Dibalik Ricuh DPRD Kebumen: Fakta Miras, Provokasi Anarko, dan Remaja Ikut ikutan
- Pemkab Kebumen
Kericuhan DPRD Kebumen libatkan remaja, bahkan pelajar SMP. Polisi temukan miras dan Forkopimda menduga ada provokasi anarko dalam aksi yang berujung anarkis
Viva, Banyumas - Kericuhan yang terjadi di Gedung DPRD Kebumen pada Sabtu (30/8/2025) meninggalkan catatan penting bagi aparat dan masyarakat. Dari 98 orang peserta aksi yang diamankan polisi, mayoritas ternyata masih berusia remaja, bahkan ada yang masih duduk di bangku SMP.
Fakta ini menjadi perhatian serius Forkopimda Kebumen yang kemudian menggelar pertemuan “Ngopi Bareng” di Ruang Aroengbinang Pendopo Kebumen, Senin (1/9/2025). Kapolres Kebumen, AKBP Eka Baasith, menyampaikan bahwa sebagian besar pelajar yang diamankan mengaku hanya ikut-ikutan diajak teman.
“Mereka tidak tahu tujuan aksi. Hanya ikut karena ajakan,” jelasnya. Forkopimda kemudian memutuskan mengembalikan para pelajar tersebut kepada orang tua masing-masing dengan pesan agar dilakukan pembinaan.
Fakta mengejutkan juga diungkap Dandim 0709 Kebumen, Letkol Arm Purba Sudibyo. Ia menuturkan banyak peserta aksi didapati dalam pengaruh minuman keras.
“Awalnya saya kira air mineral, ternyata isinya minuman keras. Ini yang memperkeruh suasana,” ujarnya.
Temuan ini memperkuat indikasi bahwa aksi anarkis di Kebumen tidak murni penyampaian aspirasi. Ketua DPRD Kebumen, Saman Halim Nurrohman, turut menyesalkan peristiwa tersebut. Menurutnya, gedung DPRD selalu terbuka untuk kritik dan audiensi, tetapi aksi Sabtu lalu tidak memiliki arah jelas.
“Mereka tidak membawa mandat atau aspirasi. Hanya merusak gerbang dan fasilitas,” tegasnya. Sementara itu, Korwil Badan Intelijen Negara (BIN) Kebumen, Andy, menilai ada indikasi kuat bahwa aksi tersebut ditunggangi oleh kelompok anarko.
“Kami mendeteksi adanya provokator yang sengaja menggeser tujuan aksi dari aspirasi menjadi perusakan fasilitas umum,” ungkapnya.
Bupati Kebumen, Lilis Nuryani, mengapresiasi peran Forkopimda yang menjaga keamanan daerah. Ia menekankan pentingnya peran orang tua, tokoh agama, dan masyarakat dalam mendidik generasi muda agar tidak mudah terprovokasi.
“Setiap rupiah pembangunan, setiap fasilitas publik, adalah milik rakyat. Jangan rusak masa depan kita dengan aksi anarkis,” pesan Bupati.
Wakil Bupati Zaeni Miftah menambahkan bahwa ke depan perlu edukasi wawasan kebangsaan bagi pelajar, penguatan peran organisasi keagamaan, akademisi, serta keteladanan dari elit politik untuk menjaga iklim kondusif di Kebumen.
Pertemuan Forkopimda ini menegaskan satu sikap: tidak ada ruang bagi provokasi dan anarkisme di Kebumen.
Aksi damai untuk menyampaikan aspirasi tetap dijamin undang-undang, tetapi perusakan dan tindak kriminal akan ditindak tegas. Kericuhan DPRD Kebumen menjadi peringatan keras bahwa generasi muda harus dibentengi dengan
Kericuhan DPRD Kebumen libatkan remaja, bahkan pelajar SMP. Polisi temukan miras dan Forkopimda menduga ada provokasi anarko dalam aksi yang berujung anarkis
Viva, Banyumas - Kericuhan yang terjadi di Gedung DPRD Kebumen pada Sabtu (30/8/2025) meninggalkan catatan penting bagi aparat dan masyarakat. Dari 98 orang peserta aksi yang diamankan polisi, mayoritas ternyata masih berusia remaja, bahkan ada yang masih duduk di bangku SMP.
Fakta ini menjadi perhatian serius Forkopimda Kebumen yang kemudian menggelar pertemuan “Ngopi Bareng” di Ruang Aroengbinang Pendopo Kebumen, Senin (1/9/2025). Kapolres Kebumen, AKBP Eka Baasith, menyampaikan bahwa sebagian besar pelajar yang diamankan mengaku hanya ikut-ikutan diajak teman.
“Mereka tidak tahu tujuan aksi. Hanya ikut karena ajakan,” jelasnya. Forkopimda kemudian memutuskan mengembalikan para pelajar tersebut kepada orang tua masing-masing dengan pesan agar dilakukan pembinaan.
Fakta mengejutkan juga diungkap Dandim 0709 Kebumen, Letkol Arm Purba Sudibyo. Ia menuturkan banyak peserta aksi didapati dalam pengaruh minuman keras.
“Awalnya saya kira air mineral, ternyata isinya minuman keras. Ini yang memperkeruh suasana,” ujarnya.
Temuan ini memperkuat indikasi bahwa aksi anarkis di Kebumen tidak murni penyampaian aspirasi. Ketua DPRD Kebumen, Saman Halim Nurrohman, turut menyesalkan peristiwa tersebut. Menurutnya, gedung DPRD selalu terbuka untuk kritik dan audiensi, tetapi aksi Sabtu lalu tidak memiliki arah jelas.
“Mereka tidak membawa mandat atau aspirasi. Hanya merusak gerbang dan fasilitas,” tegasnya. Sementara itu, Korwil Badan Intelijen Negara (BIN) Kebumen, Andy, menilai ada indikasi kuat bahwa aksi tersebut ditunggangi oleh kelompok anarko.
“Kami mendeteksi adanya provokator yang sengaja menggeser tujuan aksi dari aspirasi menjadi perusakan fasilitas umum,” ungkapnya.
Bupati Kebumen, Lilis Nuryani, mengapresiasi peran Forkopimda yang menjaga keamanan daerah. Ia menekankan pentingnya peran orang tua, tokoh agama, dan masyarakat dalam mendidik generasi muda agar tidak mudah terprovokasi.
“Setiap rupiah pembangunan, setiap fasilitas publik, adalah milik rakyat. Jangan rusak masa depan kita dengan aksi anarkis,” pesan Bupati.
Wakil Bupati Zaeni Miftah menambahkan bahwa ke depan perlu edukasi wawasan kebangsaan bagi pelajar, penguatan peran organisasi keagamaan, akademisi, serta keteladanan dari elit politik untuk menjaga iklim kondusif di Kebumen.
Pertemuan Forkopimda ini menegaskan satu sikap: tidak ada ruang bagi provokasi dan anarkisme di Kebumen.
Aksi damai untuk menyampaikan aspirasi tetap dijamin undang-undang, tetapi perusakan dan tindak kriminal akan ditindak tegas. Kericuhan DPRD Kebumen menjadi peringatan keras bahwa generasi muda harus dibentengi dengan