PLN IP Luncurkan Gajah Mungkur: Gerakan Sosial Ekologis dari Waduk Wonogiri

Program Gajah Mungkur, inovasi sosial PLN IP di Wonogiri
Sumber :
  • instagram @plnipservices.official

Program Gajah Mungkur PLN Indonesia Power hadir di Waduk Wonogiri untuk mengelola sampah, konservasi ekosistem, kurangi stunting, dan tingkatkan ekonomi masyarakat

Viva, Banyumas - PLN Indonesia Power (PLN IP) melalui Sub Unit PLTA Wonogiri resmi meluncurkan program inovasi sosial bertajuk “Gajah Mungkur”, sebuah gerakan kolaboratif yang mengintegrasikan pengelolaan sampah, konservasi ekosistem, hingga pemberdayaan masyarakat di sekitar Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri, Jawa Tengah.

Direktur Utama PLN Indonesia Power, Bernadus Sudarmanta, menjelaskan bahwa program ini menjadi jawaban atas tantangan multidimensi di kawasan strategis tersebut. Waduk Gajah Mungkur, yang selama ini berperan sebagai sumber energi dan irigasi utama di selatan Jawa Tengah, menghadapi tekanan serius.

Sedimentasi mencapai 3,2 juta meter kubik per tahun, limpasan sampah rumah tangga hingga 70 ton, serta prevalensi stunting sebesar 11 persen di wilayah sekitar menjadi persoalan nyata yang harus diatasi.

Melalui pendekatan berbasis ekonomi sirkular, program ini dikembangkan dengan empat pilar utama. Pertama, pengelolaan sampah melalui budidaya maggot dan digitalisasi bank sampah. Kedua, penguatan gizi anak lewat program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dan Taman Pendidikan Anak (TPA).

Ketiga, pemberdayaan ekonomi melalui integrasi kelompok pemancing dengan UMKM pengolah ikan lokal. Keempat, konservasi lingkungan melalui penanaman pohon dan restocking benih ikan di waduk.

Bernadus menegaskan yang dikutip dari laman tvonenews, “Kami tidak hanya membangkitkan listrik, kami membangkitkan kehidupan.” Program ini, lanjutnya, merupakan wujud nyata strategi keberlanjutan PLN Indonesia Power yang mengedepankan inovasi sosial sebagai bagian dari transformasi energi.

Dampak nyata program “Gajah Mungkur” mulai terlihat. Kelompok Wanita Tani (KWT) Lestari di Desa Pokoh Kidul berhasil memproduksi ribuan gram telur maggot dan memanen sayuran organik bernilai ekonomi.

Bank Sampah Manjung Berkah, yang menaungi 10 bank sampah desa, aktif mengelola limbah anorganik dan menghadirkan manfaat langsung bagi ratusan warga. Di sisi ekonomi, UMKM pengolah ikan lokal kini mampu meningkatkan kapasitas produksi dan memperluas pasar berkat pendampingan dari PLTA Wonogiri.

Sementara di bidang kesehatan, produk pertanian dari KWT Lestari digunakan untuk mendukung program PMT di posyandu. Sebanyak 29 anak di TPA Permata Hati pun mendapat intervensi gizi, pemeriksaan kesehatan rutin, serta dukungan edukatif untuk menekan angka stunting.

Dengan melibatkan akademisi, pemerintah, masyarakat, media, dan korporasi, program “Gajah Mungkur” menjadi model pembangunan berkelanjutan berbasis pentaheliks. Roadmap lima tahun yang disiapkan mencakup edukasi, penguatan kelembagaan, diversifikasi usaha, hingga replikasi program di daerah lain.

Langkah PLN Indonesia Power ini menunjukkan bahwa energi tidak hanya soal listrik, melainkan juga tentang membangun ekosistem sosial dan lingkungan yang berkelanjutan

Program Gajah Mungkur PLN Indonesia Power hadir di Waduk Wonogiri untuk mengelola sampah, konservasi ekosistem, kurangi stunting, dan tingkatkan ekonomi masyarakat

Viva, Banyumas - PLN Indonesia Power (PLN IP) melalui Sub Unit PLTA Wonogiri resmi meluncurkan program inovasi sosial bertajuk “Gajah Mungkur”, sebuah gerakan kolaboratif yang mengintegrasikan pengelolaan sampah, konservasi ekosistem, hingga pemberdayaan masyarakat di sekitar Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri, Jawa Tengah.

Direktur Utama PLN Indonesia Power, Bernadus Sudarmanta, menjelaskan bahwa program ini menjadi jawaban atas tantangan multidimensi di kawasan strategis tersebut. Waduk Gajah Mungkur, yang selama ini berperan sebagai sumber energi dan irigasi utama di selatan Jawa Tengah, menghadapi tekanan serius.

Sedimentasi mencapai 3,2 juta meter kubik per tahun, limpasan sampah rumah tangga hingga 70 ton, serta prevalensi stunting sebesar 11 persen di wilayah sekitar menjadi persoalan nyata yang harus diatasi.

Melalui pendekatan berbasis ekonomi sirkular, program ini dikembangkan dengan empat pilar utama. Pertama, pengelolaan sampah melalui budidaya maggot dan digitalisasi bank sampah. Kedua, penguatan gizi anak lewat program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dan Taman Pendidikan Anak (TPA).

Ketiga, pemberdayaan ekonomi melalui integrasi kelompok pemancing dengan UMKM pengolah ikan lokal. Keempat, konservasi lingkungan melalui penanaman pohon dan restocking benih ikan di waduk.

Bernadus menegaskan yang dikutip dari laman tvonenews, “Kami tidak hanya membangkitkan listrik, kami membangkitkan kehidupan.” Program ini, lanjutnya, merupakan wujud nyata strategi keberlanjutan PLN Indonesia Power yang mengedepankan inovasi sosial sebagai bagian dari transformasi energi.

Dampak nyata program “Gajah Mungkur” mulai terlihat. Kelompok Wanita Tani (KWT) Lestari di Desa Pokoh Kidul berhasil memproduksi ribuan gram telur maggot dan memanen sayuran organik bernilai ekonomi.

Bank Sampah Manjung Berkah, yang menaungi 10 bank sampah desa, aktif mengelola limbah anorganik dan menghadirkan manfaat langsung bagi ratusan warga. Di sisi ekonomi, UMKM pengolah ikan lokal kini mampu meningkatkan kapasitas produksi dan memperluas pasar berkat pendampingan dari PLTA Wonogiri.

Sementara di bidang kesehatan, produk pertanian dari KWT Lestari digunakan untuk mendukung program PMT di posyandu. Sebanyak 29 anak di TPA Permata Hati pun mendapat intervensi gizi, pemeriksaan kesehatan rutin, serta dukungan edukatif untuk menekan angka stunting.

Dengan melibatkan akademisi, pemerintah, masyarakat, media, dan korporasi, program “Gajah Mungkur” menjadi model pembangunan berkelanjutan berbasis pentaheliks. Roadmap lima tahun yang disiapkan mencakup edukasi, penguatan kelembagaan, diversifikasi usaha, hingga replikasi program di daerah lain.

Langkah PLN Indonesia Power ini menunjukkan bahwa energi tidak hanya soal listrik, melainkan juga tentang membangun ekosistem sosial dan lingkungan yang berkelanjutan