Ultimatum PSHT: Polisi Diberi 5 Hari Ungkap Pelaku Penyerangan Sadis Anggotanya di Sukoharjo

Empat anggota PSHT Sukoharjo dibacok di Baki
Sumber :
  • instagram @psht_cabangsukoharjo

Viva, Banyumas - Kasus penyerangan brutal yang menimpa empat anggota perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) di Sukoharjo, Jawa Tengah, terus menjadi perhatian publik. Insiden terjadi pada Jumat dini hari, 4 Juli 2025, di kawasan Baki, saat para korban yang menggunakan dua motor standar tanpa knalpot brong mendadak dibuntuti dan diserang secara membabi buta oleh empat orang tak dikenal.

Korban penyerangan di Sukharjo yaitu WH (45), MAT (20), ABP (24), dan CKWL (23). Mereka mengalami luka sabetan senjata tajam di berbagai bagian tubuh, mulai dari pipi, tangan, kaki, hingga punggung. Bahkan, dua sepeda motor milik korban dibakar pelaku usai melancarkan serangan.

Menurut kesaksian Humas PSHT Sukoharjo, Agung Wijayanto, para korban tidak sedang melakukan konvoi ataupun kegiatan yang memancing keributan. Mereka hanya berkendara pulang dan ternyata sudah dibuntuti pelaku sejak SPBU Kadilangu, Kecamatan Baki.

Dalam pernyataan resmi yang dikutip dari akun Instagram @fakta.indo, Agung memberikan ultimatum tegas kepada aparat kepolisian. Ia menekankan bahwa pihaknya memberi batas waktu lima hari kepada Polres Sukoharjo untuk menangkap pelaku penyerangan.

Jika dalam waktu tersebut belum ada hasil, PSHT Sukoharjo mengancam akan mengambil langkah sendiri demi menuntut keadilan bagi para korban. Penyerangan ini diduga terencana.

Para pelaku datang menggunakan dua sepeda motor matik, mengenakan penutup wajah, dan langsung menyerang korban yang terkejut saat melintas di jalan gelap.

Usai membacok korban, mereka tak segan membakar dua motor milik korban sebelum kabur dari lokasi. Kapolres Sukoharjo, AKBP Anggaito Hadi Prabowo, merespons serius ultimatum dari PSHT.

Ia menyatakan bahwa pihak kepolisian sudah membentuk tim khusus dari Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Sukoharjo untuk menyelidiki dan mengungkap kasus ini secara intensif.

Penyelidikan dilakukan dengan memeriksa rekaman CCTV di jalur yang dilewati korban serta mengumpulkan keterangan saksi mata. Polisi juga melakukan patroli di sejumlah titik rawan untuk mengantisipasi potensi bentrok lanjutan di wilayah Sukoharjo. Kasus penyerangan ini memicu keresahan masyarakat Sukoharjo.

Banyak warga mengecam aksi kekerasan tersebut, yang dinilai merusak ketertiban umum dan memancing konflik antarkelompok. Berbagai organisasi masyarakat pun mendesak agar kasus ini segera diusut tuntas hingga pelaku berhasil ditangkap dan diproses hukum.

Hingga kini, kondisi para korban dilaporkan mulai membaik setelah mendapat perawatan medis. Namun, trauma akibat serangan mendadak itu masih membekas mendalam. Publik berharap polisi dapat segera membongkar motif di balik penyerangan sadis ini dan memastikan keadilan bagi korban

Viva, Banyumas - Kasus penyerangan brutal yang menimpa empat anggota perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) di Sukoharjo, Jawa Tengah, terus menjadi perhatian publik. Insiden terjadi pada Jumat dini hari, 4 Juli 2025, di kawasan Baki, saat para korban yang menggunakan dua motor standar tanpa knalpot brong mendadak dibuntuti dan diserang secara membabi buta oleh empat orang tak dikenal.

Korban penyerangan di Sukharjo yaitu WH (45), MAT (20), ABP (24), dan CKWL (23). Mereka mengalami luka sabetan senjata tajam di berbagai bagian tubuh, mulai dari pipi, tangan, kaki, hingga punggung. Bahkan, dua sepeda motor milik korban dibakar pelaku usai melancarkan serangan.

Menurut kesaksian Humas PSHT Sukoharjo, Agung Wijayanto, para korban tidak sedang melakukan konvoi ataupun kegiatan yang memancing keributan. Mereka hanya berkendara pulang dan ternyata sudah dibuntuti pelaku sejak SPBU Kadilangu, Kecamatan Baki.

Dalam pernyataan resmi yang dikutip dari akun Instagram @fakta.indo, Agung memberikan ultimatum tegas kepada aparat kepolisian. Ia menekankan bahwa pihaknya memberi batas waktu lima hari kepada Polres Sukoharjo untuk menangkap pelaku penyerangan.

Jika dalam waktu tersebut belum ada hasil, PSHT Sukoharjo mengancam akan mengambil langkah sendiri demi menuntut keadilan bagi para korban. Penyerangan ini diduga terencana.

Para pelaku datang menggunakan dua sepeda motor matik, mengenakan penutup wajah, dan langsung menyerang korban yang terkejut saat melintas di jalan gelap.

Usai membacok korban, mereka tak segan membakar dua motor milik korban sebelum kabur dari lokasi. Kapolres Sukoharjo, AKBP Anggaito Hadi Prabowo, merespons serius ultimatum dari PSHT.

Ia menyatakan bahwa pihak kepolisian sudah membentuk tim khusus dari Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Sukoharjo untuk menyelidiki dan mengungkap kasus ini secara intensif.

Penyelidikan dilakukan dengan memeriksa rekaman CCTV di jalur yang dilewati korban serta mengumpulkan keterangan saksi mata. Polisi juga melakukan patroli di sejumlah titik rawan untuk mengantisipasi potensi bentrok lanjutan di wilayah Sukoharjo. Kasus penyerangan ini memicu keresahan masyarakat Sukoharjo.

Banyak warga mengecam aksi kekerasan tersebut, yang dinilai merusak ketertiban umum dan memancing konflik antarkelompok. Berbagai organisasi masyarakat pun mendesak agar kasus ini segera diusut tuntas hingga pelaku berhasil ditangkap dan diproses hukum.

Hingga kini, kondisi para korban dilaporkan mulai membaik setelah mendapat perawatan medis. Namun, trauma akibat serangan mendadak itu masih membekas mendalam. Publik berharap polisi dapat segera membongkar motif di balik penyerangan sadis ini dan memastikan keadilan bagi korban