Rp630 Miliar! Inilah Rahasia Lonjakan Market Value Timnas Indonesia
- instagram @jayidzes
Nilai pasar Timnas Indonesia mencapai Rp630 miliar, mengalahkan raksasa Asia. Lonjakan ini berkat kombinasi pemain keturunan Eropa dan talenta lokal yang kian berkembang
Viva, Banyumas - Lonjakan nilai pasar (market value) Timnas Indonesia yang kini mencapai Rp630 miliar menjadi sorotan dunia sepak bola Asia. Angka tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah Garuda, sekaligus menempatkan Indonesia di atas sejumlah raksasa Asia seperti Qatar, Iran, Irak, Uzbekistan, bahkan Australia.
Capaian ini bukan terjadi secara instan. Ada sejumlah faktor yang mendorong peningkatan market value Timnas, mulai dari masuknya pemain keturunan Eropa hingga meningkatnya kualitas pemain lokal yang konsisten tampil di kompetisi internasional.
Dilansir dari Viva, Nama-nama seperti Jay Idzes (Sassuolo) dengan market value Rp130,36 miliar, Mees Hilgers (FC Twente) Rp112,98 miliar, dan Kevin Diks (Borussia Mönchengladbach) Rp86,91 miliar menjadi tulang punggung pertahanan Garuda. Kehadiran mereka membuat Timnas memiliki nilai pasar lebih kompetitif dibandingkan rival-rival di Asia.
Selain itu, pemain seperti Calvin Verdonk (LOSC Lille) Rp43,45 miliar dan Jordi Amat Rp11,30 miliar memberi kedalaman di lini belakang, berpadu dengan talenta lokal seperti Rizki Ridho dan Justin Hubner. Kombinasi pengalaman dan potensi muda inilah yang membuat lini pertahanan Indonesia kini bertabur bintang.
Bukan hanya naturalisasi, pemain lokal juga memiliki kontribusi besar. Marselino Ferdinan (Oxford United) dengan nilai Rp5,21 miliar menunjukkan peningkatan pesat. Begitu pula Thom Haye di lini tengah yang kini membela Persib Bandung dengan nilai Rp17,38 miliar.
Di sektor sayap, Miliano Jonathans (FC Utrecht) mencatat Rp15,64 miliar, sementara Eliano Reijnders (Persib) Rp10,43 miliar, dan Yakob Sayuri Rp6,08 miliar menambah kekuatan kreativitas serangan Garuda. Emil Audero (Cremonese) menjadi kiper termahal Timnas dengan nilai Rp55,62 miliar. Kehadirannya melengkapi opsi bersama Nadeo Argawinata dan Ernando Ari, yang sudah terbukti di level Asia Tenggara.
Total market value Rp630 miliar ini bukan sekadar angka, melainkan sinyal era baru sepak bola Indonesia. Strategi pembinaan, naturalisasi pemain keturunan yang tepat sasaran, serta peningkatan performa pemain lokal menjadi kombinasi ideal menuju kebangkitan Garuda.
Lonjakan nilai ini juga meningkatkan daya tawar Timnas di kancah internasional, baik dalam kompetisi resmi maupun laga persahabatan. Dengan modal skuad bertabur bintang, Timnas Indonesia kini lebih percaya diri untuk bersaing melawan raksasa Asia.
Jika konsistensi performa dapat dijaga, bukan tidak mungkin market value Garuda akan terus meningkat. Saatnya Indonesia menunjukkan bahwa sepak bola Tanah Air siap melangkah lebih jauh di level global
Nilai pasar Timnas Indonesia mencapai Rp630 miliar, mengalahkan raksasa Asia. Lonjakan ini berkat kombinasi pemain keturunan Eropa dan talenta lokal yang kian berkembang
Viva, Banyumas - Lonjakan nilai pasar (market value) Timnas Indonesia yang kini mencapai Rp630 miliar menjadi sorotan dunia sepak bola Asia. Angka tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah Garuda, sekaligus menempatkan Indonesia di atas sejumlah raksasa Asia seperti Qatar, Iran, Irak, Uzbekistan, bahkan Australia.
Capaian ini bukan terjadi secara instan. Ada sejumlah faktor yang mendorong peningkatan market value Timnas, mulai dari masuknya pemain keturunan Eropa hingga meningkatnya kualitas pemain lokal yang konsisten tampil di kompetisi internasional.
Dilansir dari Viva, Nama-nama seperti Jay Idzes (Sassuolo) dengan market value Rp130,36 miliar, Mees Hilgers (FC Twente) Rp112,98 miliar, dan Kevin Diks (Borussia Mönchengladbach) Rp86,91 miliar menjadi tulang punggung pertahanan Garuda. Kehadiran mereka membuat Timnas memiliki nilai pasar lebih kompetitif dibandingkan rival-rival di Asia.
Selain itu, pemain seperti Calvin Verdonk (LOSC Lille) Rp43,45 miliar dan Jordi Amat Rp11,30 miliar memberi kedalaman di lini belakang, berpadu dengan talenta lokal seperti Rizki Ridho dan Justin Hubner. Kombinasi pengalaman dan potensi muda inilah yang membuat lini pertahanan Indonesia kini bertabur bintang.
Bukan hanya naturalisasi, pemain lokal juga memiliki kontribusi besar. Marselino Ferdinan (Oxford United) dengan nilai Rp5,21 miliar menunjukkan peningkatan pesat. Begitu pula Thom Haye di lini tengah yang kini membela Persib Bandung dengan nilai Rp17,38 miliar.
Di sektor sayap, Miliano Jonathans (FC Utrecht) mencatat Rp15,64 miliar, sementara Eliano Reijnders (Persib) Rp10,43 miliar, dan Yakob Sayuri Rp6,08 miliar menambah kekuatan kreativitas serangan Garuda. Emil Audero (Cremonese) menjadi kiper termahal Timnas dengan nilai Rp55,62 miliar. Kehadirannya melengkapi opsi bersama Nadeo Argawinata dan Ernando Ari, yang sudah terbukti di level Asia Tenggara.
Total market value Rp630 miliar ini bukan sekadar angka, melainkan sinyal era baru sepak bola Indonesia. Strategi pembinaan, naturalisasi pemain keturunan yang tepat sasaran, serta peningkatan performa pemain lokal menjadi kombinasi ideal menuju kebangkitan Garuda.
Lonjakan nilai ini juga meningkatkan daya tawar Timnas di kancah internasional, baik dalam kompetisi resmi maupun laga persahabatan. Dengan modal skuad bertabur bintang, Timnas Indonesia kini lebih percaya diri untuk bersaing melawan raksasa Asia.
Jika konsistensi performa dapat dijaga, bukan tidak mungkin market value Garuda akan terus meningkat. Saatnya Indonesia menunjukkan bahwa sepak bola Tanah Air siap melangkah lebih jauh di level global