Martabak Sari Kebondalem: Legendaris Sejak 1950 dengan Bungkus Daun Pisang yang Bikin Nostalgia!

Martabak Sari Kebondalem
Sumber :
  • Tiktok/makanrecehpurwokerto

VIVA, Banyumas – Di tengah maraknya jajanan kekinian, ada satu kuliner legendaris di Purwokerto.

Tetap eksis dan setia dengan tradisinya sejak tahun 1950, Martabak Sari Kebondalem.

Tempat ini bukan hanya sekadar tempat makan, tapi juga bagian dari sejarah kuliner kota.

Yang paling unik dari Martabak Sari adalah bungkusnya yang masih menggunakan daun pisang.

Meskipun zaman sudah berubah dan banyak penjual beralih ke kemasan kertas atau kardus.

Mereka tetap mempertahankan daun pisang sebagai ciri khas.

Bahkan, sempat ketika mereka mencoba mengganti kemasan menjadi kardus.

Para pelanggan lama langsung protes dan meminta kembali ke daun pisang.

Hal ini menunjukkan betapa kuatnya nilai nostalgia dan kepercayaan pelanggan terhadap tradisi.

Soal rasa, jangan ditanya. Martabak telurnya gurih, padat isi, dan dimasak dengan teknik tradisional yang membuat rasanya tetap otentik.

Salah satu hal yang bikin beda adalah cara penyajian acar dan cabenya yang dipisah.

Jadi, kamu bisa menikmati rasa manis dan segar dari acar tanpa harus terganggu pedasnya cabe.

Bahkan, jumlah cabe yang diberikan bisa lebih dari dua.

Bikin kamu puas menikmati sensasi pedasnya sesuai selera.

Lokasinya sekarang pindah sedikit ke arah dine-in Bakmie Tjong Djaja.

Tapi masih di area Jl. KH. Safi I, Kebondalem, Purwokerto Timur.

Buka setiap sore mulai pukul 16.00 hingga 21.30 WIB.

Tempat ini cocok banget buat camilan sore atau makan malam ringan.

Buat kamu yang belum pernah coba, Martabak Sari Kebondalem wajib banget masuk list kulineranmu di Purwokerto.

Cita rasa lawas, harga ramah, dan sensasi bungkus daun pisang yang otentik, kombinasi yang tak tergantikan

VIVA, Banyumas – Di tengah maraknya jajanan kekinian, ada satu kuliner legendaris di Purwokerto.

Tetap eksis dan setia dengan tradisinya sejak tahun 1950, Martabak Sari Kebondalem.

Tempat ini bukan hanya sekadar tempat makan, tapi juga bagian dari sejarah kuliner kota.

Yang paling unik dari Martabak Sari adalah bungkusnya yang masih menggunakan daun pisang.

Meskipun zaman sudah berubah dan banyak penjual beralih ke kemasan kertas atau kardus.

Mereka tetap mempertahankan daun pisang sebagai ciri khas.

Bahkan, sempat ketika mereka mencoba mengganti kemasan menjadi kardus.

Para pelanggan lama langsung protes dan meminta kembali ke daun pisang.

Hal ini menunjukkan betapa kuatnya nilai nostalgia dan kepercayaan pelanggan terhadap tradisi.

Soal rasa, jangan ditanya. Martabak telurnya gurih, padat isi, dan dimasak dengan teknik tradisional yang membuat rasanya tetap otentik.

Salah satu hal yang bikin beda adalah cara penyajian acar dan cabenya yang dipisah.

Jadi, kamu bisa menikmati rasa manis dan segar dari acar tanpa harus terganggu pedasnya cabe.

Bahkan, jumlah cabe yang diberikan bisa lebih dari dua.

Bikin kamu puas menikmati sensasi pedasnya sesuai selera.

Lokasinya sekarang pindah sedikit ke arah dine-in Bakmie Tjong Djaja.

Tapi masih di area Jl. KH. Safi I, Kebondalem, Purwokerto Timur.

Buka setiap sore mulai pukul 16.00 hingga 21.30 WIB.

Tempat ini cocok banget buat camilan sore atau makan malam ringan.

Buat kamu yang belum pernah coba, Martabak Sari Kebondalem wajib banget masuk list kulineranmu di Purwokerto.

Cita rasa lawas, harga ramah, dan sensasi bungkus daun pisang yang otentik, kombinasi yang tak tergantikan