Tragedi Banjarnegara 1992: Minem dan Sarni Difitnah Racuni Tetangga, Diseret, Dicukur, dan Ditelanjangi Massa

Ilustrasi Tragedi kelam fitnah racun Banjarnegara 1992
Sumber :
  • pexel @Alan Cabello

Tragedi Banjarnegara 1992: Minem dan Sarni jadi korban fitnah racun. Diseret, dicukur, dicat, hingga ditelanjangi massa. Sejarah kelam ini jadi pelajaran penting

Viva, Banyumas - Peristiwa memilukan pernah mengguncang Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, pada 12 Juni 1992. Seorang ibu bernama Suparjo Minem (55) dan anak perempuannya, Sarni (21), menjadi korban fitnah yang berujung pada amukan massa di Desa Rakitan, Kecamatan Madukara.

Dikutip dari Grup Facebook Sejarah Nusantar dan Dunia, Tragedi ini bermula dari gosip tak jelas asal-usulnya. Minem dituduh meracuni tetangganya, Hadi Suriyanto atau Hadi Bero, yang tiba-tiba jatuh sakit.

Tanpa bukti, isu itu menyebar cepat di tengah masyarakat hingga memicu amarah ratusan warga. Pada sore naas tersebut, puluhan orang menyerbu rumah Minem. Mereka menuduhnya menyimpan racun dan menuntut pengakuan. Meski bersikeras tidak bersalah, Minem dan Sarni justru diseret keluar rumah.

Mereka diikat di pohon cengkih, dicukur paksa, dicat merah, bahkan ditelanjangi. Massa berteriak “bunuh!” sembari mengobrak-abrik isi rumah dan menggambari dinding dengan simbol tengkorak. Dalam kondisi pasrah, Minem sempat berkata ia “siap mati” meski tak melakukan kesalahan.

Selama lima jam, keduanya diperlakukan bukan sebagai manusia, melainkan sasaran kebiadaban warga yang percaya gosip tanpa dasar. Beruntung, aparat kepolisian dari Polsek Madukara datang dan menghentikan tindakan brutal tersebut.

Minem dan Sarni akhirnya diselamatkan dan diamankan di kantor polisi. Meski trauma mendalam, keduanya tetap menegaskan tidak pernah meracuni siapa pun. Belakangan, Hadi Bero diketahui menderita tifus, bukan keracunan.