Bank Jateng Ungkap Langkah Antisipasi Usai Sopir Bobol Rp10 Miliar Merupakan Dana ATM se Wonogiri
- Instagram @bankjateng
Bank Jateng perketat pengawasan pasca kasus sopir kabur bawa Rp10 miliar. Psikotes berkala, pemantauan transaksi, serta sistem keamanan digital diperkuat untuk cegah terulang
Viva, Banyumas - Kasus penggelapan dana sebesar Rp10 miliar oleh seorang sopir outsourcing Bank Jateng Cabang Wonogiri menjadi sorotan publik. Dana tersebut sejatinya dipersiapkan untuk pengisian Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di wilayah Wonogiri, namun dibawa kabur oleh Anggun Tyas (35) dengan modus sederhana saat berpura-pura memindahkan parkir kendaraan.
Beruntung, berkat gerak cepat aparat kepolisian, sekitar 97 persen dana berhasil diamankan sehingga kerugian bank dapat ditekan. Meski demikian, insiden ini menjadi tamparan keras bagi manajemen Bank Jateng untuk memperketat sistem pengawasan internal.
Dilansir dari Tiktok @@j123nk, Kuasa hukum Bank Jateng, Boyamin Saiman, menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan sejumlah langkah strategis untuk mencegah kasus serupa terulang. Salah satu fokus utama adalah memperkuat seleksi dan evaluasi pegawai, termasuk melalui psikotes berkala.
Langkah ini bertujuan mendeteksi potensi penyimpangan atau indikasi penyalahgunaan kewenangan sejak dini. Selain evaluasi psikologis, Bank Jateng juga berencana memperkuat sistem pemantauan transaksi dan komunikasi karyawan.
Dengan dukungan teknologi, setiap aktivitas keuangan yang mencurigakan bisa langsung terdeteksi dan ditindaklanjuti lebih cepat. Langkah pencegahan lainnya adalah memperketat manajemen pengamanan fisik dana tunai.
Bank Jateng mendorong agar uang dalam jumlah besar tidak hanya disimpan secara fisik, melainkan dialihkan ke rekening penampungan khusus. Hal ini dinilai lebih aman sekaligus mengurangi risiko penyalahgunaan.
Kasus ini juga membuka fakta bahwa pelaku telah lama memantau pola distribusi dana, terutama menjelang akhir bulan ketika kebutuhan tunai meningkat. Oleh karena itu, sistem rotasi tugas dan pengawasan berlapis akan menjadi prioritas dalam pembenahan internal.
Meski sempat mencoreng nama baik institusi, Bank Jateng optimistis kepercayaan masyarakat tetap terjaga. Hal ini dibuktikan dengan hampir seluruh dana berhasil diselamatkan dan dukungan penuh dari aparat penegak hukum.
Dengan langkah-langkah antisipasi tersebut, Bank Jateng berharap kasus serupa tidak akan terulang, sekaligus memperkuat citra sebagai lembaga keuangan yang aman dan terpercaya di Jawa Tengah
Bank Jateng perketat pengawasan pasca kasus sopir kabur bawa Rp10 miliar. Psikotes berkala, pemantauan transaksi, serta sistem keamanan digital diperkuat untuk cegah terulang
Viva, Banyumas - Kasus penggelapan dana sebesar Rp10 miliar oleh seorang sopir outsourcing Bank Jateng Cabang Wonogiri menjadi sorotan publik. Dana tersebut sejatinya dipersiapkan untuk pengisian Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di wilayah Wonogiri, namun dibawa kabur oleh Anggun Tyas (35) dengan modus sederhana saat berpura-pura memindahkan parkir kendaraan.
Beruntung, berkat gerak cepat aparat kepolisian, sekitar 97 persen dana berhasil diamankan sehingga kerugian bank dapat ditekan. Meski demikian, insiden ini menjadi tamparan keras bagi manajemen Bank Jateng untuk memperketat sistem pengawasan internal.
Dilansir dari Tiktok @@j123nk, Kuasa hukum Bank Jateng, Boyamin Saiman, menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan sejumlah langkah strategis untuk mencegah kasus serupa terulang. Salah satu fokus utama adalah memperkuat seleksi dan evaluasi pegawai, termasuk melalui psikotes berkala.
Langkah ini bertujuan mendeteksi potensi penyimpangan atau indikasi penyalahgunaan kewenangan sejak dini. Selain evaluasi psikologis, Bank Jateng juga berencana memperkuat sistem pemantauan transaksi dan komunikasi karyawan.
Dengan dukungan teknologi, setiap aktivitas keuangan yang mencurigakan bisa langsung terdeteksi dan ditindaklanjuti lebih cepat. Langkah pencegahan lainnya adalah memperketat manajemen pengamanan fisik dana tunai.
Bank Jateng mendorong agar uang dalam jumlah besar tidak hanya disimpan secara fisik, melainkan dialihkan ke rekening penampungan khusus. Hal ini dinilai lebih aman sekaligus mengurangi risiko penyalahgunaan.
Kasus ini juga membuka fakta bahwa pelaku telah lama memantau pola distribusi dana, terutama menjelang akhir bulan ketika kebutuhan tunai meningkat. Oleh karena itu, sistem rotasi tugas dan pengawasan berlapis akan menjadi prioritas dalam pembenahan internal.
Meski sempat mencoreng nama baik institusi, Bank Jateng optimistis kepercayaan masyarakat tetap terjaga. Hal ini dibuktikan dengan hampir seluruh dana berhasil diselamatkan dan dukungan penuh dari aparat penegak hukum.
Dengan langkah-langkah antisipasi tersebut, Bank Jateng berharap kasus serupa tidak akan terulang, sekaligus memperkuat citra sebagai lembaga keuangan yang aman dan terpercaya di Jawa Tengah