Jokowi Kaget Disambangi Abu Bakar Baasyir, Pertemuan Tertutup 30 Menit Jadi Sorotan
- instagram @jokowi
Jokowi mengaku kaget didatangi Ustaz Abu Bakar Ba’asyir di rumahnya di Solo. Pertemuan 30 menit itu berisi nasihat agar Jokowi jadi pembela Islam yang kuat
Viva, Banyumas - Pertemuan tak terduga antara Presiden ketujuh RI, Joko Widodo (Jokowi), dengan Ustaz Abu Bakar Ba’asyir (ABB) menarik perhatian publik.
Pada Senin, 29 September 2045 siang, pendiri Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki itu mendatangi kediaman pribadi Jokowi di Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah.
Kedatangan ABB disambut langsung Jokowi dari pintu gerbang rumahnya.
Mantan Wali Kota Surakarta itu tampak mengenakan batik lengkap dengan peci, sementara ABB hadir dengan pakaian serba putih khas dirinya.
Suasana hangat tercipta ketika Jokowi menyapa dengan Bahasa Jawa, membungkuk, lalu menyalami tamunya.
Setelah itu, keduanya masuk ke rumah dan melakukan pertemuan tertutup selama kurang lebih 30 menit.
Usai pertemuan, Ustaz Abu Bakar Ba’asyir mengungkapkan bahwa kedatangannya hanya untuk memberikan nasihat kepada Jokowi. Menurutnya, seorang ulama memiliki kewajiban menasihati rakyat maupun pemimpin, termasuk presiden.
“Saya hanya menasihati. Orang Islam itu wajib menasihati rakyat, pemimpin, bahkan orang kafir,” ucap ABB dikutip dari tvonenews.
Ia menambahkan bahwa dirinya berharap Jokowi bisa menjadi pembela Islam yang kuat. Tak hanya itu, ABB juga menegaskan bahwa perjuangannya saat ini adalah agar negara Indonesia bisa diatur dengan hukum Islam secara menyeluruh.
“Presiden pun saya nasihati lewat surat agar mengamalkan hukum Islam dengan baik,” imbuhnya. Sementara itu, Jokowi mengaku tidak menyangka dengan kedatangan ABB ke kediamannya.
“Saya sangat kaget atas kedatangan beliau. Intinya, beliau menasihati saya untuk mengabdi pada Islam, itu saja,” ujar Jokowi.
Pertemuan singkat namun penuh makna tersebut langsung menjadi sorotan publik. Pasalnya, hubungan antara ABB dan pemerintah kerap diwarnai perbedaan pandangan, terutama terkait isu penegakan syariat Islam di Indonesia.
Namun, momen ini sekaligus menunjukkan bahwa ruang komunikasi antara ulama dan pemimpin bangsa tetap terbuka.
Pengamat politik menilai pertemuan ini bisa memberi sinyal positif bagi dialog yang lebih sehat antara kelompok Islam garis keras dan pemerintah.
Dengan gaya sederhana, ABB tetap menyuarakan aspirasinya, sementara Jokowi memilih merespons dengan sikap tenang dan terbuka.
Dalam konteks kehidupan berbangsa, pertemuan semacam ini penting untuk meredam ketegangan sekaligus membuka jalan bagi pemahaman bersama.
Terlepas dari kontroversi, silaturahmi antara Jokowi dan ABB setidaknya menunjukkan adanya titik temu berupa nasihat yang disampaikan dengan cara damai
Jokowi mengaku kaget didatangi Ustaz Abu Bakar Ba’asyir di rumahnya di Solo. Pertemuan 30 menit itu berisi nasihat agar Jokowi jadi pembela Islam yang kuat
Viva, Banyumas - Pertemuan tak terduga antara Presiden ketujuh RI, Joko Widodo (Jokowi), dengan Ustaz Abu Bakar Ba’asyir (ABB) menarik perhatian publik.
Pada Senin, 29 September 2045 siang, pendiri Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki itu mendatangi kediaman pribadi Jokowi di Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah.
Kedatangan ABB disambut langsung Jokowi dari pintu gerbang rumahnya.
Mantan Wali Kota Surakarta itu tampak mengenakan batik lengkap dengan peci, sementara ABB hadir dengan pakaian serba putih khas dirinya.
Suasana hangat tercipta ketika Jokowi menyapa dengan Bahasa Jawa, membungkuk, lalu menyalami tamunya.
Setelah itu, keduanya masuk ke rumah dan melakukan pertemuan tertutup selama kurang lebih 30 menit.
Usai pertemuan, Ustaz Abu Bakar Ba’asyir mengungkapkan bahwa kedatangannya hanya untuk memberikan nasihat kepada Jokowi. Menurutnya, seorang ulama memiliki kewajiban menasihati rakyat maupun pemimpin, termasuk presiden.
“Saya hanya menasihati. Orang Islam itu wajib menasihati rakyat, pemimpin, bahkan orang kafir,” ucap ABB dikutip dari tvonenews.
Ia menambahkan bahwa dirinya berharap Jokowi bisa menjadi pembela Islam yang kuat. Tak hanya itu, ABB juga menegaskan bahwa perjuangannya saat ini adalah agar negara Indonesia bisa diatur dengan hukum Islam secara menyeluruh.
“Presiden pun saya nasihati lewat surat agar mengamalkan hukum Islam dengan baik,” imbuhnya. Sementara itu, Jokowi mengaku tidak menyangka dengan kedatangan ABB ke kediamannya.
“Saya sangat kaget atas kedatangan beliau. Intinya, beliau menasihati saya untuk mengabdi pada Islam, itu saja,” ujar Jokowi.
Pertemuan singkat namun penuh makna tersebut langsung menjadi sorotan publik. Pasalnya, hubungan antara ABB dan pemerintah kerap diwarnai perbedaan pandangan, terutama terkait isu penegakan syariat Islam di Indonesia.
Namun, momen ini sekaligus menunjukkan bahwa ruang komunikasi antara ulama dan pemimpin bangsa tetap terbuka.
Pengamat politik menilai pertemuan ini bisa memberi sinyal positif bagi dialog yang lebih sehat antara kelompok Islam garis keras dan pemerintah.
Dengan gaya sederhana, ABB tetap menyuarakan aspirasinya, sementara Jokowi memilih merespons dengan sikap tenang dan terbuka.
Dalam konteks kehidupan berbangsa, pertemuan semacam ini penting untuk meredam ketegangan sekaligus membuka jalan bagi pemahaman bersama.
Terlepas dari kontroversi, silaturahmi antara Jokowi dan ABB setidaknya menunjukkan adanya titik temu berupa nasihat yang disampaikan dengan cara damai