Kenapa Patung Tugu Biawak di Wonosobo Bisa Viral? Ternyata Ini Alasannya

Patung Tugu Biawak Bisa Viral
Sumber :
  • Tangkapan layar/Instagram @diskominfo_wonosobo

BanyumasPatung Tugu Biawak yang berada di Desa Krasak, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo belakangan ini sedang viral hingga jadi perbincangan publik.

Terciptanya Tugu Biawak di Wonosobo membuat heboh warga setempat hingga warganet.

Banyak yang mengira tugu tersebut dibangun dengan dana besar, bahkan ada yang menduga dari dana desa.

Padahal fakta dari Tugu Biawak ini dibangun tanpa menggunakan dana desa sama sekali.

Pembangunannya merupakan hasil kolaborasi antara Pemkab Wonosobo bersama BUMD dan CSR perusahaan, sebagai bentuk dukungan terhadap inisiatif masyarakat lokal.

Anggaran yang digunakan untuk pembangunan Tugu Biawak hanya mengeluarkan sebanyak Rp 50 juta.

Menariknya, ide ini datang dari pemuda Desa Krasak yang ingin mengangkat identitas lokal melalui seni. 

Di wilayah ini, biawak memang menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari warga.

Adanya semangat gotong royong, warga terlibat langsung dalam proses pembangunan, dari tenaga hingga logistik. 

Proses pengerjaan pun cukup singkat hanya memakan waktu sekitar 1,5 bulan.

Tugu ini menjadi bukti bahwa jika masyarakat, pemerintah, dan seniman lokal berkolaborasi, hasilnya bisa luar biasa.

Saat ini, Tugu Biawak tak hanya menjadi landmark desa, tapi juga menjadi spot foto baru dan ikon kebanggaan Wonosobo

BanyumasPatung Tugu Biawak yang berada di Desa Krasak, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo belakangan ini sedang viral hingga jadi perbincangan publik.

Terciptanya Tugu Biawak di Wonosobo membuat heboh warga setempat hingga warganet.

Banyak yang mengira tugu tersebut dibangun dengan dana besar, bahkan ada yang menduga dari dana desa.

Padahal fakta dari Tugu Biawak ini dibangun tanpa menggunakan dana desa sama sekali.

Pembangunannya merupakan hasil kolaborasi antara Pemkab Wonosobo bersama BUMD dan CSR perusahaan, sebagai bentuk dukungan terhadap inisiatif masyarakat lokal.

Anggaran yang digunakan untuk pembangunan Tugu Biawak hanya mengeluarkan sebanyak Rp 50 juta.

Menariknya, ide ini datang dari pemuda Desa Krasak yang ingin mengangkat identitas lokal melalui seni. 

Di wilayah ini, biawak memang menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari warga.

Adanya semangat gotong royong, warga terlibat langsung dalam proses pembangunan, dari tenaga hingga logistik. 

Proses pengerjaan pun cukup singkat hanya memakan waktu sekitar 1,5 bulan.

Tugu ini menjadi bukti bahwa jika masyarakat, pemerintah, dan seniman lokal berkolaborasi, hasilnya bisa luar biasa.

Saat ini, Tugu Biawak tak hanya menjadi landmark desa, tapi juga menjadi spot foto baru dan ikon kebanggaan Wonosobo