Deretan 3 Pemain Liga Inggris Berwajah Eropa tapi Ternyata Muslim
- instagram @granitxhaka
Jumlah pemain Muslim di Liga Inggris kian meningkat, bahkan beberapa berwajah Eropa. Granit Xhaka, Djed Spence, dan Yunus Konak jadi bukti keragaman sekaligus inspirasi dunia sepak bola
Viva, Banyumas - Liga Inggris selalu menjadi magnet perhatian dunia karena kualitas kompetisi, atmosfer stadion, serta kehadiran para pemain kelas dunia. Namun, ada sisi menarik yang jarang diketahui publik, yaitu keberadaan pemain beragama Islam dengan penampilan khas Eropa. Fenomena ini memperlihatkan bahwa agama bukan hanya milik etnis atau bangsa tertentu, melainkan keyakinan universal yang bisa dianut siapa saja.
Nama Mohamed Salah atau Omar Marmoush memang kerap menjadi ikon Muslim di Premier League. Namun, kini jumlah pemain Muslim di sepak bola Inggris semakin meningkat signifikan. Menurut laporan Nujum Sports, terdapat sekitar 250 pemain Muslim yang tersebar di empat piramida kompetisi sepak bola Inggris.
Angka ini menunjukkan bahwa Islam semakin diterima di ranah olahraga, bahkan di negara dengan mayoritas non-Muslim seperti Inggris.
1. Granit Xhaka - Sunderland
Dilansir dari tvonenews, Salah satu nama yang mengejutkan publik adalah Granit Xhaka, mantan gelandang Arsenal yang kini memperkuat Sunderland. Xhaka berasal dari keluarga berdarah Albania yang beragama Islam.
Meski lahir dan besar di Swiss, ia bangga dengan akar budayanya. Selebrasi elang berkepak yang dilakukan Xhaka saat Swiss melawan Serbia di Piala Dunia 2018 menjadi simbol kebanggaannya sebagai Muslim keturunan Albania.
2. Djed Spence - Tottenham Hotspur
Selain itu, ada juga Djed Spence, pemain Tottenham Hotspur yang baru saja mencetak sejarah. Ia menjadi pesepakbola Muslim pertama yang debut bersama tim nasional senior Inggris. Spence mengaku terkejut sekaligus bangga karena mampu membawa identitas Muslimnya ke panggung sepak bola tertinggi di negaranya.
Kehadirannya menjadi bukti bahwa keberagaman kini lebih diterima dalam skuad Tiga Singa.
3. Yunus Emre Konak - Brentford
Tak kalah menarik, Yunus Emre Konak, gelandang muda Brentford asal Turki, juga menjadi sorotan. Meski wajahnya berkarakter Eropa, ia tetap teguh menjalankan ibadah puasa Ramadan di tengah padatnya jadwal kompetisi. Konak bahkan aktif mendalami agama dengan belajar langsung dari imam setempat bersama rekan setimnya.
Hal ini menunjukkan bagaimana para pemain Muslim bisa memadukan profesionalisme dan keimanan. Meningkatnya jumlah pemain Muslim di Liga Inggris juga memberikan dampak positif bagi toleransi dan keragaman. Kehadiran mereka tidak hanya menginspirasi penggemar Muslim di seluruh dunia, tetapi juga membuka ruang dialog antarbudaya di ranah sepak bola.
Dengan performa gemilang yang ditunjukkan para pemain Muslim, mereka berhasil membuktikan bahwa iman dan prestasi bisa berjalan beriringan. Fenomena ini sekaligus mengingatkan publik bahwa sepak bola lebih dari sekadar olahraga.
Ia adalah jembatan persaudaraan, di mana identitas dan keyakinan menjadi bagian dari perjalanan panjang menuju kesuksesan di level dunia
Jumlah pemain Muslim di Liga Inggris kian meningkat, bahkan beberapa berwajah Eropa. Granit Xhaka, Djed Spence, dan Yunus Konak jadi bukti keragaman sekaligus inspirasi dunia sepak bola
Viva, Banyumas - Liga Inggris selalu menjadi magnet perhatian dunia karena kualitas kompetisi, atmosfer stadion, serta kehadiran para pemain kelas dunia. Namun, ada sisi menarik yang jarang diketahui publik, yaitu keberadaan pemain beragama Islam dengan penampilan khas Eropa. Fenomena ini memperlihatkan bahwa agama bukan hanya milik etnis atau bangsa tertentu, melainkan keyakinan universal yang bisa dianut siapa saja.
Nama Mohamed Salah atau Omar Marmoush memang kerap menjadi ikon Muslim di Premier League. Namun, kini jumlah pemain Muslim di sepak bola Inggris semakin meningkat signifikan. Menurut laporan Nujum Sports, terdapat sekitar 250 pemain Muslim yang tersebar di empat piramida kompetisi sepak bola Inggris.
Angka ini menunjukkan bahwa Islam semakin diterima di ranah olahraga, bahkan di negara dengan mayoritas non-Muslim seperti Inggris.
1. Granit Xhaka - Sunderland
Dilansir dari tvonenews, Salah satu nama yang mengejutkan publik adalah Granit Xhaka, mantan gelandang Arsenal yang kini memperkuat Sunderland. Xhaka berasal dari keluarga berdarah Albania yang beragama Islam.
Meski lahir dan besar di Swiss, ia bangga dengan akar budayanya. Selebrasi elang berkepak yang dilakukan Xhaka saat Swiss melawan Serbia di Piala Dunia 2018 menjadi simbol kebanggaannya sebagai Muslim keturunan Albania.
2. Djed Spence - Tottenham Hotspur
Selain itu, ada juga Djed Spence, pemain Tottenham Hotspur yang baru saja mencetak sejarah. Ia menjadi pesepakbola Muslim pertama yang debut bersama tim nasional senior Inggris. Spence mengaku terkejut sekaligus bangga karena mampu membawa identitas Muslimnya ke panggung sepak bola tertinggi di negaranya.
Kehadirannya menjadi bukti bahwa keberagaman kini lebih diterima dalam skuad Tiga Singa.
3. Yunus Emre Konak - Brentford
Tak kalah menarik, Yunus Emre Konak, gelandang muda Brentford asal Turki, juga menjadi sorotan. Meski wajahnya berkarakter Eropa, ia tetap teguh menjalankan ibadah puasa Ramadan di tengah padatnya jadwal kompetisi. Konak bahkan aktif mendalami agama dengan belajar langsung dari imam setempat bersama rekan setimnya.
Hal ini menunjukkan bagaimana para pemain Muslim bisa memadukan profesionalisme dan keimanan. Meningkatnya jumlah pemain Muslim di Liga Inggris juga memberikan dampak positif bagi toleransi dan keragaman. Kehadiran mereka tidak hanya menginspirasi penggemar Muslim di seluruh dunia, tetapi juga membuka ruang dialog antarbudaya di ranah sepak bola.
Dengan performa gemilang yang ditunjukkan para pemain Muslim, mereka berhasil membuktikan bahwa iman dan prestasi bisa berjalan beriringan. Fenomena ini sekaligus mengingatkan publik bahwa sepak bola lebih dari sekadar olahraga.
Ia adalah jembatan persaudaraan, di mana identitas dan keyakinan menjadi bagian dari perjalanan panjang menuju kesuksesan di level dunia