Ide Piala Dunia 2030 Bisa Diikuti 64 Negara, Begini Respons UEFA, CONCACAF, dan Fans
- instagram @fifaworldcup
FIFA mempertimbangkan format Piala Dunia 2030 dengan 64 tim. UEFA, CONCACAF, dan fans menilai wacana ini ide buruk yang bisa merusak nilai turnamen terbesar sepak bola
Viva, Banyumas - Wacana besar kembali muncul dalam dunia sepak bola internasional. FIFA dikabarkan sedang menimbang usulan agar Piala Dunia 2030 diikuti oleh 64 tim. Jika terealisasi, turnamen ini akan mencatat sejarah baru sebagai edisi terbesar sepanjang masa.
Namun, ide tersebut langsung memicu kontroversi di kalangan federasi dan pecinta sepak bola. Sebelumnya, FIFA sudah membuat terobosan besar dengan menambah jumlah peserta dari 32 menjadi 48 tim untuk Piala Dunia 2026 di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko. Kini, usulan ekspansi kembali datang dari Amerika Selatan.
Presiden Federasi Sepak Bola Uruguay, Ignacio Alonso, serta Presiden CONMEBOL, Alejandro Dominguez, mengusulkan agar edisi seratus tahun Piala Dunia menjadi lebih megah dengan menghadirkan 64 negara.
Penolakan UEFA dan CONCACAF
Meski dianggap monumental oleh pengusulnya, rencana ini justru ditolak mentah-mentah oleh UEFA. Presiden UEFA sekaligus wakil presiden FIFA, Aleksander Ceferin, menyebut ide penambahan jumlah peserta menjadi 64 tim sebagai sebuah “ide buruk.” Senada dengan itu, Presiden CONCACAF, Victor Montagliani, juga melontarkan kritik tajam.
Ia menilai FIFA seharusnya menunggu pelaksanaan format 48 tim di 2026 sebelum melangkah lebih jauh.
“Kita bahkan belum mencoba edisi dengan 48 tim. Rasanya tidak tepat langsung melompat ke 64,” tegasnya dilansir dari Viva.
Fans Ikut Suarakan Penolakan
Gelombang kritik tidak hanya datang dari federasi, tetapi juga para penggemar sepak bola di seluruh dunia. Di media sosial, banyak suporter yang menilai wacana ini berlebihan dan bisa mengurangi nilai eksklusivitas Piala Dunia.
Seorang fans menulis dengan nada sarkas, “Kenapa tidak semua negara sekalian diundang? Turnamennya bisa enam bulan dan liga domestik tidak usah ada lagi.” Komentar lain menyebut,
“Ini Piala Dunia, bukan Olimpiade.” Presiden FIFA, Gianni Infantino, mencoba bersikap diplomatis. Ia mengatakan setiap ide pantas dipertimbangkan, namun juga mengakui tantangan besar dengan format 48 tim saja sudah cukup berat.
“Kalau terserah saya, Piala Dunia bisa diikuti 200 negara. Tapi tentu ini turnamen untuk tim terbaik yang harus melalui kualifikasi,” ujarnya. Meski begitu, dalam pernyataannya, Infantino tidak menutup kemungkinan perubahan format.
Ia bahkan menyebut Piala Dunia 2030 harus menjadi perayaan yang tidak terlupakan. Jika wacana 64 tim benar-benar disetujui, negara-negara Asia termasuk Indonesia akan mendapat peluang lebih besar untuk tampil.
Namun, sejauh ini format tersebut masih menuai pro-kontra dan belum ada keputusan final. Dengan demikian, masa depan format Piala Dunia 2030 masih menjadi tanda tanya besar. Apakah akan mengikuti usulan ekspansi atau tetap dengan 48 tim, semua akan bergantung pada keputusan FIFA dalam beberapa tahun ke depan
FIFA mempertimbangkan format Piala Dunia 2030 dengan 64 tim. UEFA, CONCACAF, dan fans menilai wacana ini ide buruk yang bisa merusak nilai turnamen terbesar sepak bola
Viva, Banyumas - Wacana besar kembali muncul dalam dunia sepak bola internasional. FIFA dikabarkan sedang menimbang usulan agar Piala Dunia 2030 diikuti oleh 64 tim. Jika terealisasi, turnamen ini akan mencatat sejarah baru sebagai edisi terbesar sepanjang masa.
Namun, ide tersebut langsung memicu kontroversi di kalangan federasi dan pecinta sepak bola. Sebelumnya, FIFA sudah membuat terobosan besar dengan menambah jumlah peserta dari 32 menjadi 48 tim untuk Piala Dunia 2026 di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko. Kini, usulan ekspansi kembali datang dari Amerika Selatan.
Presiden Federasi Sepak Bola Uruguay, Ignacio Alonso, serta Presiden CONMEBOL, Alejandro Dominguez, mengusulkan agar edisi seratus tahun Piala Dunia menjadi lebih megah dengan menghadirkan 64 negara.
Penolakan UEFA dan CONCACAF
Meski dianggap monumental oleh pengusulnya, rencana ini justru ditolak mentah-mentah oleh UEFA. Presiden UEFA sekaligus wakil presiden FIFA, Aleksander Ceferin, menyebut ide penambahan jumlah peserta menjadi 64 tim sebagai sebuah “ide buruk.” Senada dengan itu, Presiden CONCACAF, Victor Montagliani, juga melontarkan kritik tajam.
Ia menilai FIFA seharusnya menunggu pelaksanaan format 48 tim di 2026 sebelum melangkah lebih jauh.
“Kita bahkan belum mencoba edisi dengan 48 tim. Rasanya tidak tepat langsung melompat ke 64,” tegasnya dilansir dari Viva.
Fans Ikut Suarakan Penolakan
Gelombang kritik tidak hanya datang dari federasi, tetapi juga para penggemar sepak bola di seluruh dunia. Di media sosial, banyak suporter yang menilai wacana ini berlebihan dan bisa mengurangi nilai eksklusivitas Piala Dunia.
Seorang fans menulis dengan nada sarkas, “Kenapa tidak semua negara sekalian diundang? Turnamennya bisa enam bulan dan liga domestik tidak usah ada lagi.” Komentar lain menyebut,
“Ini Piala Dunia, bukan Olimpiade.” Presiden FIFA, Gianni Infantino, mencoba bersikap diplomatis. Ia mengatakan setiap ide pantas dipertimbangkan, namun juga mengakui tantangan besar dengan format 48 tim saja sudah cukup berat.
“Kalau terserah saya, Piala Dunia bisa diikuti 200 negara. Tapi tentu ini turnamen untuk tim terbaik yang harus melalui kualifikasi,” ujarnya. Meski begitu, dalam pernyataannya, Infantino tidak menutup kemungkinan perubahan format.
Ia bahkan menyebut Piala Dunia 2030 harus menjadi perayaan yang tidak terlupakan. Jika wacana 64 tim benar-benar disetujui, negara-negara Asia termasuk Indonesia akan mendapat peluang lebih besar untuk tampil.
Namun, sejauh ini format tersebut masih menuai pro-kontra dan belum ada keputusan final. Dengan demikian, masa depan format Piala Dunia 2030 masih menjadi tanda tanya besar. Apakah akan mengikuti usulan ekspansi atau tetap dengan 48 tim, semua akan bergantung pada keputusan FIFA dalam beberapa tahun ke depan