Masa Depan Jet Tempur Indonesia, Isu KF 21 Bisa Saingi F35 Amerika
- pexel @orkunsatici
KF-21 Boramae dikembangkan jadi jet siluman generasi 5. Indonesia berpeluang mendapat transfer teknologi strategis, memperkuat TNI AU dan menyaingi kemampuan F-35 Amerika
Viva, Banyumas - Indonesia tengah menatap masa depan pertahanan udaranya dengan penuh harapan. Hal ini seiring rencana Korea Selatan untuk mengembangkan jet tempur KF-21 Boramae menjadi pesawat siluman generasi kelima.
Ambisi tersebut membuat banyak pihak menilai, Indonesia bisa menjadi salah satu negara yang ikut merasakan lompatan besar di bidang teknologi militer. Dilansir dari Viva, Sejak awal, Indonesia sudah dilibatkan sebagai mitra strategis dalam proyek KF-21.
Walaupun sempat terkendala pendanaan, komitmen tersebut tetap dipertahankan karena pesawat ini dinilai berpotensi menjadi tulang punggung TNI Angkatan Udara di masa depan.
Jika rencana pengembangan menuju varian KF-21 Block III sukses, Indonesia berpeluang mengakses teknologi yang selama ini sangat eksklusif. KF-21 Block III dirancang memiliki fitur siluman yang mampu menandingi F-35 Lightning II milik Amerika Serikat.
Fitur pentingnya meliputi internal weapons bay yang menyembunyikan persenjataan di dalam bodi pesawat, sistem peperangan elektronik mutakhir, serta radar cross-section yang rendah. Dengan kemampuan ini, jet tempur akan lebih sulit dideteksi radar musuh.
Selain fitur siluman, inovasi besar lain yang ditawarkan adalah mesin jet lokal hasil pengembangan Hanwha Aerospace dan Doosan Enerbility. Jika berhasil, Korsel tidak hanya mengurangi ketergantungan pada impor mesin dari Amerika, tetapi juga membuka peluang transfer teknologi mesin strategis kepada Indonesia.
Bagi industri pertahanan nasional, hal ini bisa menjadi lompatan besar menuju kemandirian. Tak berhenti di sana, KF-21 Block III juga diproyeksikan menggunakan rudal jarak jauh berbasis ducted ramjet yang digadang lebih unggul dibanding AIM-120 AMRAAM.
Ditambah dengan sistem integrasi drone tempur cerdas melalui konsep “loyal wingman”, jet ini akan menjadi salah satu aset udara paling modern di Asia. Bagi Indonesia, keterlibatan dalam proyek KF-21 bukan sekadar kerjasama teknis, tetapi juga investasi jangka panjang.
Transfer teknologi dari Korea Selatan akan memperkuat daya tawar Indonesia di kawasan, sekaligus memberikan bekal bagi industri dirgantara nasional dalam menghadapi persaingan global.
Jika Block III sukses diwujudkan, bukan tidak mungkin KF-21 menjadi aset utama TNI AU yang mampu menyaingi standar emas jet siluman dunia, yakni F-35. Dengan begitu, masa depan pertahanan udara Indonesia akan semakin kuat dan berdaulat
KF-21 Boramae dikembangkan jadi jet siluman generasi 5. Indonesia berpeluang mendapat transfer teknologi strategis, memperkuat TNI AU dan menyaingi kemampuan F-35 Amerika
Viva, Banyumas - Indonesia tengah menatap masa depan pertahanan udaranya dengan penuh harapan. Hal ini seiring rencana Korea Selatan untuk mengembangkan jet tempur KF-21 Boramae menjadi pesawat siluman generasi kelima.
Ambisi tersebut membuat banyak pihak menilai, Indonesia bisa menjadi salah satu negara yang ikut merasakan lompatan besar di bidang teknologi militer. Dilansir dari Viva, Sejak awal, Indonesia sudah dilibatkan sebagai mitra strategis dalam proyek KF-21.
Walaupun sempat terkendala pendanaan, komitmen tersebut tetap dipertahankan karena pesawat ini dinilai berpotensi menjadi tulang punggung TNI Angkatan Udara di masa depan.
Jika rencana pengembangan menuju varian KF-21 Block III sukses, Indonesia berpeluang mengakses teknologi yang selama ini sangat eksklusif. KF-21 Block III dirancang memiliki fitur siluman yang mampu menandingi F-35 Lightning II milik Amerika Serikat.
Fitur pentingnya meliputi internal weapons bay yang menyembunyikan persenjataan di dalam bodi pesawat, sistem peperangan elektronik mutakhir, serta radar cross-section yang rendah. Dengan kemampuan ini, jet tempur akan lebih sulit dideteksi radar musuh.
Selain fitur siluman, inovasi besar lain yang ditawarkan adalah mesin jet lokal hasil pengembangan Hanwha Aerospace dan Doosan Enerbility. Jika berhasil, Korsel tidak hanya mengurangi ketergantungan pada impor mesin dari Amerika, tetapi juga membuka peluang transfer teknologi mesin strategis kepada Indonesia.
Bagi industri pertahanan nasional, hal ini bisa menjadi lompatan besar menuju kemandirian. Tak berhenti di sana, KF-21 Block III juga diproyeksikan menggunakan rudal jarak jauh berbasis ducted ramjet yang digadang lebih unggul dibanding AIM-120 AMRAAM.
Ditambah dengan sistem integrasi drone tempur cerdas melalui konsep “loyal wingman”, jet ini akan menjadi salah satu aset udara paling modern di Asia. Bagi Indonesia, keterlibatan dalam proyek KF-21 bukan sekadar kerjasama teknis, tetapi juga investasi jangka panjang.
Transfer teknologi dari Korea Selatan akan memperkuat daya tawar Indonesia di kawasan, sekaligus memberikan bekal bagi industri dirgantara nasional dalam menghadapi persaingan global.
Jika Block III sukses diwujudkan, bukan tidak mungkin KF-21 menjadi aset utama TNI AU yang mampu menyaingi standar emas jet siluman dunia, yakni F-35. Dengan begitu, masa depan pertahanan udara Indonesia akan semakin kuat dan berdaulat