Inovasi Pengelolaan Sampah Antar Banyumas Raih ASEAN ESC Award 2025 dan Jadi Contoh Regional Asia Tenggara
- ANTARA/HO-KLH
Kabupaten Banyumas meraih ASEAN ESC Award 2025 berkat sistem pengelolaan sampah berkelanjutan. Inovasi lokal seperti TPS3R, maggot, dan RDF menjadikan Banyumas pionir sekaligus contoh pengelolaan lingkungan di Asia Tenggara.
VIVA, Banyumas – Kabupaten Banyumas kembali menorehkan prestasi di kancah internasional setelah berhasil meraih penghargaan pada ajang The 6th ASEAN Environmentally Sustainable Cities (ESC) Award dan The 5th Certificate Recognition tahun 2025.
Penghargaan bergengsi tersebut diberikan berkat keberhasilan Banyumas dalam mewujudkan tata kelola lingkungan berkelanjutan melalui pengelolaan sampah berbasis masyarakat.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Banyumas, Widodo Sugiri, menjelaskan bahwa penghargaan ini merupakan pengakuan atas inovasi Banyumas dalam mengelola sampah dengan cara yang inklusif dan berorientasi pada masyarakat.
“Kabupaten Banyumas juga mampu mengelola 77 persen timbulan sampah. Inovasi seperti Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, dan Recycle (TPS3R), budi daya maggot, pengomposan, dan pengadaan ramah lingkungan menjadikan Banyumas model pengelolaan sampah di Asia Tenggara sekaligus tujuan pembelajaran regional," katanya dilansir dari ANTARA pada Kamis (11/9/20025).
Saat ini, Banyumas memiliki 67 bank sampah aktif dengan penerapan prinsip Reduce, Reuse, Recycle (3R). Bahkan, produksi Refuse Derived Fuel (RDF) juga menjadi bagian penting dalam strategi pengelolaan sampah daerah.
Prestasi Banyumas semakin menegaskan peran penting kabupaten ini sebagai salah satu pionir dalam pengelolaan lingkungan di Indonesia.
Selain Banyumas, empat daerah lain di Indonesia yang turut meraih penghargaan serupa adalah Kota Malang, Kota Bandung, Kota Padang, dan Kabupaten Ciamis.
Menurut Widodo Sugiri, capaian ini menjadi bukti nyata komitmen kuat pemerintah daerah di Indonesia dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan, sejalan dengan target lingkungan hidup di tingkat regional ASEAN.
Sekretaris DLH Kabupaten Banyumas, Arif Sugiono, menyampaikan bahwa awalnya penghargaan tersebut akan diterima langsung oleh Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono, pada acara yang digelar di Malaysia.
Namun, adanya surat edaran Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mengenai penundaan perjalanan luar negeri bagi kepala daerah membuat kehadiran Bupati urung dilakukan.
“Dalam hal ini, Direktur Pengendalian Kebakaran Lahan KLH, Dasrul Chaniago, mewakili Banyumas untuk menerima penghargaan tersebut,” jelasnya.
Meski telah meraih prestasi internasional, Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono menegaskan bahwa penghargaan ini bukanlah akhir dari perjalanan Banyumas dalam pengelolaan sampah.
"Pengelolaan sampah akan terus dikembangkan agar lebih bermanfaat dan bernilai ekonomis, bahkan menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD)," katanya.
Bupati menambahkan bahwa Banyumas akan terus berkomitmen untuk mengembangkan sistem yang tidak hanya menjaga kelestarian lingkungan, tetapi juga memberikan dampak positif secara sosial dan ekonomi bagi masyarakat.