Misteri Kematian Diplomat Arya: Sidik Jarinya Masih Tertinggal Pada Lakban di Wajah
- Tiktok @laporankriminal
Viva, Banyumas - Kasus meninggalnya Arya Daru Pangayunan (39), seorang diplomat aktif di Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dengan wajahnya ditutupi lakban, masih menyisakan banyak misteri. Arya ditemukan tak bernyawa di kamar indekosnya yang berlokasi di Gondia International Guest House, kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
Pihak kepolisian, khususnya dari Polsek Menteng, langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) usai laporan meninggalnya Diplomat Arya diterima. Dalam proses tersebut, polisi menemukan sidik jari milik Arya masih menempel di beberapa bagian lokasi pada lakban di wajahnya.
“Kalau dari olah TKP awal masih kelihatan sidik jari si korban itu,” ujar Kapolsek Menteng Kompol Rezha Rahandi yang dikutip dari Viva. Temuan ini membuka kemungkinan awal bahwa tidak ada indikasi perlawanan atau upaya pertahanan dari korban.
Namun, pihak kepolisian tidak ingin berspekulasi dan menyerahkan pemeriksaan lebih lanjut ke Laboratorium Forensik untuk mengetahui apakah terdapat sidik jari lain yang mencurigakan di lokasi tersebut. Hingga saat ini, penyebab kematian Arya masih dalam tahap penyelidikan.
Polisi juga tengah menelusuri jejak komunikasi terakhir korban serta memeriksa rekaman kamera pengawas di sekitar area penginapan.
Selain itu, beberapa orang yang berada di lingkungan Gondia Guest House telah diperiksa sebagai saksi awal. Arya dikenal sebagai diplomat yang bertugas menangani urusan bilateral dan memiliki rekam jejak baik di lingkungan Kementerian Luar Negeri.
Kabar meninggalnya Arya secara mendadak ini mengejutkan banyak rekan kerja serta keluarganya. Kemenlu menyatakan siap bekerja sama dengan pihak kepolisian dan menyerahkan seluruh proses penyelidikan kepada aparat hukum.
Mereka juga menyampaikan duka mendalam atas kepergian salah satu staf diplomatnya yang masih aktif bertugas. Polisi mengimbau masyarakat untuk tidak berspekulasi dan menunggu hasil penyelidikan resmi.
Fokus penyelidikan saat ini adalah memastikan apakah kematian Arya disebabkan oleh faktor alami, kecelakaan, atau dugaan tindak pidana.
Kematian seorang diplomat di pusat ibu kota tentu menimbulkan perhatian publik. Apalagi dengan latar tempat kejadian yang terletak di wilayah elite dan aktivitas korban yang berkaitan dengan urusan luar negeri.
Publik kini menantikan perkembangan hasil autopsi serta hasil pemeriksaan forensik yang dapat mengungkap penyebab pasti kematian Arya Daru Pangayunan. Apakah ini sekadar kematian biasa, atau justru menyimpan sesuatu yang lebih kompleks?
Viva, Banyumas - Kasus meninggalnya Arya Daru Pangayunan (39), seorang diplomat aktif di Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dengan wajahnya ditutupi lakban, masih menyisakan banyak misteri. Arya ditemukan tak bernyawa di kamar indekosnya yang berlokasi di Gondia International Guest House, kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
Pihak kepolisian, khususnya dari Polsek Menteng, langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) usai laporan meninggalnya Diplomat Arya diterima. Dalam proses tersebut, polisi menemukan sidik jari milik Arya masih menempel di beberapa bagian lokasi pada lakban di wajahnya.
“Kalau dari olah TKP awal masih kelihatan sidik jari si korban itu,” ujar Kapolsek Menteng Kompol Rezha Rahandi yang dikutip dari Viva. Temuan ini membuka kemungkinan awal bahwa tidak ada indikasi perlawanan atau upaya pertahanan dari korban.
Namun, pihak kepolisian tidak ingin berspekulasi dan menyerahkan pemeriksaan lebih lanjut ke Laboratorium Forensik untuk mengetahui apakah terdapat sidik jari lain yang mencurigakan di lokasi tersebut. Hingga saat ini, penyebab kematian Arya masih dalam tahap penyelidikan.
Polisi juga tengah menelusuri jejak komunikasi terakhir korban serta memeriksa rekaman kamera pengawas di sekitar area penginapan.
Selain itu, beberapa orang yang berada di lingkungan Gondia Guest House telah diperiksa sebagai saksi awal. Arya dikenal sebagai diplomat yang bertugas menangani urusan bilateral dan memiliki rekam jejak baik di lingkungan Kementerian Luar Negeri.
Kabar meninggalnya Arya secara mendadak ini mengejutkan banyak rekan kerja serta keluarganya. Kemenlu menyatakan siap bekerja sama dengan pihak kepolisian dan menyerahkan seluruh proses penyelidikan kepada aparat hukum.
Mereka juga menyampaikan duka mendalam atas kepergian salah satu staf diplomatnya yang masih aktif bertugas. Polisi mengimbau masyarakat untuk tidak berspekulasi dan menunggu hasil penyelidikan resmi.
Fokus penyelidikan saat ini adalah memastikan apakah kematian Arya disebabkan oleh faktor alami, kecelakaan, atau dugaan tindak pidana.
Kematian seorang diplomat di pusat ibu kota tentu menimbulkan perhatian publik. Apalagi dengan latar tempat kejadian yang terletak di wilayah elite dan aktivitas korban yang berkaitan dengan urusan luar negeri.
Publik kini menantikan perkembangan hasil autopsi serta hasil pemeriksaan forensik yang dapat mengungkap penyebab pasti kematian Arya Daru Pangayunan. Apakah ini sekadar kematian biasa, atau justru menyimpan sesuatu yang lebih kompleks?