Fenomena Aphelion 2025: Saat Bumi Berada di Titik Terjauhnya dari Matahari dan Ukuran Matahari Tampak Lebih Kecil

Menanti Fenomena Aphlion
Sumber :
  • Pixabay

VIVA, Banyumas – Sesuai prediksi para astronom, fenomena aphelion akan terjadi pada 4 Juli 2025. Meskipun tidak sepopuler gerhana matahari atau supermoon, aphelion tetap menjadi peristiwa langit yang menarik untuk disimak. Fenomena ini hanya terjadi sekali dalam setahun dan menjadi bagian dari siklus orbit Bumi yang teratur. Meski tidak menimbulkan perubahan ekstrem, aphelion tetap penting dalam studi astronomi dan iklim Bumi.

Apa Itu Aphelion?

Aphelion adalah momen ketika Bumi berada pada titik terjauhnya dari Matahari dalam lintasan orbitnya yang berbentuk elips. Dalam posisi ini, jarak Bumi ke Matahari bisa mencapai sekitar 152,1 juta kilometer, lebih jauh dibanding saat perihelion—yakni titik terdekatnya dengan Matahari—yang terjadi setiap awal Januari. Perbedaan jarak ini mencapai sekitar 5 juta kilometer, namun tidak cukup besar untuk mengubah iklim secara signifikan.

Fenomena ini menunjukkan bahwa orbit Bumi tidak berbentuk lingkaran sempurna, melainkan elips yang sedikit lonjong. Meski perbedaan jarak antara aphelion dan perihelion tidak terlalu besar secara proporsional, hal ini cukup untuk memberikan wawasan penting tentang dinamika gerak planet di Tata Surya serta bagaimana hukum Kepler berlaku dalam kehidupan nyata.

Apa Dampak Aphelion pada Bumi?

Secara kasat mata, dampak aphelion memang tidak terlalu mencolok. Namun, salah satu hal yang bisa diamati adalah ukuran tampak Matahari yang sedikit lebih kecil dari biasanya. Meski demikian, perubahan ini sangat halus dan sulit dibedakan dengan mata telanjang tanpa alat bantu. Hanya melalui pengamatan teleskopis atau perbandingan foto dari waktu ke waktu perubahan ini bisa dikenali dengan jelas.

Beberapa orang mengaitkan aphelion dengan perubahan cuaca, namun secara ilmiah, perbedaan jarak ini tidak terlalu berpengaruh terhadap suhu global. Cuaca dan musim lebih dipengaruhi oleh kemiringan sumbu Bumi, bukan jaraknya dari Matahari. Oleh karena itu, meskipun Bumi berada lebih jauh dari Matahari saat aphelion, wilayah Bumi tertentu tetap bisa mengalami musim panas yang ekstrem.