Setelah 12 Hari Perang Israel dan Iran Kompak Mengaku Menang, Siapa yang Bohong?

Ilustrasi Iran dan Israel Saling Klaim Menang Perang
Sumber :
  • pexel @pixabay

Viva, Banyumas - Konflik bersenjata selama 12 hari antara Israel dan Iran memang telah berhenti, tetapi tensi politik dan perang opini masih berlanjut. Alih-alih mereda, masing-masing negara kini berlomba mengklaim diri sebagai pihak yang menang dalam konfrontasi tersebut. Klaim kemenangan dari dua arah ini membuat publik internasional bertanya-tanya soal kebenaran di balik pernyataan masing-masing.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan tegas menyatakan bahwa negaranya berhasil mencetak “kemenangan bersejarah” dalam operasi militer melawan Iran.

Salah satu pencapaian yang ia soroti adalah keberhasilan militer Israel dalam menghancurkan tiga lokasi fasilitas nuklir utama milik Iran, yakni di Arak, Natanz, dan Isfahan. Aksi tersebut dianggap sebagai pukulan besar terhadap kekuatan strategis Iran.

Netanyahu juga menegaskan bahwa keberhasilan menghentikan proyek nuklir Iran adalah bagian dari misi jangka panjang Israel dalam menghadapi “poros kejahatan” di Timur Tengah.

Meski gencatan senjata telah diumumkan, narasi saling klaim ini menunjukkan bahwa konflik belum benar-benar usai. Di balik ketenangan permukaan, baik Israel maupun Iran masih terus memainkan perang psikologis dan diplomasi agresif.

Netanyahu juga menyatakan bahwa Israel akan terus menggagalkan segala bentuk rekonstruksi program nuklir oleh Teheran.

Ia menegaskan bahwa misi negaranya belum selesai hingga seluruh jaringan musuh, termasuk Hamas, dilumpuhkan dan semua tentara Israel yang diculik berhasil dibebaskan.