah Syaefudin: Dua gelang emas dan buku belajar komplit.
8. Yulviana: HP anyar, buah rambutan, dan buah jambu air.
Prosesi Jamasan dan Pemotongan Rambut Gimbal bukan sekadar pertunjukan budaya, melainkan ritual sakral yang merefleksikan kepercayaan masyarakat Dieng terhadap kearifan lokal yang telah diwariskan secara turun-temurun.
Dengan keterlibatan aktif masyarakat dan dukungan pemerintah daerah, tradisi ini diharapkan terus bertahan dan menjadi daya tarik budaya yang unik di mata wisatawan domestik maupun mancanegara.