Krisis Air di Wanayasa, Perambahan Hutan Rogojembangan Banjarnegara Jadi Sorotan
- instagram @kabupatenbanjarnegara
Viva, Banyumas - Kondisi lingkungan di kawasan Pegunungan Rogojembangan, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, kian memprihatinkan. Perambahan hutan yang masif dan perubahan fungsi lahan menjadi lahan pertanian sayur dinilai sebagai penyebab utama krisis air bersih yang kini mulai dirasakan warga.
Pegunungan Rogojembangan sebelumnya dikenal sebagai kawasan hutan yang subur dan menjadi sumber mata air penting bagi masyarakat di sekitarnya. Namun kini, konversi lahan hutan menjadi lahan pertanian semakin meluas, menyebabkan berkurangnya resapan air dan meningkatnya potensi bencana ekologis seperti banjir dan tanah longsor.
Melihat kondisi tersebut, warga bersama sejumlah pemuda yang tergabung dalam Ikatan Pemuda Penggerak Desa Indonesia (IPDA) Banjarnegara menggelar diskusi dan aksi lingkungan bertajuk "Menjaga Hutan, Merawat Air untuk Keberlangsungan Hidup", pada Jumat (18/7/2025), di Balai Desa Wanaraja, Kecamatan Wanayasa.
Kegiatan ini diikuti oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk Karang Taruna dari Desa Pesantren, Tempuran, dan Wanaraja, pegiat lingkungan Kecamatan Wanayasa, pecinta alam SK Ma’arif Karangkobar, tokoh masyarakat, serta warga sekitar pegunungan Rogojembangan.
Diskusi tersebut bertujuan untuk menggali solusi bersama atas kerusakan hutan yang terus terjadi. Koordinator IPDA Banjarnegara, dalam sambutannya, menekankan pentingnya peran pemuda dan masyarakat lokal dalam menjaga kelestarian hutan.
Ia menegaskan bahwa fungsi hutan sebagai penyimpan air dan penyangga bencana tidak bisa digantikan oleh hutan industri atau pertanian.
“Jika hutan terus dirambah, maka sumber air bersih akan hilang. Kita harus bergerak bersama untuk menghentikan kerusakan ini sebelum dampaknya makin luas,” ujarnya dalam diskusi tersebut yang dikutip dari laman Pemkab Banjarnegara.