MoU Proyek Rp114 Triliun Ditandatangani, KEK Batang dan KIW Semarang Jadi Andalan Baru Ekonomi Maritim Jateng

Penandatanganan MoU proyek pesisir Batang dan Semarang
Sumber :
  • Pemprov Jateng

Viva, Banyumas - Provinsi Jawa Tengah kembali menjadi sorotan nasional setelah proyek penataan kawasan pesisir di Kabupaten Batang dan Kota Semarang resmi dimulai. Penataan ini mencakup dua kawasan strategis, yaitu Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang dan Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW) Semarang, dengan nilai investasi mencapai Rp114 triliun.

Langkah awal proyek ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kabupaten Batang, Pemerintah Kota Semarang, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), serta PT Danareksa (Persero) dengan nilai Proyek 114 Triliun.

Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen menjelaskan bahwa proyek ini merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang akan membawa dampak besar bagi pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional.

“Dua kawasan akan digarap, yaitu di Kabupaten Batang dan Kota Semarang. Nilai investasinya sekitar Rp114 triliun. Ini akan sangat menunjang pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah ke depan,” ujar Taj Yasin dilansir dari Pemprov Jateng.

Penataan kawasan industri KIW Semarang akan terintegrasi dengan pembangunan giant sea wall dan akses tol Semarang–Kendal, yang akan meningkatkan efisiensi logistik di jalur Pantura. Proyek ini juga diprediksi mempercepat pengembangan Pelabuhan Tanjung Mas serta mendukung konektivitas Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani.

Wagub menyampaikan bahwa dengan perpanjangan landasan pacu, Bandara Ahmad Yani dapat melayani penerbangan langsung jemaah haji, umrah, hingga wisatawan internasional tanpa harus transit.

Dukungan penuh terhadap PSN juga disampaikan oleh Taj Yasin yang menekankan pentingnya proyek ini dalam mewujudkan ekonomi pesisir yang inklusif, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.

“Laut merupakan sumber kesejahteraan masa kini dan masa depan. Jawa Tengah harus serius mengelola ekosistem pesisir dan laut secara optimal,” tegasnya. Ia mengingatkan pentingnya konservasi wilayah pesisir dan menjaga kebersihan laut.

Edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga jalur hijau laut dan tidak membuang sampah ke perairan juga menjadi bagian dari pendekatan pemerintah. Proyek senilai Rp114 triliun ini tidak hanya menawarkan potensi investasi besar, tetapi juga menandai langkah maju dalam menjadikan Jawa Tengah sebagai simpul utama logistik dan ekonomi maritim nasional.

KEK Industropolis Batang dan KIW Semarang diproyeksikan menjadi pusat pertumbuhan industri baru yang berbasis kelautan dan konektivitas. Dengan terwujudnya proyek ini, masa depan ekonomi maritim Indonesia—khususnya di kawasan tengah Jawa—diprediksi akan semakin cerah dan kompetitif di kancah global

Viva, Banyumas - Provinsi Jawa Tengah kembali menjadi sorotan nasional setelah proyek penataan kawasan pesisir di Kabupaten Batang dan Kota Semarang resmi dimulai. Penataan ini mencakup dua kawasan strategis, yaitu Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang dan Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW) Semarang, dengan nilai investasi mencapai Rp114 triliun.

Langkah awal proyek ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kabupaten Batang, Pemerintah Kota Semarang, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), serta PT Danareksa (Persero) dengan nilai Proyek 114 Triliun.

Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen menjelaskan bahwa proyek ini merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang akan membawa dampak besar bagi pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional.

“Dua kawasan akan digarap, yaitu di Kabupaten Batang dan Kota Semarang. Nilai investasinya sekitar Rp114 triliun. Ini akan sangat menunjang pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah ke depan,” ujar Taj Yasin dilansir dari Pemprov Jateng.

Penataan kawasan industri KIW Semarang akan terintegrasi dengan pembangunan giant sea wall dan akses tol Semarang–Kendal, yang akan meningkatkan efisiensi logistik di jalur Pantura. Proyek ini juga diprediksi mempercepat pengembangan Pelabuhan Tanjung Mas serta mendukung konektivitas Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani.

Wagub menyampaikan bahwa dengan perpanjangan landasan pacu, Bandara Ahmad Yani dapat melayani penerbangan langsung jemaah haji, umrah, hingga wisatawan internasional tanpa harus transit.

Dukungan penuh terhadap PSN juga disampaikan oleh Taj Yasin yang menekankan pentingnya proyek ini dalam mewujudkan ekonomi pesisir yang inklusif, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.

“Laut merupakan sumber kesejahteraan masa kini dan masa depan. Jawa Tengah harus serius mengelola ekosistem pesisir dan laut secara optimal,” tegasnya. Ia mengingatkan pentingnya konservasi wilayah pesisir dan menjaga kebersihan laut.

Edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga jalur hijau laut dan tidak membuang sampah ke perairan juga menjadi bagian dari pendekatan pemerintah. Proyek senilai Rp114 triliun ini tidak hanya menawarkan potensi investasi besar, tetapi juga menandai langkah maju dalam menjadikan Jawa Tengah sebagai simpul utama logistik dan ekonomi maritim nasional.

KEK Industropolis Batang dan KIW Semarang diproyeksikan menjadi pusat pertumbuhan industri baru yang berbasis kelautan dan konektivitas. Dengan terwujudnya proyek ini, masa depan ekonomi maritim Indonesia—khususnya di kawasan tengah Jawa—diprediksi akan semakin cerah dan kompetitif di kancah global