Ditanya Menag: Millennial, Kapan Nikah? Jangan Cuma Kumpul Kebo!

Menag Nasaruddin sampaikan pesan nikah untuk millennial
Sumber :
  • instagram @nasaruddin_umar

Viva, Banyumas - Pernikahan kembali menjadi sorotan setelah Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyampaikan pesan tegas kepada generasi millennial. Dalam acara nikah massal di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Sabtu (28/6/2025), Menag secara terbuka menyentil anak muda yang cenderung menunda bahkan enggan menikah secara sah.

“Generasi millennial, jadi kapan nikahnya? Jangan cuma pacaran atau kumpul kebo,” ungkap Nasaruddin dalam pidatonya, yang langsung mendapat perhatian publik yang dikutip dari laman Instagram @moodkalbar.

Menurut data yang disebutkan Menag, tren pernikahan di kalangan anak muda Indonesia terus menurun.

Fenomena ini dinilai mengkhawatirkan, terutama jika alasan utamanya karena terpengaruh gaya hidup negara-negara barat yang mengesampingkan nilai keagamaan dan pernikahan sah.

“Di luar negeri, banyak yang memilih pacaran tanpa ikatan resmi. Tapi ini Indonesia, negara Pancasila yang berketuhanan. Jangan sampai kita ikut arus,” ujarnya.

Menag juga menekankan bahwa menikah secara sah — baik secara agama maupun hukum negara — bukan sekadar formalitas.

Pernikahan merupakan pondasi penting dalam membangun keluarga yang harmonis, berkah, dan sesuai nilai keagamaan. Dalam konteks sosial dan agama, Menag melihat ada pergeseran paradigma di kalangan millennial, di mana komitmen jangka panjang lewat pernikahan justru dianggap menakutkan atau memberatkan.

Banyak dari mereka memilih hidup bersama tanpa status resmi, padahal hal itu bertentangan dengan ajaran agama dan nilai sosial yang dijunjung tinggi di Indonesia.

Nasaruddin mengingatkan bahwa menikah bukan hanya soal cinta, tetapi juga tanggung jawab, kehalalan hubungan, serta perlindungan bagi pasangan dan anak yang kelak lahir.

Ia mengajak anak muda untuk tidak ragu melangkah ke jenjang pernikahan jika sudah siap secara mental, finansial, dan spiritual. Pernyataan ini menjadi refleksi penting di tengah maraknya gaya hidup modern yang sering mengaburkan batasan nilai-nilai agama dan budaya.

Pemerintah melalui Kementerian Agama terus mendorong edukasi pernikahan sehat, berkualitas, dan sesuai syariat.

Acara nikah massal tersebut diikuti oleh puluhan pasangan dari berbagai daerah, dan menjadi simbol penguatan nilai-nilai pernikahan sah di masyarakat.

Diharapkan, langkah ini mampu menginspirasi lebih banyak generasi muda untuk tidak takut menikah dan membangun keluarga dengan cara yang benar

Viva, Banyumas - Pernikahan kembali menjadi sorotan setelah Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyampaikan pesan tegas kepada generasi millennial. Dalam acara nikah massal di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Sabtu (28/6/2025), Menag secara terbuka menyentil anak muda yang cenderung menunda bahkan enggan menikah secara sah.

“Generasi millennial, jadi kapan nikahnya? Jangan cuma pacaran atau kumpul kebo,” ungkap Nasaruddin dalam pidatonya, yang langsung mendapat perhatian publik yang dikutip dari laman Instagram @moodkalbar.

Menurut data yang disebutkan Menag, tren pernikahan di kalangan anak muda Indonesia terus menurun.

Fenomena ini dinilai mengkhawatirkan, terutama jika alasan utamanya karena terpengaruh gaya hidup negara-negara barat yang mengesampingkan nilai keagamaan dan pernikahan sah.

“Di luar negeri, banyak yang memilih pacaran tanpa ikatan resmi. Tapi ini Indonesia, negara Pancasila yang berketuhanan. Jangan sampai kita ikut arus,” ujarnya.

Menag juga menekankan bahwa menikah secara sah — baik secara agama maupun hukum negara — bukan sekadar formalitas.

Pernikahan merupakan pondasi penting dalam membangun keluarga yang harmonis, berkah, dan sesuai nilai keagamaan. Dalam konteks sosial dan agama, Menag melihat ada pergeseran paradigma di kalangan millennial, di mana komitmen jangka panjang lewat pernikahan justru dianggap menakutkan atau memberatkan.

Banyak dari mereka memilih hidup bersama tanpa status resmi, padahal hal itu bertentangan dengan ajaran agama dan nilai sosial yang dijunjung tinggi di Indonesia.

Nasaruddin mengingatkan bahwa menikah bukan hanya soal cinta, tetapi juga tanggung jawab, kehalalan hubungan, serta perlindungan bagi pasangan dan anak yang kelak lahir.

Ia mengajak anak muda untuk tidak ragu melangkah ke jenjang pernikahan jika sudah siap secara mental, finansial, dan spiritual. Pernyataan ini menjadi refleksi penting di tengah maraknya gaya hidup modern yang sering mengaburkan batasan nilai-nilai agama dan budaya.

Pemerintah melalui Kementerian Agama terus mendorong edukasi pernikahan sehat, berkualitas, dan sesuai syariat.

Acara nikah massal tersebut diikuti oleh puluhan pasangan dari berbagai daerah, dan menjadi simbol penguatan nilai-nilai pernikahan sah di masyarakat.

Diharapkan, langkah ini mampu menginspirasi lebih banyak generasi muda untuk tidak takut menikah dan membangun keluarga dengan cara yang benar