Jangan Biarkan Oli Merembes! Begini Cara 10 Detik Deteksi Shock Breaker Lemah Sebelum Dompet Anda Jebol
- YouTube/Tips Otomotif Channel
VIVA, Banyumas – Sistem suspensi menjadi “penjaga kenyamanan” setiap perjalanan. Namun, komponen utama suspensi atau Shock Breaker Mobil sering luput diperiksa sampai gejala kerusakan terasa jelas.
Bila dibiarkan, bocor atau lemahnya shock breaker bukan sekadar menurunkan kenyamanan, tetapi juga menggerus kestabilan, mempercepat keausan ban, dan dapat membahayakan keselamatan.
Mengetahui tanda-tandanya sejak dini adalah investasi murah dibanding konsekuensi mahal di kemudian hari.
Sebagaimana dilansir dari kanal YouTube Tips Otomtif Channel, berikut Ciri-ciri Shock Breaker Mobil Bocor dan Lemah.
1. Periksa Kebocoran Oli Secara Visual
Langkah tercepat adalah mengintip bagian bawah kendaraan. Shock breaker sehat selalu tampak kering.
Bila sambungan tabung atas dan bawah berkilap basah, ada jejak oli mengalir atau menempel debu, itu sinyal pasti bocor.
Begitu oli berkurang, peredaman hanya mengandalkan pegas, membuat mobil terasa “mentul-mentul” saat melewati jalan bergelombang.
2. Uji Ayunan Tiga Kali
Parkir di permukaan datar, tekan bodi mobil (dekat spatbor) ke bawah lalu lepaskan.
Shock breaker yang masih bagus akan meredam maksimum tiga ayunan sebelum kembali stabil.
Jika bodi terus memantul lebih dari tiga kali, per atau piston sudah lemah, tandanya ganti komponen segera.
3. Dengarkan Bunyi Saat Melintas Jalan Kasar
Shock breaker bocor tidak lagi mampu meredam hentakan. Akibatnya, timbul suara “gluduk-gluduk” ketika roda menghajar lubang atau polisi tidur.
Bunyi logam beradu itu berasal dari piston yang bergerak bebas tanpa bantalan oli. Abaikan gejala ini, dan komponen lain seperti bushing, arm, serta ban ikut cepat aus.
4. Tes Tekan-Tarik Shock Copotan Sebelum Membeli
Bila memilih shock breaker second (ori copotan), tekan batang piston dengan kuat lalu lepaskan.
Unit laik pakai akan kembali naik dengan cepat dan halus; kalau tertahan di tengah atau lambat naik, performanya sudah lemah. Pastikan pula tidak ada noda oli di permukaan luar
VIVA, Banyumas – Sistem suspensi menjadi “penjaga kenyamanan” setiap perjalanan. Namun, komponen utama suspensi atau Shock Breaker Mobil sering luput diperiksa sampai gejala kerusakan terasa jelas.
Bila dibiarkan, bocor atau lemahnya shock breaker bukan sekadar menurunkan kenyamanan, tetapi juga menggerus kestabilan, mempercepat keausan ban, dan dapat membahayakan keselamatan.
Mengetahui tanda-tandanya sejak dini adalah investasi murah dibanding konsekuensi mahal di kemudian hari.
Sebagaimana dilansir dari kanal YouTube Tips Otomtif Channel, berikut Ciri-ciri Shock Breaker Mobil Bocor dan Lemah.
1. Periksa Kebocoran Oli Secara Visual
Langkah tercepat adalah mengintip bagian bawah kendaraan. Shock breaker sehat selalu tampak kering.
Bila sambungan tabung atas dan bawah berkilap basah, ada jejak oli mengalir atau menempel debu, itu sinyal pasti bocor.
Begitu oli berkurang, peredaman hanya mengandalkan pegas, membuat mobil terasa “mentul-mentul” saat melewati jalan bergelombang.
2. Uji Ayunan Tiga Kali
Parkir di permukaan datar, tekan bodi mobil (dekat spatbor) ke bawah lalu lepaskan.
Shock breaker yang masih bagus akan meredam maksimum tiga ayunan sebelum kembali stabil.
Jika bodi terus memantul lebih dari tiga kali, per atau piston sudah lemah, tandanya ganti komponen segera.
3. Dengarkan Bunyi Saat Melintas Jalan Kasar
Shock breaker bocor tidak lagi mampu meredam hentakan. Akibatnya, timbul suara “gluduk-gluduk” ketika roda menghajar lubang atau polisi tidur.
Bunyi logam beradu itu berasal dari piston yang bergerak bebas tanpa bantalan oli. Abaikan gejala ini, dan komponen lain seperti bushing, arm, serta ban ikut cepat aus.
4. Tes Tekan-Tarik Shock Copotan Sebelum Membeli
Bila memilih shock breaker second (ori copotan), tekan batang piston dengan kuat lalu lepaskan.
Unit laik pakai akan kembali naik dengan cepat dan halus; kalau tertahan di tengah atau lambat naik, performanya sudah lemah. Pastikan pula tidak ada noda oli di permukaan luar