Ibu dan Anak di Pemalang Jadi Korban Pelecehan, Keluarga Sembunyi di Kandang Ayam Takut Ancaman Pelaku
- pexel @Linda Eller-Shein
Viva, Banyumas - Kisah pilu datang dari satu keluarga asal Kecamatan Bantarbolang, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, yang kini terpaksa tinggal di sebuah kandang ayam di wilayah Pekalongan. Keputusan mengungsi ini bukan tanpa alasan.
Mereka kabur dari rumah karena takut dengan ancaman seorang pria berinisial Cas, yang diduga melakukan pelecehan kepada ibu dan salah satu anak perempuan keluarga tersebut. Keluarga yang berjumlah lima orang ini sudah sebulan lebih menempati salah satu bilik dalam kandang ayam.
Beruntung, kandang berisi sekitar 13 ribu ekor ayam tersebut sedang kosong karena masa panen. Kondisi darurat ini diambil demi keselamatan istri dan anak-anak. Kas (42), sang kepala keluarga, menuturkan istrinya, C (32), dan putrinya yang baru berusia 13 tahun, menjadi korban pelecehan yang terjadi di rumah mereka.
Peristiwa mengerikan tersebut berlangsung pada malam hari saat Kas sedang bekerja di Pekalongan.
Menurut pengakuan C, pelaku masuk ke rumah tanpa diketahui. Rumah sederhana mereka hanya terbuat dari kayu papan, sehingga meskipun dikunci, masih ada celah untuk orang masuk.
Dikutip dari informasi yang diunggah di akun Instagram @beritapekalongan1, C mengatakan saat itu ia sedang tidur bersama anak-anak. ia terbangun karena suara mencurigakan.
Saat ia lihat, ia sudah ada di kamar. Kas menceritakan bahwa sang istri dan anak tidak langsung bercerita karena mendapat ancaman dari pelaku. Kas mengatakan Kalau cerita, katanya akan dibunuh.
Setelah mereka akhirnya mengaku, ia langsung putuskan membawa keluarga ke sini. Dari pemeriksaan medis, anak perempuannya mengalami luka di bagian sensitif akibat tindakan kekerasan yang berulang.
Kas menyebut, putrinya mengalami peristiwa serupa hingga empat kali dalam rentang waktu April hingga Mei 2025. Keluarga ini kini hidup seadanya di kandang ayam yang menjadi tempat kerja Kas sehari-hari.
Ia berharap ada perlindungan hukum dan bantuan untuk memulihkan trauma keluarga, terutama sang anak. Pihak berwenang telah menerima laporan kasus kekerasan ini. Proses hukum sedang berjalan, dan keluarga korban mendapat pengawalan sementara agar terhindar dari intimidasi pelaku.
Kisah keluarga ini menjadi pengingat pentingnya keberanian melapor dan perlindungan maksimal bagi korban kekerasan. Masyarakat diimbau ikut peduli dan membantu jika mengetahui kejadian serupa di sekitar mereka
Viva, Banyumas - Kisah pilu datang dari satu keluarga asal Kecamatan Bantarbolang, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, yang kini terpaksa tinggal di sebuah kandang ayam di wilayah Pekalongan. Keputusan mengungsi ini bukan tanpa alasan.
Mereka kabur dari rumah karena takut dengan ancaman seorang pria berinisial Cas, yang diduga melakukan pelecehan kepada ibu dan salah satu anak perempuan keluarga tersebut. Keluarga yang berjumlah lima orang ini sudah sebulan lebih menempati salah satu bilik dalam kandang ayam.
Beruntung, kandang berisi sekitar 13 ribu ekor ayam tersebut sedang kosong karena masa panen. Kondisi darurat ini diambil demi keselamatan istri dan anak-anak. Kas (42), sang kepala keluarga, menuturkan istrinya, C (32), dan putrinya yang baru berusia 13 tahun, menjadi korban pelecehan yang terjadi di rumah mereka.
Peristiwa mengerikan tersebut berlangsung pada malam hari saat Kas sedang bekerja di Pekalongan.
Menurut pengakuan C, pelaku masuk ke rumah tanpa diketahui. Rumah sederhana mereka hanya terbuat dari kayu papan, sehingga meskipun dikunci, masih ada celah untuk orang masuk.
Dikutip dari informasi yang diunggah di akun Instagram @beritapekalongan1, C mengatakan saat itu ia sedang tidur bersama anak-anak. ia terbangun karena suara mencurigakan.
Saat ia lihat, ia sudah ada di kamar. Kas menceritakan bahwa sang istri dan anak tidak langsung bercerita karena mendapat ancaman dari pelaku. Kas mengatakan Kalau cerita, katanya akan dibunuh.
Setelah mereka akhirnya mengaku, ia langsung putuskan membawa keluarga ke sini. Dari pemeriksaan medis, anak perempuannya mengalami luka di bagian sensitif akibat tindakan kekerasan yang berulang.
Kas menyebut, putrinya mengalami peristiwa serupa hingga empat kali dalam rentang waktu April hingga Mei 2025. Keluarga ini kini hidup seadanya di kandang ayam yang menjadi tempat kerja Kas sehari-hari.
Ia berharap ada perlindungan hukum dan bantuan untuk memulihkan trauma keluarga, terutama sang anak. Pihak berwenang telah menerima laporan kasus kekerasan ini. Proses hukum sedang berjalan, dan keluarga korban mendapat pengawalan sementara agar terhindar dari intimidasi pelaku.
Kisah keluarga ini menjadi pengingat pentingnya keberanian melapor dan perlindungan maksimal bagi korban kekerasan. Masyarakat diimbau ikut peduli dan membantu jika mengetahui kejadian serupa di sekitar mereka