Diserang 20 Tawon Gung, Warga Klaten Pingsan Saat Menebang Bambu

Ikustrasi Warga Klaten pingsan diserang 20 tawon gung
Sumber :
  • pexel @pixabay

Viva, Banyumas - Suasana Desa Gemampir, Kecamatan Karangnongko, Klaten mendadak geger setelah seorang warga bernama Sutardi (50) diserang puluhan tawon gung saat sedang menebang bambu, Jumat (22/8/2025).

Akibat serangan itu, Sutardi mengalami pingsan dan harus dilarikan ke IGD RS Cakra Husada (RSCH) Klaten. Peristiwa bermula sekitar pukul 10.00 WIB ketika Sutardi bersama rekannya menebang bambu di kebun. Saat sedang membersihkan ranting, tiba-tiba koloni tawon gung keluar dari sarangnya dan langsung menyerang.

Dikutip dari akun Instagram @klaten_24jam, Sutardi mengatakan Awalnya baru tebang dua batang bambu. Saat mau bersihkan ranting, langsung diserang. Rekannya hanya dikejar tapi lolos, sementara ia yang jadi sasaran.

Menurut pengakuannya, sekitar 15–20 ekor tawon gung menyengat bagian kepala belakang dan punggung. Karena panik, ia berlari menghindar, namun akhirnya tumbang akibat kelelahan dan rasa pusing hebat.

Dokter jaga RS Cakra Husada, dr. Bagas, menjelaskan bahwa Sutardi mengalami 16–20 sengatan di bagian punggung dan lengan belakang. Kondisi pasien saat tiba di rumah sakit cukup mengkhawatirkan karena mengalami sesak napas dan sempat kehilangan kesadaran.

Dr. Bagas mengatakan Pasien pingsan karena kelelahan saat dikejar tawon dan jumlah sengatannya cukup banyak. Jika hanya 1–2 sengatan, biasanya cukup diberi obat pereda nyeri. Namun, jika jumlahnya belasan bisa menimbulkan alergi berat bahkan komplikasi serius.

Untuk sementara, Sutardi harus menjalani perawatan intensif guna menghindari risiko syok anafilaksis akibat racun sengatan. Kepala Desa Gemampir, Sri Lestari, membenarkan kejadian ini. Ia mengatakan sarang tawon gung berada di pohon bambu dan pohon besi di area kebun warga.

Sri mengatakan Ini berbeda dengan kasus sebelumnya yang sarangnya di pinggir sungai. Kali ini sarangnya ada di kebun. Kami sudah koordinasi dengan relawan desa dan kecamatan untuk melakukan pemusnahan agar tidak membahayakan warga lain.

Warga diminta lebih waspada jika beraktivitas di area kebun, terutama saat musim kemarau di mana koloni tawon gung lebih agresif menjaga sarangnya. Serangan tawon gung bukan pertama kali terjadi di Klaten.

Hewan ini dikenal memiliki racun cukup kuat yang bisa memicu reaksi alergi, gangguan pernapasan, hingga kematian jika korban tersengat dalam jumlah banyak.

Dengan adanya kasus ini, masyarakat Desa Gemampir berharap langkah cepat pemusnahan sarang bisa mencegah jatuhnya korban berikutnya

Viva, Banyumas - Suasana Desa Gemampir, Kecamatan Karangnongko, Klaten mendadak geger setelah seorang warga bernama Sutardi (50) diserang puluhan tawon gung saat sedang menebang bambu, Jumat (22/8/2025).

Akibat serangan itu, Sutardi mengalami pingsan dan harus dilarikan ke IGD RS Cakra Husada (RSCH) Klaten. Peristiwa bermula sekitar pukul 10.00 WIB ketika Sutardi bersama rekannya menebang bambu di kebun. Saat sedang membersihkan ranting, tiba-tiba koloni tawon gung keluar dari sarangnya dan langsung menyerang.

Dikutip dari akun Instagram @klaten_24jam, Sutardi mengatakan Awalnya baru tebang dua batang bambu. Saat mau bersihkan ranting, langsung diserang. Rekannya hanya dikejar tapi lolos, sementara ia yang jadi sasaran.

Menurut pengakuannya, sekitar 15–20 ekor tawon gung menyengat bagian kepala belakang dan punggung. Karena panik, ia berlari menghindar, namun akhirnya tumbang akibat kelelahan dan rasa pusing hebat.

Dokter jaga RS Cakra Husada, dr. Bagas, menjelaskan bahwa Sutardi mengalami 16–20 sengatan di bagian punggung dan lengan belakang. Kondisi pasien saat tiba di rumah sakit cukup mengkhawatirkan karena mengalami sesak napas dan sempat kehilangan kesadaran.

Dr. Bagas mengatakan Pasien pingsan karena kelelahan saat dikejar tawon dan jumlah sengatannya cukup banyak. Jika hanya 1–2 sengatan, biasanya cukup diberi obat pereda nyeri. Namun, jika jumlahnya belasan bisa menimbulkan alergi berat bahkan komplikasi serius.

Untuk sementara, Sutardi harus menjalani perawatan intensif guna menghindari risiko syok anafilaksis akibat racun sengatan. Kepala Desa Gemampir, Sri Lestari, membenarkan kejadian ini. Ia mengatakan sarang tawon gung berada di pohon bambu dan pohon besi di area kebun warga.

Sri mengatakan Ini berbeda dengan kasus sebelumnya yang sarangnya di pinggir sungai. Kali ini sarangnya ada di kebun. Kami sudah koordinasi dengan relawan desa dan kecamatan untuk melakukan pemusnahan agar tidak membahayakan warga lain.

Warga diminta lebih waspada jika beraktivitas di area kebun, terutama saat musim kemarau di mana koloni tawon gung lebih agresif menjaga sarangnya. Serangan tawon gung bukan pertama kali terjadi di Klaten.

Hewan ini dikenal memiliki racun cukup kuat yang bisa memicu reaksi alergi, gangguan pernapasan, hingga kematian jika korban tersengat dalam jumlah banyak.

Dengan adanya kasus ini, masyarakat Desa Gemampir berharap langkah cepat pemusnahan sarang bisa mencegah jatuhnya korban berikutnya