Fakta di Balik Isu Luhut Sebut Ekonomi Indonesia Ungguli Amerika Jika Jokowi Jadi Presiden Tahun 2029
- instagram @luhut.pandjaitan
Isu Luhut sebut ekonomi RI lebih baik dari AS pada 2029 terbukti hoaks. Faktanya, pernyataan tersebut hasil manipulasi dan sudah diklarifikasi oleh media kredibel
Viva, Banyumas - Beredar luas di media sosial, khususnya Instagram, sebuah unggahan tangkapan layar portal berita yang mengeklaim pernyataan dari Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, mengenai kondisi ekonomi Indonesia.
Klaim tersebut menyebutkan bahwa ekonomi Indonesia akan lebih baik dibanding Amerika Serikat (AS) jika Joko Widodo kembali menjabat sebagai presiden pada 2029. Namun, setelah ditelusuri, klaim tersebut tidak benar dan masuk kategori hoaks.
Hasil penelusuran menggunakan Google Lens tidak menemukan pemberitaan kredibel yang membenarkan pernyataan tersebut.
Dikutip dari Pemkab Cilacap, Faktanya, tangkapan layar yang beredar merupakan konten manipulatif. Berita asli yang ditayangkan oleh cnnindonesia.com pada Sabtu, 13 September 2025 pukul 20.50 WIB memiliki judul berbeda: “Respons Luhut Soal AEI Sebut Ekonomi Indonesia Dalam Kondisi Darurat.”
Dalam berita tersebut, Luhut justru menyampaikan bahwa Indonesia sedang menghadapi tantangan serius di sektor ekonomi. Ia menanggapi saran dari Aliansi Ekonomi Indonesia (AEI) agar pemerintah melakukan deregulasi kebijakan dan penyederhanaan birokrasi guna memperbaiki situasi.
Lebih lanjut, klaim tentang Jokowi yang bisa kembali maju pada 2029 juga keliru. Konstitusi Indonesia melalui Pasal 7 UUD 1945 dengan tegas membatasi masa jabatan presiden hanya dua periode.
Jokowi sudah menyelesaikan masa jabatannya sebagai Presiden ke-7 RI pada 2024, sehingga tidak ada peluang untuk kembali mencalonkan diri. Fenomena penyebaran hoaks semacam ini kembali mengingatkan masyarakat akan pentingnya literasi digital.
Konten manipulatif seringkali dibuat dengan tujuan memicu perdebatan politik atau menciptakan opini yang menyesatkan. Oleh karena itu, publik dihimbau untuk selalu memeriksa sumber berita dari media kredibel sebelum mempercayai informasi yang beredar.
Praktik klarifikasi semacam ini menunjukkan pentingnya peran jurnalisme independen dalam melawan disinformasi.
Fakta bahwa Luhut tidak pernah mengucapkan pernyataan tentang ekonomi RI akan mengungguli Amerika Serikat menegaskan bahwa unggahan viral tersebut hanyalah bagian dari upaya penyebaran kabar bohong.
Dengan meningkatnya kasus serupa, masyarakat diharapkan tidak mudah terpancing dan senantiasa mengutamakan verifikasi informasi. Pemerintah juga terus mendorong kampanye anti-hoaks agar ruang digital Indonesia tetap sehat dan bermanfaat
Isu Luhut sebut ekonomi RI lebih baik dari AS pada 2029 terbukti hoaks. Faktanya, pernyataan tersebut hasil manipulasi dan sudah diklarifikasi oleh media kredibel
Viva, Banyumas - Beredar luas di media sosial, khususnya Instagram, sebuah unggahan tangkapan layar portal berita yang mengeklaim pernyataan dari Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, mengenai kondisi ekonomi Indonesia.
Klaim tersebut menyebutkan bahwa ekonomi Indonesia akan lebih baik dibanding Amerika Serikat (AS) jika Joko Widodo kembali menjabat sebagai presiden pada 2029. Namun, setelah ditelusuri, klaim tersebut tidak benar dan masuk kategori hoaks.
Hasil penelusuran menggunakan Google Lens tidak menemukan pemberitaan kredibel yang membenarkan pernyataan tersebut.
Dikutip dari Pemkab Cilacap, Faktanya, tangkapan layar yang beredar merupakan konten manipulatif. Berita asli yang ditayangkan oleh cnnindonesia.com pada Sabtu, 13 September 2025 pukul 20.50 WIB memiliki judul berbeda: “Respons Luhut Soal AEI Sebut Ekonomi Indonesia Dalam Kondisi Darurat.”
Dalam berita tersebut, Luhut justru menyampaikan bahwa Indonesia sedang menghadapi tantangan serius di sektor ekonomi. Ia menanggapi saran dari Aliansi Ekonomi Indonesia (AEI) agar pemerintah melakukan deregulasi kebijakan dan penyederhanaan birokrasi guna memperbaiki situasi.
Lebih lanjut, klaim tentang Jokowi yang bisa kembali maju pada 2029 juga keliru. Konstitusi Indonesia melalui Pasal 7 UUD 1945 dengan tegas membatasi masa jabatan presiden hanya dua periode.
Jokowi sudah menyelesaikan masa jabatannya sebagai Presiden ke-7 RI pada 2024, sehingga tidak ada peluang untuk kembali mencalonkan diri. Fenomena penyebaran hoaks semacam ini kembali mengingatkan masyarakat akan pentingnya literasi digital.
Konten manipulatif seringkali dibuat dengan tujuan memicu perdebatan politik atau menciptakan opini yang menyesatkan. Oleh karena itu, publik dihimbau untuk selalu memeriksa sumber berita dari media kredibel sebelum mempercayai informasi yang beredar.
Praktik klarifikasi semacam ini menunjukkan pentingnya peran jurnalisme independen dalam melawan disinformasi.
Fakta bahwa Luhut tidak pernah mengucapkan pernyataan tentang ekonomi RI akan mengungguli Amerika Serikat menegaskan bahwa unggahan viral tersebut hanyalah bagian dari upaya penyebaran kabar bohong.
Dengan meningkatnya kasus serupa, masyarakat diharapkan tidak mudah terpancing dan senantiasa mengutamakan verifikasi informasi. Pemerintah juga terus mendorong kampanye anti-hoaks agar ruang digital Indonesia tetap sehat dan bermanfaat