Tamu vs Hotel di Pekalongan: Kronologi Lengkap dan Penjelasan Manajemen
- Tiktok @ariyesti18
Viva, Banyumas - Perselisihan antara seorang tamu dengan pihak hotel di Pekalongan yang viral di media sosial akhirnya mendapat tanggapan resmi dari manajemen. Dalam klarifikasinya yang diunggah di akun Tiktok @ariyesti18, pihak hotel memaparkan kronologi lengkap dan alasan di balik kebijakan yang menjadi sumber perdebatan.
Menurut manajemen hotel, kejadian bermula ketika tamu melakukan pemesanan kamar melalui aplikasi online dengan tarif lebih rendah dari harga minimal yang ditetapkan hotel. Berdasarkan kebijakan internal, harga kamar memiliki batas minimal Rp150.000 per malam.
Dalam kasus ini, tarif yang tertera di aplikasi lebih rendah, sehingga dikenakan biaya tambahan sebesar Rp10.224. Kebijakan tersebut, kata pihak hotel, tercantum dalam dokumen resmi yang dapat dilihat di area resepsionis.
Tamu juga diarahkan untuk mengonfirmasi perbedaan tarif langsung ke pihak aplikasi, karena biaya tambahan tersebut tidak tercantum di platform pemesanan. Namun, pada malam kejadian, tamu tetap ingin menempati kamar, sementara status check-in di sistem hotel belum tercatat. Situasi memanas ketika nada bicara tamu membuat staf merasa tertekan.
Manajemen kemudian turun tangan untuk menengahi. Ketegangan semakin meningkat saat tamu meminta pengembalian dana secara tunai. Pihak hotel menjelaskan bahwa hal tersebut tidak dapat dilakukan karena pembayaran dilakukan melalui aplikasi online.
Proses refund, sesuai prosedur, harus melalui platform pemesanan, bukan langsung di hotel. Akhirnya, manajemen memutuskan meminta tamu meninggalkan kamar demi menjaga kenyamanan tamu lain.
Meski demikian, pihak hotel menegaskan bahwa mereka tetap berusaha menyampaikan peraturan dengan sopan serta membuka ruang komunikasi untuk penyelesaian. Dalam pernyataan resminya, manajemen menyampaikan permohonan maaf apabila video yang beredar menimbulkan persepsi negatif terhadap layanan hotel.
Mereka berharap kejadian ini menjadi pembelajaran bersama, baik bagi pihak hotel untuk terus meningkatkan pelayanan, maupun bagi tamu untuk tetap menjaga etika selama menginap.
“Kami akan melakukan evaluasi internal agar kejadian serupa dapat dihindari di masa mendatang. Komunikasi yang baik antara tamu dan pihak hotel sangat penting untuk menciptakan pengalaman menginap yang nyaman,” ungkap manajemen dalam rilis resminya.
Kasus ini menjadi perhatian publik karena menyoroti pentingnya keterbukaan informasi tarif dan prosedur refund pada pemesanan hotel online.
Pihak hotel pun mengingatkan masyarakat agar selalu membaca kebijakan yang berlaku sebelum melakukan pemesanan, sehingga potensi kesalahpahaman dapat dihindari.
Dengan adanya klarifikasi ini, manajemen berharap isu perselisihan tamu dan hotel di Pekalongan dapat diselesaikan secara tuntas dan tidak lagi menimbulkan spekulasi di publik
Viva, Banyumas - Perselisihan antara seorang tamu dengan pihak hotel di Pekalongan yang viral di media sosial akhirnya mendapat tanggapan resmi dari manajemen. Dalam klarifikasinya yang diunggah di akun Tiktok @ariyesti18, pihak hotel memaparkan kronologi lengkap dan alasan di balik kebijakan yang menjadi sumber perdebatan.
Menurut manajemen hotel, kejadian bermula ketika tamu melakukan pemesanan kamar melalui aplikasi online dengan tarif lebih rendah dari harga minimal yang ditetapkan hotel. Berdasarkan kebijakan internal, harga kamar memiliki batas minimal Rp150.000 per malam.
Dalam kasus ini, tarif yang tertera di aplikasi lebih rendah, sehingga dikenakan biaya tambahan sebesar Rp10.224. Kebijakan tersebut, kata pihak hotel, tercantum dalam dokumen resmi yang dapat dilihat di area resepsionis.
Tamu juga diarahkan untuk mengonfirmasi perbedaan tarif langsung ke pihak aplikasi, karena biaya tambahan tersebut tidak tercantum di platform pemesanan. Namun, pada malam kejadian, tamu tetap ingin menempati kamar, sementara status check-in di sistem hotel belum tercatat. Situasi memanas ketika nada bicara tamu membuat staf merasa tertekan.
Manajemen kemudian turun tangan untuk menengahi. Ketegangan semakin meningkat saat tamu meminta pengembalian dana secara tunai. Pihak hotel menjelaskan bahwa hal tersebut tidak dapat dilakukan karena pembayaran dilakukan melalui aplikasi online.
Proses refund, sesuai prosedur, harus melalui platform pemesanan, bukan langsung di hotel. Akhirnya, manajemen memutuskan meminta tamu meninggalkan kamar demi menjaga kenyamanan tamu lain.
Meski demikian, pihak hotel menegaskan bahwa mereka tetap berusaha menyampaikan peraturan dengan sopan serta membuka ruang komunikasi untuk penyelesaian. Dalam pernyataan resminya, manajemen menyampaikan permohonan maaf apabila video yang beredar menimbulkan persepsi negatif terhadap layanan hotel.
Mereka berharap kejadian ini menjadi pembelajaran bersama, baik bagi pihak hotel untuk terus meningkatkan pelayanan, maupun bagi tamu untuk tetap menjaga etika selama menginap.
“Kami akan melakukan evaluasi internal agar kejadian serupa dapat dihindari di masa mendatang. Komunikasi yang baik antara tamu dan pihak hotel sangat penting untuk menciptakan pengalaman menginap yang nyaman,” ungkap manajemen dalam rilis resminya.
Kasus ini menjadi perhatian publik karena menyoroti pentingnya keterbukaan informasi tarif dan prosedur refund pada pemesanan hotel online.
Pihak hotel pun mengingatkan masyarakat agar selalu membaca kebijakan yang berlaku sebelum melakukan pemesanan, sehingga potensi kesalahpahaman dapat dihindari.
Dengan adanya klarifikasi ini, manajemen berharap isu perselisihan tamu dan hotel di Pekalongan dapat diselesaikan secara tuntas dan tidak lagi menimbulkan spekulasi di publik