Bahlil Ungkap Solusi Kenaikan Harga Minyak: Doa, Ikhtiar, dan Jangan Gantungkan Diri pada Negara Lain
- instagram @bahlillahadalia
Viva, Banyumas - Menteri ESDM Bahlil Lahadalia kembali menegaskan pentingnya kesiapan Indonesia menghadapi gejolak global, khususnya potensi naiknya harga minyak akibat konflik di Timur Tengah. Dalam forum Jakarta Geopolitical Forum ke-9, Bahlil menekankan bahwa bangsa ini harus menghadapi tantangan melalui doa dan ikhtiar, tanpa menggantungkan diri pada negara lain yang kini tengah fokus pada urusan dalam negerinya masing-masing.
Menurut Bahlil Lahadalia, kondisi dunia yang penuh ketidakpastian membuat banyak negara enggan memberikan bantuan konkret, termasuk saat krisis energi melanda. Oleh karena itu, Menteri ESDM itu mengajak semua elemen bangsa untuk tidak bersikap pasif, melainkan aktif mengantisipasi dampak lonjakan harga minyak dengan memperkuat doa dan ikhtiar sebagai bentuk kesiapsiagaan nasional.
Ia menilai, terlalu menggantungkan diri pada negara lain justru bisa melemahkan posisi Indonesia. Dalam forum yang membahas ketahanan energi global tersebut, Bahlil Lahadalia juga mengungkap bahwa diplomasi tidak selalu bisa menjadi solusi ketika semua negara sedang memprioritaskan kepentingannya masing-masing.
Karena itu, Menteri ESDM menegaskan kembali bahwa harga minyak yang terus berfluktuasi harus dihadapi dengan semangat kemandirian nasional, serta mengandalkan doa dan ikhtiar, alih-alih terus menggantungkan diri pada negara lain.
Menurut Bahlil, kondisi global saat ini sedang tidak stabil. Konflik antara negara-negara besar seperti Iran dan Israel dapat berimbas langsung pada pasokan energi dunia. Dalam situasi seperti itu, hampir semua negara akan lebih fokus pada kepentingan dalam negerinya masing-masing.
Oleh karena itu, Indonesia tidak bisa hanya berpangku tangan atau berharap pertolongan dari luar. Dikutip dari akun Instagram @voktis.id Bahlil mengeaskan Indonesia nggak bisa berharap pada negara lain dalam kondisi seperti ini. Karena hampir semua negara juga sedang memikirkan tentang negara mereka sendiri.
Ia menambahkan, hanya doa dan ikhtiar dari bangsa ini sendiri yang bisa menyelamatkan perekonomian nasional di tengah krisis energi global. Pemerintah, kata Bahlil, sebelumnya juga telah menjalin komunikasi dengan sejumlah menteri ekonomi dan energi dari berbagai negara ketika ketegangan antara Iran dan Israel memuncak.
Namun, ia menilai bahwa diplomasi energi pun memiliki batas, terutama saat kepentingan nasional masing-masing negara mulai mendominasi.
Bahlil juga mengingatkan bahwa kenaikan harga minyak dunia bisa memberikan tekanan signifikan terhadap APBN dan subsidi energi, sehingga kesiapan internal sangat penting.
Dalam forum tersebut, ia mendorong semua pihak, mulai dari pemerintah pusat hingga daerah, untuk mengantisipasi skenario terburuk dengan perencanaan yang matang.
Pernyataan ini sekaligus menjadi sinyal bahwa tantangan energi ke depan bukan hanya soal pasokan, tapi juga soal ketahanan nasional dan semangat kolektif untuk bertahan. Di tengah ancaman global, doa, ikhtiar, dan kemandirian menjadi kata kunci yang ditekankan oleh Menteri ESDM
Viva, Banyumas - Menteri ESDM Bahlil Lahadalia kembali menegaskan pentingnya kesiapan Indonesia menghadapi gejolak global, khususnya potensi naiknya harga minyak akibat konflik di Timur Tengah. Dalam forum Jakarta Geopolitical Forum ke-9, Bahlil menekankan bahwa bangsa ini harus menghadapi tantangan melalui doa dan ikhtiar, tanpa menggantungkan diri pada negara lain yang kini tengah fokus pada urusan dalam negerinya masing-masing.
Menurut Bahlil Lahadalia, kondisi dunia yang penuh ketidakpastian membuat banyak negara enggan memberikan bantuan konkret, termasuk saat krisis energi melanda. Oleh karena itu, Menteri ESDM itu mengajak semua elemen bangsa untuk tidak bersikap pasif, melainkan aktif mengantisipasi dampak lonjakan harga minyak dengan memperkuat doa dan ikhtiar sebagai bentuk kesiapsiagaan nasional.
Ia menilai, terlalu menggantungkan diri pada negara lain justru bisa melemahkan posisi Indonesia. Dalam forum yang membahas ketahanan energi global tersebut, Bahlil Lahadalia juga mengungkap bahwa diplomasi tidak selalu bisa menjadi solusi ketika semua negara sedang memprioritaskan kepentingannya masing-masing.
Karena itu, Menteri ESDM menegaskan kembali bahwa harga minyak yang terus berfluktuasi harus dihadapi dengan semangat kemandirian nasional, serta mengandalkan doa dan ikhtiar, alih-alih terus menggantungkan diri pada negara lain.
Menurut Bahlil, kondisi global saat ini sedang tidak stabil. Konflik antara negara-negara besar seperti Iran dan Israel dapat berimbas langsung pada pasokan energi dunia. Dalam situasi seperti itu, hampir semua negara akan lebih fokus pada kepentingan dalam negerinya masing-masing.
Oleh karena itu, Indonesia tidak bisa hanya berpangku tangan atau berharap pertolongan dari luar. Dikutip dari akun Instagram @voktis.id Bahlil mengeaskan Indonesia nggak bisa berharap pada negara lain dalam kondisi seperti ini. Karena hampir semua negara juga sedang memikirkan tentang negara mereka sendiri.
Ia menambahkan, hanya doa dan ikhtiar dari bangsa ini sendiri yang bisa menyelamatkan perekonomian nasional di tengah krisis energi global. Pemerintah, kata Bahlil, sebelumnya juga telah menjalin komunikasi dengan sejumlah menteri ekonomi dan energi dari berbagai negara ketika ketegangan antara Iran dan Israel memuncak.
Namun, ia menilai bahwa diplomasi energi pun memiliki batas, terutama saat kepentingan nasional masing-masing negara mulai mendominasi.
Bahlil juga mengingatkan bahwa kenaikan harga minyak dunia bisa memberikan tekanan signifikan terhadap APBN dan subsidi energi, sehingga kesiapan internal sangat penting.
Dalam forum tersebut, ia mendorong semua pihak, mulai dari pemerintah pusat hingga daerah, untuk mengantisipasi skenario terburuk dengan perencanaan yang matang.
Pernyataan ini sekaligus menjadi sinyal bahwa tantangan energi ke depan bukan hanya soal pasokan, tapi juga soal ketahanan nasional dan semangat kolektif untuk bertahan. Di tengah ancaman global, doa, ikhtiar, dan kemandirian menjadi kata kunci yang ditekankan oleh Menteri ESDM