Skandal Dokumen Palsu Naturalisasi: FAM Malaysia Buka Suara Usai FIFA Jatuhkan Denda Rp7,3 Miliar dan Larangan Main

Pernyataan Resmi FAM usai FIFA Jatuhkan Sanksi
Sumber :
  • fam.org.my

VIVA, Banyumas – Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) tengah menjadi sorotan usai dijatuhi sanksi oleh FIFA terkait dugaan pemalsuan dokumen naturalisasi sejumlah pemain. Kasus ini mencuat setelah FIFA menilai Negeri Jiran menggunakan dokumen tidak sah dalam proses pendaftaran pemain keturunan.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) FAM, Datuk Noor Azman Hj Rahman, akhirnya buka suara. Ia menegaskan bahwa sanksi yang dijatuhkan FIFA bukan karena kesengajaan, melainkan murni akibat kesalahan administrasi di internal FAM.

"FAM ingin menginformasikan bahwa kami telah mengidentifikasi kesalahan teknis dalam proses penyerahan dokumen yang dilakukan oleh staf administrasi," ujar Noor Azman melalui keterangan resmi di akun Instagram FAM, Minggu (28/9/2025).

Kasus ini membuat FAM harus menerima sanksi finansial cukup besar. FIFA resmi menjatuhkan denda 350 ribu CHF atau sekitar Rp7,3 miliar kepada FAM.

Tidak hanya federasi, tujuh pemain keturunan Malaysia juga ikut terseret. Mereka adalah Facundo Garces, Jon Irazabal, Hector Hevel, Joao Figueiredo, Imanol Machuca, Rodrigo Holgado, dan Gabriel Palmero.

Sanksi kepada para pemain ini terbilang berat. Mereka dibekukan dari aktivitas sepak bola selama 12 bulan dan masing-masing didenda 2.000 CHF atau sekitar Rp41,8 juta.

Dampaknya langsung terasa, khususnya bagi Facundo Garces, bek utama Deportivo Alaves di La Liga. Klub asal Spanyol itu bahkan sudah menegaskan tidak akan menurunkan Garces dalam skuad pertandingan selama masa sanksi.

Meski dihukum, FAM bersikeras bahwa para pemain keturunan yang terlibat bukanlah imigran ilegal, melainkan benar-benar memiliki garis keturunan Malaysia.

"FAM menunggu keputusan FIFA sebelum mengajukan banding, sesuai proses dan upaya hukum yang berlaku," jelas Noor Azman.

Ia menambahkan bahwa pihaknya akan menempuh jalur hukum yang tersedia untuk membela federasi maupun pemain.

"FAM menanggapi masalah ini dengan serius. Namun, FAM ingin menekankan bahwa para pemain warisan yang terlibat adalah warga negara Malaysia yang sah," lanjutnya.

Kasus ini bisa menjadi pukulan telak bagi sepak bola Malaysia. Di satu sisi, FAM tengah gencar memperkuat tim nasional lewat program naturalisasi pemain keturunan.

Namun, sanksi FIFA berpotensi mencoreng kredibilitas federasi dalam mengelola administrasi dan regulasi pemain.

Kerugian finansial dari denda juga bukan jumlah kecil. Selain itu, absennya tujuh pemain keturunan akan berdampak pada strategi timnas Malaysia, terutama dalam menghadapi turnamen internasional mendatang.

 

Jika banding FAM diterima, hukuman bisa saja dikurangi. Namun, jika ditolak, kasus ini akan menjadi pelajaran penting bagi federasi untuk memperbaiki sistem administrasi agar tidak terulang di masa depan.