Tragedi Blora: Korban Kebakaran Sumur Minyak Bertambah, Warga Panik Mengungsi

Api berkobar dari sumur minyak tradisional di Blora
Sumber :
  • pexel @pixabay

Viva, Banyumas – Suasana duka menyelimuti Kabupaten Blora, Jawa Tengah, setelah kebakaran sumur minyak di Desa Gandu menelan korban jiwa. Hingga Senin (18/8/2025) dini hari, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Blora mencatat jumlah korban meninggal bertambah menjadi dua orang.

Korban pertama adalah Tanek (60), seorang petani warga Desa Gandu. Korban kedua, Sureni (52), berasal dari Dukuh Gendono. Keduanya tidak berhasil selamat setelah mengalami luka bakar serius akibat terjangan api yang menyambar tiba-tiba. Selain korban meninggal, tiga orang lain, termasuk seorang balita, masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Mereka mengalami luka bakar parah sehingga membutuhkan penanganan serius.

Tidak hanya itu, kebakaran juga memaksa sekitar 50 kepala keluarga (KK) harus mengungsi ke tempat yang lebih aman. Beberapa warga bahkan turut mengevakuasi hewan ternaknya, di antaranya enam ekor sapi dan tiga kambing, agar tidak ikut menjadi korban kobaran api.

Dampak lain yang ditimbulkan dari kebakaran ini adalah kerusakan rumah warga. Setidaknya satu rumah dilaporkan rusak berat, sedangkan tiga rumah lainnya mengalami rusak sedang akibat terdampak panas dan kobaran api.

Menurut laporan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Blora, api berasal dari sumur minyak milik warga yang mengalami blow out, mengeluarkan semburan api besar pada Minggu (17/8/2025) sekitar pukul 12.30 WIB.

Dalam waktu singkat, kobaran api membesar dan melalap area pengeboran. Kasi Humas Polres Blora, AKP Gembong Widodo, menjelaskan bahwa situasi di lokasi sempat sangat panik. Warga berhamburan menyelamatkan diri karena takut api semakin meluas.

Lima unit mobil pemadam kebakaran segera dikerahkan untuk memadamkan api, namun hingga Senin dini hari kobaran masih belum berhasil dipadamkan.

Petugas gabungan dari BPBD, TNI, Polri, dan Damkar terus bekerja keras melakukan pendinginan serta memantau perkembangan api agar tidak menjalar ke pemukiman warga.

Namun, kondisi medan dan sumber api yang berasal dari dalam tanah membuat upaya pemadaman tidak mudah. Tragedi ini menambah panjang daftar kebakaran sumur minyak tradisional di Blora yang kerap menelan korban jiwa.

Meski di satu sisi sumur minyak menjadi sumber mata pencaharian warga, risiko yang ditimbulkannya sangat besar. Pemerintah daerah bersama aparat terkait diharapkan segera mengambil langkah antisipasi agar peristiwa serupa tidak kembali terjadi.

Di sisi lain, warga juga diimbau untuk lebih berhati-hati dalam melakukan pengeboran minyak tradisional.

Duka mendalam kini dirasakan keluarga korban dan masyarakat sekitar. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran berharga untuk meningkatkan kewaspadaan dan keamanan dalam pengelolaan sumber daya alam di Blora

Viva, Banyumas – Suasana duka menyelimuti Kabupaten Blora, Jawa Tengah, setelah kebakaran sumur minyak di Desa Gandu menelan korban jiwa. Hingga Senin (18/8/2025) dini hari, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Blora mencatat jumlah korban meninggal bertambah menjadi dua orang.

Korban pertama adalah Tanek (60), seorang petani warga Desa Gandu. Korban kedua, Sureni (52), berasal dari Dukuh Gendono. Keduanya tidak berhasil selamat setelah mengalami luka bakar serius akibat terjangan api yang menyambar tiba-tiba. Selain korban meninggal, tiga orang lain, termasuk seorang balita, masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Mereka mengalami luka bakar parah sehingga membutuhkan penanganan serius.

Tidak hanya itu, kebakaran juga memaksa sekitar 50 kepala keluarga (KK) harus mengungsi ke tempat yang lebih aman. Beberapa warga bahkan turut mengevakuasi hewan ternaknya, di antaranya enam ekor sapi dan tiga kambing, agar tidak ikut menjadi korban kobaran api.

Dampak lain yang ditimbulkan dari kebakaran ini adalah kerusakan rumah warga. Setidaknya satu rumah dilaporkan rusak berat, sedangkan tiga rumah lainnya mengalami rusak sedang akibat terdampak panas dan kobaran api.

Menurut laporan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Blora, api berasal dari sumur minyak milik warga yang mengalami blow out, mengeluarkan semburan api besar pada Minggu (17/8/2025) sekitar pukul 12.30 WIB.

Dalam waktu singkat, kobaran api membesar dan melalap area pengeboran. Kasi Humas Polres Blora, AKP Gembong Widodo, menjelaskan bahwa situasi di lokasi sempat sangat panik. Warga berhamburan menyelamatkan diri karena takut api semakin meluas.

Lima unit mobil pemadam kebakaran segera dikerahkan untuk memadamkan api, namun hingga Senin dini hari kobaran masih belum berhasil dipadamkan.

Petugas gabungan dari BPBD, TNI, Polri, dan Damkar terus bekerja keras melakukan pendinginan serta memantau perkembangan api agar tidak menjalar ke pemukiman warga.

Namun, kondisi medan dan sumber api yang berasal dari dalam tanah membuat upaya pemadaman tidak mudah. Tragedi ini menambah panjang daftar kebakaran sumur minyak tradisional di Blora yang kerap menelan korban jiwa.

Meski di satu sisi sumur minyak menjadi sumber mata pencaharian warga, risiko yang ditimbulkannya sangat besar. Pemerintah daerah bersama aparat terkait diharapkan segera mengambil langkah antisipasi agar peristiwa serupa tidak kembali terjadi.

Di sisi lain, warga juga diimbau untuk lebih berhati-hati dalam melakukan pengeboran minyak tradisional.

Duka mendalam kini dirasakan keluarga korban dan masyarakat sekitar. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran berharga untuk meningkatkan kewaspadaan dan keamanan dalam pengelolaan sumber daya alam di Blora