Tradisi Mistis atau Budaya, Rahasia Rambut Gimbal Anak Bajang di Dieng Culture Festival 2025

Ritual cukur rambut gimbal di Candi Arjuna
Sumber :
  • Pemprov Jateng

Rambut gimbal anak bajang Dieng tumbuh alami penuh misteri. Prosesi cukur gimbal di Candi Arjuna jadi tradisi sakral yang sarat makna budaya dan spiritual

Viva, Banyumas - Dataran Tinggi Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah, dikenal dengan keindahan alam dan budaya mistisnya. Salah satu tradisi yang selalu menyedot perhatian adalah prosesi cukur rambut gimbal anak bajang, sebuah ritual yang sarat makna sekaligus penuh misteri.

Rambut gimbal anak bajang tumbuh secara alami, tanpa bisa diatur atau diluruskan. Menariknya, kondisi ini tidak dipengaruhi faktor genetik maupun perawatan rambut. Banyak masyarakat meyakini bahwa rambut gimbal merupakan titipan gaib, sehingga keberadaannya harus dihormati.

Pada Dieng Culture Festival (DCF) 2025, delapan anak bajang menjalani prosesi ruwatan potong rambut di kompleks Candi Arjuna, Minggu (24/8/2025).

Sebelum dicukur, mereka diarak dalam kirab budaya menggunakan andong dari rumah tetua adat menuju lokasi prosesi. Ribuan wisatawan memenuhi area candi untuk menyaksikan langsung tradisi unik ini.

Uniknya, setiap anak bajang yang akan dicukur biasanya memiliki permintaan khusus, mulai dari mainan sederhana, sepeda, hingga benda kesukaan mereka. Permintaan tersebut dianggap sebagai syarat mutlak agar proses ruwatan berjalan lancar.

Bila tidak dipenuhi, dipercaya rambut gimbal akan tumbuh kembali. Sejumlah wisatawan mengaku terkesima. Mereka takjub melihat bagaimana rambut gimbal anak bajang tetap tumbuh meski dicukur, jika ritualnya tidak dilakukan dengan benar.

Rahayu, pengunjung asal Jakarta, menyebut pengalaman menyaksikan ritual ini sangat berkesan, bahkan terasa haru ketika rambut anak-anak dipotong diiringi doa-doa. Tradisi ini bukan hanya sekadar ritual mistis, melainkan juga warisan budaya yang mendalam.

Menurut kepercayaan masyarakat Dieng, potong rambut gimbal merupakan simbol penyucian dan doa agar anak-anak tumbuh sehat, berakhlak baik, serta terbebas dari gangguan gaib.

Menko IPK RI Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang hadir dalam acara tahun ini menyebut, prosesi cukur rambut gimbal mengandung nilai spiritual, religius, dan budaya yang tinggi. Sementara Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menegaskan pentingnya melestarikan tradisi ini, bahkan mendukung agar dikenalkan hingga ke tingkat internasional.

Kini, prosesi cukur rambut gimbal tak hanya menjadi ritual adat, tetapi juga magnet wisata budaya yang mendunia.

Perpaduan suasana sakral, keunikan fenomena rambut gimbal, dan kemeriahan festival membuat acara ini menjadi daya tarik utama di Dieng

Rambut gimbal anak bajang Dieng tumbuh alami penuh misteri. Prosesi cukur gimbal di Candi Arjuna jadi tradisi sakral yang sarat makna budaya dan spiritual

Viva, Banyumas - Dataran Tinggi Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah, dikenal dengan keindahan alam dan budaya mistisnya. Salah satu tradisi yang selalu menyedot perhatian adalah prosesi cukur rambut gimbal anak bajang, sebuah ritual yang sarat makna sekaligus penuh misteri.

Rambut gimbal anak bajang tumbuh secara alami, tanpa bisa diatur atau diluruskan. Menariknya, kondisi ini tidak dipengaruhi faktor genetik maupun perawatan rambut. Banyak masyarakat meyakini bahwa rambut gimbal merupakan titipan gaib, sehingga keberadaannya harus dihormati.

Pada Dieng Culture Festival (DCF) 2025, delapan anak bajang menjalani prosesi ruwatan potong rambut di kompleks Candi Arjuna, Minggu (24/8/2025).

Sebelum dicukur, mereka diarak dalam kirab budaya menggunakan andong dari rumah tetua adat menuju lokasi prosesi. Ribuan wisatawan memenuhi area candi untuk menyaksikan langsung tradisi unik ini.

Uniknya, setiap anak bajang yang akan dicukur biasanya memiliki permintaan khusus, mulai dari mainan sederhana, sepeda, hingga benda kesukaan mereka. Permintaan tersebut dianggap sebagai syarat mutlak agar proses ruwatan berjalan lancar.

Bila tidak dipenuhi, dipercaya rambut gimbal akan tumbuh kembali. Sejumlah wisatawan mengaku terkesima. Mereka takjub melihat bagaimana rambut gimbal anak bajang tetap tumbuh meski dicukur, jika ritualnya tidak dilakukan dengan benar.

Rahayu, pengunjung asal Jakarta, menyebut pengalaman menyaksikan ritual ini sangat berkesan, bahkan terasa haru ketika rambut anak-anak dipotong diiringi doa-doa. Tradisi ini bukan hanya sekadar ritual mistis, melainkan juga warisan budaya yang mendalam.

Menurut kepercayaan masyarakat Dieng, potong rambut gimbal merupakan simbol penyucian dan doa agar anak-anak tumbuh sehat, berakhlak baik, serta terbebas dari gangguan gaib.

Menko IPK RI Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang hadir dalam acara tahun ini menyebut, prosesi cukur rambut gimbal mengandung nilai spiritual, religius, dan budaya yang tinggi. Sementara Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menegaskan pentingnya melestarikan tradisi ini, bahkan mendukung agar dikenalkan hingga ke tingkat internasional.

Kini, prosesi cukur rambut gimbal tak hanya menjadi ritual adat, tetapi juga magnet wisata budaya yang mendunia.

Perpaduan suasana sakral, keunikan fenomena rambut gimbal, dan kemeriahan festival membuat acara ini menjadi daya tarik utama di Dieng